Sampit (ANTARA) - Tim gabungan TNI, Polri bersama Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah menanam 5000 mangrove atau bakau di Pantai Ujung Pandaran yang merupakan objek wisata andalan daerah ini.
"Penanaman mangrove ini secara serentak dilaksanakan dari Sabang sampai Merauke bertujuan agar laut menjadi subur dan terhindar dari abrasi serta menyebarluaskan dan memberi contoh bahwa kita juga mampu melaksanakan penanaman mangrove," kata Danrem 102/Panju Panjung Brigjen TNI Bayu Permana di Ujung Pandaran, Senin.
Turut hadir Wakapolda Brigjen Pol Agung Budijono beserta perwira lainnya, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Kotawaringin Timur, organisasi kemasyarakatan dan masyarakat Desa Ujung Pandaran.
Penanaman mangrove ini diharapkan dapat memulihkan atau memperbaiki kualitas serta mempertahankan hutan mangrove. Kegiatan ini juga diharapkan dapat mengembalikan fungsi dan manfaat hutan mangrove baik secara fisik, ekologi, dan ekonomis.
Hutan mangrove menjadi sumber yang sangat jelas untuk menjaga ekosistem perairan antara laut, pantai dan darat. Selain itu, manfaat hutan mangrove juga akan membantu manusia dalam mendapatkan iklim dan cuaca yang paling nyaman untuk mencegah bencana alam.
Oleh sebab itu, penanaman pohon mangrove sangat penting sebagai penjaga pantai dari abrasi dan juga manfaat hutan mangrove untuk mencegah intrusi air laut ke daratan, erosi dan abrasi pantai.
"Pelestarian mangrove diperlukan untuk menjaga keberlangsungan ekosistem laut.
Selain itu dengan adanya hutan mangrove dapat mencegah terjadinya bencana saat ada gelombang pasang air laut," kata Dandim 1015/Sampit Letkol Inf Abdul Hamid.
Baca juga: ASN Kotim diminta tidak bergaya hidup mewah
Penanaman mangrove ini adalah untuk melindungi garis pantai dari abrasi atau pengikisan karena mangrove merupakan salah satu jenis tumbuhan yang memiliki akar kokoh yang dapat meredam gelombang besar termasuk tsunami.
Seperti diketahui, sebagian kawasan Pantai Ujung Pandaran sangat rawan abrasi. Bahkan puluhan rumah warga telah direlokasi dan aset wisata hancur akibat digerus abrasi.
Oleh karena itu, manfaat penanaman mangrove sangat penting sekali untuk mencegah terjadinya bencana alam. Hal itulah yang menjadi alasan dilaksanakan penanaman mangrove di Pantai Ujung Pandaran.
Abdul Hamid menambahkan, penanaman mangrove juga sebagai bentuk pola pembangunan lingkungan hidup di wilayah secara terencana. Upaya bermanfaat untuk mengurangi abrasi dapat melindungi ekosistem yang ada di dalamnya, sehingga berdampak positif bagi masyarakat dalam meningkatkan perekonomiannya.
Ini sebagai langkah awal kepedulian bersama dalam membantu pemerintah daerah dalam melestarikan lingkungan hidup. Manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat untuk generasi mendatang.
Lebih dari itu, Abdul Hamid mengajak seluruh masyarakat untuk meningkatkan kesadaran, dengan ikut serta menjaga dan merawat tanaman mangrove yang sudah ditanam dari tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab, sehingga dampaknya akan menimbulkan kerusakan.
“Setiap individu harus bisa menjaga lingkungan tanpa merusaknya, sehingga lingkungan tersebut pada akhirnya akan kembali memberikan manfaatnya bagi kita semua, karena hutan mangrove dapat menarik minat wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang datang untuk mengetahui sebanyak mungkin manfaat dari hutan mangrove,” demikian Abdul Hamid.
Baca juga: Jadi bacaleg, 12 kepala desa di Kotim mengundurkan diri
Baca juga: Pilkades 77 desa di Kotim digelar 23 September
Baca juga: Bupati Kotim minta organisasi bantu cegah paham radikal
"Penanaman mangrove ini secara serentak dilaksanakan dari Sabang sampai Merauke bertujuan agar laut menjadi subur dan terhindar dari abrasi serta menyebarluaskan dan memberi contoh bahwa kita juga mampu melaksanakan penanaman mangrove," kata Danrem 102/Panju Panjung Brigjen TNI Bayu Permana di Ujung Pandaran, Senin.
Turut hadir Wakapolda Brigjen Pol Agung Budijono beserta perwira lainnya, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Kotawaringin Timur, organisasi kemasyarakatan dan masyarakat Desa Ujung Pandaran.
Penanaman mangrove ini diharapkan dapat memulihkan atau memperbaiki kualitas serta mempertahankan hutan mangrove. Kegiatan ini juga diharapkan dapat mengembalikan fungsi dan manfaat hutan mangrove baik secara fisik, ekologi, dan ekonomis.
Hutan mangrove menjadi sumber yang sangat jelas untuk menjaga ekosistem perairan antara laut, pantai dan darat. Selain itu, manfaat hutan mangrove juga akan membantu manusia dalam mendapatkan iklim dan cuaca yang paling nyaman untuk mencegah bencana alam.
Oleh sebab itu, penanaman pohon mangrove sangat penting sebagai penjaga pantai dari abrasi dan juga manfaat hutan mangrove untuk mencegah intrusi air laut ke daratan, erosi dan abrasi pantai.
"Pelestarian mangrove diperlukan untuk menjaga keberlangsungan ekosistem laut.
Selain itu dengan adanya hutan mangrove dapat mencegah terjadinya bencana saat ada gelombang pasang air laut," kata Dandim 1015/Sampit Letkol Inf Abdul Hamid.
Baca juga: ASN Kotim diminta tidak bergaya hidup mewah
Penanaman mangrove ini adalah untuk melindungi garis pantai dari abrasi atau pengikisan karena mangrove merupakan salah satu jenis tumbuhan yang memiliki akar kokoh yang dapat meredam gelombang besar termasuk tsunami.
Seperti diketahui, sebagian kawasan Pantai Ujung Pandaran sangat rawan abrasi. Bahkan puluhan rumah warga telah direlokasi dan aset wisata hancur akibat digerus abrasi.
Oleh karena itu, manfaat penanaman mangrove sangat penting sekali untuk mencegah terjadinya bencana alam. Hal itulah yang menjadi alasan dilaksanakan penanaman mangrove di Pantai Ujung Pandaran.
Abdul Hamid menambahkan, penanaman mangrove juga sebagai bentuk pola pembangunan lingkungan hidup di wilayah secara terencana. Upaya bermanfaat untuk mengurangi abrasi dapat melindungi ekosistem yang ada di dalamnya, sehingga berdampak positif bagi masyarakat dalam meningkatkan perekonomiannya.
Ini sebagai langkah awal kepedulian bersama dalam membantu pemerintah daerah dalam melestarikan lingkungan hidup. Manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat untuk generasi mendatang.
Lebih dari itu, Abdul Hamid mengajak seluruh masyarakat untuk meningkatkan kesadaran, dengan ikut serta menjaga dan merawat tanaman mangrove yang sudah ditanam dari tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab, sehingga dampaknya akan menimbulkan kerusakan.
“Setiap individu harus bisa menjaga lingkungan tanpa merusaknya, sehingga lingkungan tersebut pada akhirnya akan kembali memberikan manfaatnya bagi kita semua, karena hutan mangrove dapat menarik minat wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang datang untuk mengetahui sebanyak mungkin manfaat dari hutan mangrove,” demikian Abdul Hamid.
Baca juga: Jadi bacaleg, 12 kepala desa di Kotim mengundurkan diri
Baca juga: Pilkades 77 desa di Kotim digelar 23 September
Baca juga: Bupati Kotim minta organisasi bantu cegah paham radikal