Kasongan (ANTARA) - Warga Kelurahan Pegatan Hulu dan Pegatan Hilir, Kecamatan Katingan Kuala, Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah melakukan aksi demonstrasi sebagai bentuk kekecewaan atas padamnya listrik PLN sekitar tiga minggu belakangan ini di wilayah setempat.
"Demo pagi ini merupakan puncak kekecewaan warga," kata Camat Katingan Kuala Hariadi Utomo saat dihubungi di Pegatan, Rabu.
Hariadi menyebut, padamnya listrik yang berlarut-larut tanpa alasan yang jelas dialami warga ibu kota Kecamatan Katingan Kuala yakni
Kelurahan Pegatan Hulu, Kelurahan Pegatan Hilir, Desa Kampung Tengah dan Desa Kampung Keramat.
Kejadian itu sangat merugikan perekonomian masyarakat, khususnya pelajar, pelaku UMKM dan para nelayan yang merupakan mata pencarian utama sebagian masyarakat Pegatan. Mereka harus mengeluarkan dana lebih untuk membeli solar yang dipakai diantaranya membuat es untuk mengawetkan hasil tangkapannya dan produksi olahan ikan.
"Kejadian ini bukan kali pertama terjadi tapi sering dan berulang-ulang. Warga menuntut supaya pak Unggul selaku Kepala ULD PLN Katingan Kuala, Mendawai dan Telaga Pulang diganti," ujar Hariadi mewakili warga.
Dia menceritakan, satu minggu sebelum terjadi aksi demo ratusan warga itu, pihaknya memanggil kepala ULD PLN guna mempertanyakan kenapa hal itu bisa terjadi dan kapan listrik bisa normal lagi. Sangat disayangkan, yang datang hanya karyawan yang bertugas sebagai operator.
Dari pertemuan tersebut, para karyawan mengaku pemadaman yang terjadi telah dilaporkan kepada pimpinannya yang berada di Sampit, namun tidak direspons sesuai yang diharapkan. Kondisi itupun terus terjadi.
Baca juga: Sekda Katingan minta OPD cermati usulan program prioritas musrenbang
"Lalu saya ambil alih dengan menelpon kantor PLN Palangka Raya dan diterima oleh pak Mukhtar. Beliau langsung merespons agar segera dilakukan perbaikan dan biayanya diajukan ke PLN Palangka Raya. Mudah-mudahan empat hari lagi bisa pulih sembari menunggu mesin baru dari Kaltim," ucapnya.
Warga melakukan aksi berjalan kaki dari pasar Pegatan menuju kantor PLN yang jaraknya berkisar 3 kilometer. Dalam aksi demo itu, warga menuntut agar pihak PLN bertanggung jawab dan memberikan penjelasan atas kerusakan mesin PLN yang berakibat terjadi padam berlarut-larut.
Kekecewaan warga semakin bertambah setelah mengetahui pimpinan ULD PLN Pegatan sangat jarang ada di tempat. Sehingga tidak ada manajemen kontrol pimpinan terhadap bawahan dalam pelayanan maksimal dan pemeliharaan mesin.
Pertemuan antara warga peserta aksi demo dengan pihak PLN di depan kantor PLN itu yang dihadiri Camat Katingan Kuala, Polsek dan Koramil Pegatan sebagai mediator. Warga menuntut agar dihadirkan pimpinan PLN untuk memberikan penjelasan atas padamnya listrik yang sangat merugikan.
Hasil pertemuan itu, pihak PLN memberikan surat pernyataan yang dibacakan oleh salah satu karyawan bernama Murdiansyah. Pernyataan itu berisikan empat poin yakni, pertama diusahakan semaksimal mungkin merakit mesin MTU dari Kotabaru hidup hari ini.
Kedua, jika alat PCC mesin induk Cummins sudah datang dari Balikpapan, maka mesin bisa operasi dan normal kembali. Ketiga, diusahakan untuk mendatangkan pimpinan PLN. Poin terakhir, PLN berjanji meningkatkan kinerja di ULD Pegatan, antisipasi sebelum kerusakan yang fatal. Seusai dibacakannya pernyataan tersebut, warga aksi demo membubarkan diri.
"Dengan adanya kejadian ini, diharapkan terjadi perubahan dalam tubuh PLN ULD Pegatan menjadi lebih baik ke depannya, tidak terjadi lagi mati listrik. Hal yang paling diidamkan dan diingini masyarakat adalah listrik bisa menyala selama 24 jam penuh," demikian Hariadi Utomo.
Baca juga: Poisi amankan dua terduga pengedar sabu di Katingan
Baca juga: Bupati sebut kehidupan beragama di Katingan sangat harmonis
Baca juga: Awal 2023 permohonan dispensasi pernikahan dini di Katingan tinggi
"Demo pagi ini merupakan puncak kekecewaan warga," kata Camat Katingan Kuala Hariadi Utomo saat dihubungi di Pegatan, Rabu.
Hariadi menyebut, padamnya listrik yang berlarut-larut tanpa alasan yang jelas dialami warga ibu kota Kecamatan Katingan Kuala yakni
Kelurahan Pegatan Hulu, Kelurahan Pegatan Hilir, Desa Kampung Tengah dan Desa Kampung Keramat.
Kejadian itu sangat merugikan perekonomian masyarakat, khususnya pelajar, pelaku UMKM dan para nelayan yang merupakan mata pencarian utama sebagian masyarakat Pegatan. Mereka harus mengeluarkan dana lebih untuk membeli solar yang dipakai diantaranya membuat es untuk mengawetkan hasil tangkapannya dan produksi olahan ikan.
"Kejadian ini bukan kali pertama terjadi tapi sering dan berulang-ulang. Warga menuntut supaya pak Unggul selaku Kepala ULD PLN Katingan Kuala, Mendawai dan Telaga Pulang diganti," ujar Hariadi mewakili warga.
Dia menceritakan, satu minggu sebelum terjadi aksi demo ratusan warga itu, pihaknya memanggil kepala ULD PLN guna mempertanyakan kenapa hal itu bisa terjadi dan kapan listrik bisa normal lagi. Sangat disayangkan, yang datang hanya karyawan yang bertugas sebagai operator.
Dari pertemuan tersebut, para karyawan mengaku pemadaman yang terjadi telah dilaporkan kepada pimpinannya yang berada di Sampit, namun tidak direspons sesuai yang diharapkan. Kondisi itupun terus terjadi.
Baca juga: Sekda Katingan minta OPD cermati usulan program prioritas musrenbang
"Lalu saya ambil alih dengan menelpon kantor PLN Palangka Raya dan diterima oleh pak Mukhtar. Beliau langsung merespons agar segera dilakukan perbaikan dan biayanya diajukan ke PLN Palangka Raya. Mudah-mudahan empat hari lagi bisa pulih sembari menunggu mesin baru dari Kaltim," ucapnya.
Warga melakukan aksi berjalan kaki dari pasar Pegatan menuju kantor PLN yang jaraknya berkisar 3 kilometer. Dalam aksi demo itu, warga menuntut agar pihak PLN bertanggung jawab dan memberikan penjelasan atas kerusakan mesin PLN yang berakibat terjadi padam berlarut-larut.
Kekecewaan warga semakin bertambah setelah mengetahui pimpinan ULD PLN Pegatan sangat jarang ada di tempat. Sehingga tidak ada manajemen kontrol pimpinan terhadap bawahan dalam pelayanan maksimal dan pemeliharaan mesin.
Pertemuan antara warga peserta aksi demo dengan pihak PLN di depan kantor PLN itu yang dihadiri Camat Katingan Kuala, Polsek dan Koramil Pegatan sebagai mediator. Warga menuntut agar dihadirkan pimpinan PLN untuk memberikan penjelasan atas padamnya listrik yang sangat merugikan.
Hasil pertemuan itu, pihak PLN memberikan surat pernyataan yang dibacakan oleh salah satu karyawan bernama Murdiansyah. Pernyataan itu berisikan empat poin yakni, pertama diusahakan semaksimal mungkin merakit mesin MTU dari Kotabaru hidup hari ini.
Kedua, jika alat PCC mesin induk Cummins sudah datang dari Balikpapan, maka mesin bisa operasi dan normal kembali. Ketiga, diusahakan untuk mendatangkan pimpinan PLN. Poin terakhir, PLN berjanji meningkatkan kinerja di ULD Pegatan, antisipasi sebelum kerusakan yang fatal. Seusai dibacakannya pernyataan tersebut, warga aksi demo membubarkan diri.
"Dengan adanya kejadian ini, diharapkan terjadi perubahan dalam tubuh PLN ULD Pegatan menjadi lebih baik ke depannya, tidak terjadi lagi mati listrik. Hal yang paling diidamkan dan diingini masyarakat adalah listrik bisa menyala selama 24 jam penuh," demikian Hariadi Utomo.
Baca juga: Poisi amankan dua terduga pengedar sabu di Katingan
Baca juga: Bupati sebut kehidupan beragama di Katingan sangat harmonis
Baca juga: Awal 2023 permohonan dispensasi pernikahan dini di Katingan tinggi