Palangka Raya (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah terus meningkatkan antisipasi terhadap ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di berbagai daerah, salah satunya di kawasan gambut yang rawan terbakar.
Asisten Administrasi Umum Setda Kalimantan Tengah Sri Suwanto di Palangka Raya, Jumat, menjelaskan berdasarkan informasi dari Badan Restorasi Gambut dan Mangrove Indonesia (BRGMI) untuk wilayah Kalimantan Tengah terdapat kawasan hutan gambut (KHG) yang terprediksi memiliki status kekeringan-kerentanan kategori bahaya (kering/mudah terbakar) di KHG Sungai Buluh Besar-Sungai Seruyan.
Baca juga: Penyaluran Bantuan Pangan CBP di sembilan kabupaten/kota capai 100 persen
"Berdasarkan surat BRGMI, Kalimantan Tengah merupakan salah satu daerah yang terdampak dari kerawanan kebakaran hutan, khususnya daerah-daerah yang ada gambutnya," katanya.
Pulang Pisau dan Kapuas juga merupakan kabupaten di Kalimantan Tengah yang mempunyai kawasan gambut luas dan dalam, sehingga rentan terhadap karhutla.
Dia menjelaskan terlebih dalam beberapa waktu terakhir wilayah Kalimantan Tengah termasuk di wilayah Asia Tenggara yang terkena gelombang panas.
"Untuk itu langkah sinergi pencegahan karhutla terus diupayakan dalam mengantisipasi potensi kerawanan kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Tengah. Perlu pengawasan, khususnya oleh BRGM yang betul-betul tupoksinya ada di daerah, Dinas Kehutanan, Dinas Perkebunan serta instansi terkait lain," katanya.
Adapun sebagai langkah pemantapan upaya antisipasi karhutla, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah juga telah melaksanakan rapat pembahasan tindak lanjut penyampaian informasi kerawanan kebakaran dari BRGMI tersebut.
Disampaikan sejumlah data dan grafik di wilayah kabupaten/kota se-Kalimantan Tengah sejak 1 Januari hingga 26 April 2023. Di antaranya data sebaran hotspot Aqua/Terra, Noaa dan Snpp tercatat total titik panas se-Kalteng sebanyak 535 titik.
Baca juga: Sekda ajak masyarakat semarakkan Hari Jadi ke-66 Kalteng
Berdasarkan data tersebut, wilayah Sukamara memiliki titik panas terbanyak dengan 99 titik, disusul Kotawaringin Timur dan Katingan masing-masing sebanyak 83 titik.
Selanjutnya, data kejadian kebakaran hutan dan lahan tercatat sebanyak 58 kali. Berdasarkan data tersebut, kejadian tertinggi di wilayah Barito Utara sebanyak 15 kali, Kotawaringin Timur sebanyak 11 kali, serta Sukamara sebanyak 8 kali.
Baca juga: Pemprov siapkan TMC antisipasi karhutla di Kalimantan Tengah
Asisten Administrasi Umum Setda Kalimantan Tengah Sri Suwanto di Palangka Raya, Jumat, menjelaskan berdasarkan informasi dari Badan Restorasi Gambut dan Mangrove Indonesia (BRGMI) untuk wilayah Kalimantan Tengah terdapat kawasan hutan gambut (KHG) yang terprediksi memiliki status kekeringan-kerentanan kategori bahaya (kering/mudah terbakar) di KHG Sungai Buluh Besar-Sungai Seruyan.
Baca juga: Penyaluran Bantuan Pangan CBP di sembilan kabupaten/kota capai 100 persen
"Berdasarkan surat BRGMI, Kalimantan Tengah merupakan salah satu daerah yang terdampak dari kerawanan kebakaran hutan, khususnya daerah-daerah yang ada gambutnya," katanya.
Pulang Pisau dan Kapuas juga merupakan kabupaten di Kalimantan Tengah yang mempunyai kawasan gambut luas dan dalam, sehingga rentan terhadap karhutla.
Dia menjelaskan terlebih dalam beberapa waktu terakhir wilayah Kalimantan Tengah termasuk di wilayah Asia Tenggara yang terkena gelombang panas.
"Untuk itu langkah sinergi pencegahan karhutla terus diupayakan dalam mengantisipasi potensi kerawanan kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Tengah. Perlu pengawasan, khususnya oleh BRGM yang betul-betul tupoksinya ada di daerah, Dinas Kehutanan, Dinas Perkebunan serta instansi terkait lain," katanya.
Adapun sebagai langkah pemantapan upaya antisipasi karhutla, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah juga telah melaksanakan rapat pembahasan tindak lanjut penyampaian informasi kerawanan kebakaran dari BRGMI tersebut.
Disampaikan sejumlah data dan grafik di wilayah kabupaten/kota se-Kalimantan Tengah sejak 1 Januari hingga 26 April 2023. Di antaranya data sebaran hotspot Aqua/Terra, Noaa dan Snpp tercatat total titik panas se-Kalteng sebanyak 535 titik.
Baca juga: Sekda ajak masyarakat semarakkan Hari Jadi ke-66 Kalteng
Berdasarkan data tersebut, wilayah Sukamara memiliki titik panas terbanyak dengan 99 titik, disusul Kotawaringin Timur dan Katingan masing-masing sebanyak 83 titik.
Selanjutnya, data kejadian kebakaran hutan dan lahan tercatat sebanyak 58 kali. Berdasarkan data tersebut, kejadian tertinggi di wilayah Barito Utara sebanyak 15 kali, Kotawaringin Timur sebanyak 11 kali, serta Sukamara sebanyak 8 kali.
Baca juga: Pemprov siapkan TMC antisipasi karhutla di Kalimantan Tengah