Palangka Raya (ANTARA) - Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Provinsi Kalimantan Tengah turut mendukung percepatan penurunan stunting atau gangguan pertumbuhan di daerah setempat melalui pelaksanaan Posyandu Praja Wibawa.
"Kegiatan ini sudah kami lakukan sejak beberapa tahun terakhir, bekerja sama dengan pihak puskesmas," kata Kepala Satpol PP Kalteng, Baru I Sangkai di Palangka Raya, Rabu.
Dia menjabarkan, Satuan Polisi Pamong Praja Kalimantan Tengah sebagai bagian dari agen perubahan atau agent of change melalui Posyandu Praja Wibawa, di antaranya melaksanakan kegiatan pelayanan posyandu kepada anak dan istri anggota.
"Selain melibatkan petugas puskesmas, kami juga turut melibatkan pengurus Dharma Wanita Satpol PP dalam kegiatan ini," jelasnya.
Baca juga: Bulog Kapuas jual beras harga terjangkau kendalikan inflasi
Pelayanan Posyandu Praja Wibawa bukan hanya sekadar pengecekan rutin kondisi kesehatan janin pada ibu hamil serta tumbuh kembang anak, namun juga disertai pemberian vitamin dan makanan penunjang yang sudah sesuai dengan standarisasi program pencegahan stunting.
"Melalui kegiatan ini kami ingin anggota Satpol PP Kalteng dan keluarga, dapat menjadi contoh langsung atau teladan bagi masyarakat dalam upaya pencegahan stunting, di antaranya dengan peduli terhadap perkembangan kesehatan," terangnya.
Selain itu, dia mengatakan, anggota Satpol PP Kalteng juga secara aktif mendukung pencegahan stunting dengan menggiatkan sosialisasi maupun mengedukasi masyarakat di lapangan. Melalui edukasi diharapkan masyarakat semakin sadar dan peduli, dalam mencegah stunting.
Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kalimantan Tengah Nuryakin mengatakan, berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada 2022 prevalensi stunting di provinsi setempat turun sebesar 0,5 persen.
"Sebelumnya pada 2021 Kalimantan Tengah berada pada angka prevalensi 27,4 persen dan pada 2022 turun menjadi 26,9 persen," ujarnya.
Dia menjelaskan, berdasarkan SSGI 2022, terjadi kecenderungan daerah yang sebelumnya memiliki prevalensi stunting tinggi bisa menurun cukup signifikan, seperti Kabupaten Gunung Mas, Kapuas, Kotawaringin Timur, dan Barito Timur. Di sisi lain, ada beberapa daerah mengalami peningkatan prevalensi stunting, antara lain Murung Raya, Barito Selatan, dan Seruyan.
"Maka perlu kolaborasi dan bekerja sama untuk menggerakkan kabupaten/kota agar lebih cepat dalam penurunan angka stunting," tegasnya.
Baca juga: Pergatsi dorong Kalteng perbanyak turnamen untuk promosikan gateball
Baca juga: Disnakertrans Kalteng beri pelatihan kerja dukung ketahanan pangan
Baca juga: Kemenkopolhukam dukung upaya percepatan penerapan SPBE di Kalteng