Magelang (ANTARA) - Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah Inspektur Jenderal Polisi Ahmad Luthfi menyatakan potongan kedua kaki korban meninggal dalam peristiwa ledakan bubuk mercon di Dusun Junjungan, Desa Giriwarno, Kaliangkrik, Kabupaten Magelang, atas nama Mufid (33) masih belum ditemukan.

"Kedua kaki korban belum ditemukan dan terus kita lakukan investigasi terkait korban yang meninggal sehingga purna, benar bahwa korban itu dampak dari ledakan," kata Ahmad Luthfi di Magelang, Senin.

Peristiwa ledakan yang terjadi Minggu (26/3) malam tersebut juga mengakibatkan dua orang mengalami luka-luka dan tiga orang menderita sesak napas. Mereka sempat dibawa ke rumah sakit dan sekarang sudah diperbolehkan pulang.

Selain itu, ledakan bahan pembuat petasan itu juga mengakibatkan sedikitnya 11 bangunan rumah di sekitar tempat kejadian perkara mengalami kerusakan.

Baca juga: Polisi dalami kasus ledakan bubuk mesiu

Kapolda menyampaikan berdasarkan pengembangan kasus ini, Polda Jateng telah membentuk tim khusus dipimpin oleh direktur Reskrimum dan telah menemukan 10 kilogram bahan pembuat petasan dari beberapa pemilik. Untuk sementara ini telah diamankan satu orang tersangka berinisial I.

"Ini merupakan warning bagi kita semua. Pengembangan ini akan kita teruskan untuk menjadikan pembelajaran bagi masyarakat yang lain," katanya.

Kapolda menambahkan pihaknya sudah berkoordinasi dengan kapolres, dandim, dan bupati untuk dilakukan kerja bakti membantu masyarakat yang terdampak ledakan itu.

Baca juga: Diduga akibat ledakan petasan, satu orang tewas di Majenang

"Hari ini TKP akan kita buka dan semalam kita rapatkan jangan sampai masih ada bahan-bahan lain dari sumber ledakan," katanya.

Dalam pemeriksaan TKP, Polda Jateng menurunkan tim Gegana, Inafis, dan Laboratorium Forensik. Dari hasil penyelidikan, ledakan yang terjadi kategori rendah karena dari bahan-bahan pembuat petasan, seperti potasium, sulfur, dan bubuk aluminium.

Kapolda menyampaikan beberapa saksi yang dimintai keterangan mengatakan bahwa di rumah korban tempat terjadinya ledakan terdapat bahan pembuat petasan sebanyak 7,5 kilogram. 
Sebelumnya, pihak kepolisian melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) peristiwa ledakan yang diduga berasal dari bahan baku pembuatan petasan di Dusun Pulosari, Desa Sukosari, Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Kapolres Batu AKBP Oskar Syamsuddin di Dusun Pulosari, Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang, Minggu mengatakan bahwa proses olah TKP tersebut dilakukan bersama dengan Unit Penjinak Bom dan Labfor Polda Jatim, serta Unit Reskrim Polres Batu.

Baca juga: Polisi selidik ledakan dekat rumah jurnalis Papua Victor Mambor

"Olah TKP dibantu dari Unit Jibom Polda Jatim, Labfor Polda Jatim dan Unit Reskrim Polres Batu," kata Oskar.

Oskar menjelaskan, dalam proses olah TKP tersebut, petugas menemukan serbuk yang diduga merupakan bahan baku untuk membuat petasan. Ada empat kantong bahan baku yang ditemukan pada lokasi tersebut.

Menurutnya, selain menemukan bahan baku untuk membuat petasan tersebut petugas juga menemukan sejumlah petasan dan kembang api di lokasi kejadian. Kemudian, juga ditemukan sendok kecil yang ditengarai dipergunakan untuk mengambil bahan baku petasan itu.

Baca juga: Korban ledakan bom bunuh diri di Markas Polsek Astanaanyar dimakamkan di Bandung

"Ada beberapa temuan lain yang kita temukan di lokasi. Barang bukti itu diamankan terlebih dahulu oleh labfor untuk diuji," katanya.

Selain itu, lanjutnya, petugas juga meminta keterangan sejumlah saksi terkait peristiwa ledakan yang terjadi pada Sabtu (11/3) pukul 18.30 WIB tersebut. Berdasarkan keterangan saksi, korban bernama Hasan (18) yang meninggal dunia itu, memang seringkali membuat petasan.

"Setiap tahun, korban ini membuat petasan. Itu untuk dipergunakan pada saat Ramadhan, kita akan lakukan pendalaman," ujarnya.

Baca juga: Dua orang meninggal di Bengkulu akibat ledakan mesin rebusan TBS

Dalam proses sterilisasi dan olah TKP tersebut dilakukan secara tertutup oleh sejumlah personel dari Unit Penjinak Bom dan Labfor Polda Jawa Timur. Proses tersebut dilakukan kurang lebih mulai pukul 08.00 WIB hingga 13.00 WIB.

Akibat peristiwa ledakan tersebut, orang berinisial Hasan berusia 18 tahun warga setempat dilaporkan meninggal dunia akibat ledakan yang diduga berasal dari bahan baku pembuatan petasan itu.

Selain itu, ledakan yang terjadi kurang lebih pukul 18.30 WIB tersebut juga menyebabkan dua orang mengalami luka dan harus dirawat ke rumah sakit terdekat, serta menyebabkan tiga rumah rusak.
 
Baca juga: Seorang pekerja di Aceh Timur tewas saat ledakan sumur minyak

Baca juga: Polisi selidiki kasus ledakan di desa Randegan
 

Pewarta : Heru Suyitno
Uploader : Ronny
Copyright © ANTARA 2024