Kuala Kapuas (ANTARA) - Seorang perempuan lanjut usia yang ditemukan meninggal dunia di semak berair Kelurahan Selat Utara, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, pada Minggu (23/4), diduga meninggal karena kelaparan.
"Karena saat di TKP tidak ditemukan makanan yang dibawa oleh korban melainkan hanya sampah-sampah plastik yang dibawa," kata Kapolres Kapuas, AKBP Kurniawan Hartono melalui Kasat Reskrim Polres Kapuas, Iptu Iyudi Hartanto di Kuala Kapuas, Selasa.
Selain itu, kata Iyudi, untuk TKP ditemukannya korban seorang perempuan lanjut usia berinisial S (69) warga Kelurahan Selat Tengah, Kuala Kapuas ini, berada di tengah semak-semak yang jaraknya 1 kilometer dari pemukiman warga setempat.
Hasil olah TKP, posisi korban pada saat ditemukan telentang mengapung di atas semak berair dengan posisi kepala arah utara, sebagian tubuh korban sudah membusuk.
Di sebelah kanan korban ditemukan barang-barang diduga milik korban yaitu baju rok/daster warna hitam, jilbab warna putih barang-barang bekas seperti tali rapiah dalam satu kantong plastik.
Baca juga: Warga Kapuas digegerkan temukan sesosok mayat perempuan membusuk
Menurut keterangan saksi, korban mengalami pikun karena sudah tua dan sering jalan sendiri tanpa tujuan dengan membawa sampah-sampah plastik kosong dan sudah tidak kembali ke rumah sekitar satu minggu.
Berdasarkan keterangan dari anak korban bermula pada Minggu (16/4) pada saat anak korban pulang ke rumah, mengetahui saat itu korban sudah tidak berada di rumah.
Namun, karena korban mempunyai kebiasaan pada saat keluar rumah biasanya korban kembali lagi ke rumah, kondisi korban sudah tua dan juga ada mengalami pikun.
"Tetapi, korban tidak juga kunjung kembali ke rumah. Karena khawatir, kemudian anak korban berusaha meminta bantuan dengan pihak relawan dan teman-temannya untuk mencari orang tuanya," terangnya.
Baca juga: Alami peningkatan, DPRD Kapuas apresiasi antusias warga ikuti pawai takbir
Kemudian, pada Selasa (18/4) anak korban melaporkan ke pihak Polres Kapuas kalau orang tuanya tidak pulang dari hari Minggu.
Selanjutnya pada hari Rabu (19/4), anak korban mendapat informasi dari temanya kalau orang tuanya ada diantar orang ke daerah Handel Ulis. Lalu, anak korban bersama keluarga dan warga mencari korban di daerah Handel Ulis, namun usaha tersebut juga belum membuahkan hasil.
Hingga pada Minggu (23/4), anak korban kembali meminta bantuan warga Handel Ulis, sekitar 10 orang untuk mencari korban, kemudian pada saat anak korban bersama warga mencari di sekitar Malang I Handel Ulis warga dan anaknya mencium bau yang kurang sedap.
Baca juga: Puluhan mobil hias meriahkan pawai takbir di Kapuas
Warga dan anak korban lalu mencari asal bau tersebut, dan ternyata bau itu berasal dari seseorang mayat perempuan yang setelah di amati mayat tersebut adalah korban yang sedang dicari. Selanjutnya anak korban melaporkan penemuan mayat tersebut ke pihak kepolisian.
"Hasil kesimpulan sementara, barang bukti yang ada di TKP ada persamaan dengan keterangan keluarga bahwa barang tersebut milik korban," demikian Iyudi Hartanto.
Baca juga: Satlantas Polres Kapuas tingkatkan penjagaan daerah rawan laka lantas
Baca juga: Semburan lumpur gegerkan warga Kapuas
Baca juga: Suami mengamuk aniaya istri hingga tewas di Kapuas
"Karena saat di TKP tidak ditemukan makanan yang dibawa oleh korban melainkan hanya sampah-sampah plastik yang dibawa," kata Kapolres Kapuas, AKBP Kurniawan Hartono melalui Kasat Reskrim Polres Kapuas, Iptu Iyudi Hartanto di Kuala Kapuas, Selasa.
Selain itu, kata Iyudi, untuk TKP ditemukannya korban seorang perempuan lanjut usia berinisial S (69) warga Kelurahan Selat Tengah, Kuala Kapuas ini, berada di tengah semak-semak yang jaraknya 1 kilometer dari pemukiman warga setempat.
Hasil olah TKP, posisi korban pada saat ditemukan telentang mengapung di atas semak berair dengan posisi kepala arah utara, sebagian tubuh korban sudah membusuk.
Di sebelah kanan korban ditemukan barang-barang diduga milik korban yaitu baju rok/daster warna hitam, jilbab warna putih barang-barang bekas seperti tali rapiah dalam satu kantong plastik.
Baca juga: Warga Kapuas digegerkan temukan sesosok mayat perempuan membusuk
Menurut keterangan saksi, korban mengalami pikun karena sudah tua dan sering jalan sendiri tanpa tujuan dengan membawa sampah-sampah plastik kosong dan sudah tidak kembali ke rumah sekitar satu minggu.
Berdasarkan keterangan dari anak korban bermula pada Minggu (16/4) pada saat anak korban pulang ke rumah, mengetahui saat itu korban sudah tidak berada di rumah.
Namun, karena korban mempunyai kebiasaan pada saat keluar rumah biasanya korban kembali lagi ke rumah, kondisi korban sudah tua dan juga ada mengalami pikun.
"Tetapi, korban tidak juga kunjung kembali ke rumah. Karena khawatir, kemudian anak korban berusaha meminta bantuan dengan pihak relawan dan teman-temannya untuk mencari orang tuanya," terangnya.
Baca juga: Alami peningkatan, DPRD Kapuas apresiasi antusias warga ikuti pawai takbir
Kemudian, pada Selasa (18/4) anak korban melaporkan ke pihak Polres Kapuas kalau orang tuanya tidak pulang dari hari Minggu.
Selanjutnya pada hari Rabu (19/4), anak korban mendapat informasi dari temanya kalau orang tuanya ada diantar orang ke daerah Handel Ulis. Lalu, anak korban bersama keluarga dan warga mencari korban di daerah Handel Ulis, namun usaha tersebut juga belum membuahkan hasil.
Hingga pada Minggu (23/4), anak korban kembali meminta bantuan warga Handel Ulis, sekitar 10 orang untuk mencari korban, kemudian pada saat anak korban bersama warga mencari di sekitar Malang I Handel Ulis warga dan anaknya mencium bau yang kurang sedap.
Baca juga: Puluhan mobil hias meriahkan pawai takbir di Kapuas
Warga dan anak korban lalu mencari asal bau tersebut, dan ternyata bau itu berasal dari seseorang mayat perempuan yang setelah di amati mayat tersebut adalah korban yang sedang dicari. Selanjutnya anak korban melaporkan penemuan mayat tersebut ke pihak kepolisian.
"Hasil kesimpulan sementara, barang bukti yang ada di TKP ada persamaan dengan keterangan keluarga bahwa barang tersebut milik korban," demikian Iyudi Hartanto.
Baca juga: Satlantas Polres Kapuas tingkatkan penjagaan daerah rawan laka lantas
Baca juga: Semburan lumpur gegerkan warga Kapuas
Baca juga: Suami mengamuk aniaya istri hingga tewas di Kapuas