Sampit (ANTARA) - Provinsi Kalimantan Tengah akhirnya memiliki pusat kremasi jenazah atau krematorium pertama yang terletak di komplek pemakaman Jalan Jenderal Sudirman km 6 Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur.
"Alhamdulillah kita hari ini meresmikan gedung krematorium. Saya apresiasi khususnya kepada Perkumpulan Sosial Bakti yang telah mewujudkan ini. Ini tentu menjadi kebanggaan kita karena kita lebih maju dari kabupaten lainnya," kata Bupati Halikinnor saat meresmikan krematorium tersebut, Jumat.
Halikinnor mengaku sangat bangga atas selesainya krematorium tersebut. Ini bukan hanya melihat dari manfaatnya, tetapi juga dari bukti kekompakan umat beragama di daerah ini.
Pembangunan krematorium yang menghabiskan biaya miliaran rupiah itu wujud kepedulian masyarakat berkontribusi dalam kegiatan keagamaan, khususnya warga keturunan Tionghoa di daerah ini. Krematorium yang berpuluh-puluh tahun didambakan, hari ini bisa terwujud.
Pemerintah daerah akan membantu dengan meningkatkan jalan menuju komplek pemakaman tersebut agar jalan menjadi mulus saat masyarakat membawa jenazah maupun ketika berziarah.
Secara pribadi, Halikinnor juga menyumbang sebesar Rp10 juta untuk membantu perluasan komplek pemakaman tersebut. Dana tersebut bisa membantu rencana pihak pengelola membeli lahan warga untuk perluasan pemakaman tersebut.
"Yang membuat saya sangat bangga, alhamdulillah toleransi dan kerukunan antar umat beragama di daerah kita ini sangat tinggi sehingga ini menjadi kekuatan besar kita menangkal jika ada isu-isu yang bisa memecah belah kerukunan beragama," demikian Halikinnor.
Baca juga: Bupati Kotim gencar besuk dan bantu warga yang sakit
Ketua Perkumpulan Sosial Bakti Sampit, Budiman mengatakan, krematorium ini sangat canggih atau sangat modern. Dengan suhu mencapai 800 derajat celcius, kremasi hanya memerlukan waktu sekitar tiga jam untuk menjadikan abu. Mesin yang dilengkapi penyaring ini membuat proses kremasi tidak menimbulkan asap dan bau.
"Mesin untuk kremasi ini buatan Australia. Setelah dikremasi ini, abunya bisa dibawa pulang oleh pihak keluarga. Selama ini kalau mau kremasi harus ke Banjarmasin, sekarang cukup di Sampit," kata Budiman.
Dia menjelaskan, krematorium ini siap melayani kremasi umat dari agama manapun seperti penganut Hindu dari Bali, Hindu Kaharingan, Budha, bahkan Kristen juga akan dilayani jika ada yang menginginkan kremasi.
Krematorium ini ditujukan untuk kegiatan sosial sehingga pengguna jasa hanya diminta menyediakan 150 liter bahan bakar minyak untuk keperluan kremasi. Namun jika berasal dari keluarga tidak mampu maka akan digratiskan.
Budiman menyebut, krematorium ini merupakan kerinduan pihaknya sejak puluhan tahun karena sejauh ini kremasi harus dilakukan di luar Kalteng.
"Pembangunan ini dapat terwujud selain adanya bantuan dari Pemkab Kotim juga adanya kerja sama warga Tionghoa dan dukungan semua pihak ada di daerah ini. Pembangunan ini dimulai dari April 2021 lalu hingga sekarang dan baru terwujud pada masa pemerintahan Pak Bupati Halikinnor dan Wakil Bupati Irawati saat ini," demikian Budiman.
Baca juga: Sekolah Penggerak di pelosok Kotim berharap dukungan fasilitas
Baca juga: DPRD Kotim-Dishanpang Kalteng bersinergi upayakan penguatan cadangan pangan
Baca juga: SDN 4 Ketapang olah bawang Dayak jadi minuman herbal
"Alhamdulillah kita hari ini meresmikan gedung krematorium. Saya apresiasi khususnya kepada Perkumpulan Sosial Bakti yang telah mewujudkan ini. Ini tentu menjadi kebanggaan kita karena kita lebih maju dari kabupaten lainnya," kata Bupati Halikinnor saat meresmikan krematorium tersebut, Jumat.
Halikinnor mengaku sangat bangga atas selesainya krematorium tersebut. Ini bukan hanya melihat dari manfaatnya, tetapi juga dari bukti kekompakan umat beragama di daerah ini.
Pembangunan krematorium yang menghabiskan biaya miliaran rupiah itu wujud kepedulian masyarakat berkontribusi dalam kegiatan keagamaan, khususnya warga keturunan Tionghoa di daerah ini. Krematorium yang berpuluh-puluh tahun didambakan, hari ini bisa terwujud.
Pemerintah daerah akan membantu dengan meningkatkan jalan menuju komplek pemakaman tersebut agar jalan menjadi mulus saat masyarakat membawa jenazah maupun ketika berziarah.
Secara pribadi, Halikinnor juga menyumbang sebesar Rp10 juta untuk membantu perluasan komplek pemakaman tersebut. Dana tersebut bisa membantu rencana pihak pengelola membeli lahan warga untuk perluasan pemakaman tersebut.
"Yang membuat saya sangat bangga, alhamdulillah toleransi dan kerukunan antar umat beragama di daerah kita ini sangat tinggi sehingga ini menjadi kekuatan besar kita menangkal jika ada isu-isu yang bisa memecah belah kerukunan beragama," demikian Halikinnor.
Baca juga: Bupati Kotim gencar besuk dan bantu warga yang sakit
Ketua Perkumpulan Sosial Bakti Sampit, Budiman mengatakan, krematorium ini sangat canggih atau sangat modern. Dengan suhu mencapai 800 derajat celcius, kremasi hanya memerlukan waktu sekitar tiga jam untuk menjadikan abu. Mesin yang dilengkapi penyaring ini membuat proses kremasi tidak menimbulkan asap dan bau.
"Mesin untuk kremasi ini buatan Australia. Setelah dikremasi ini, abunya bisa dibawa pulang oleh pihak keluarga. Selama ini kalau mau kremasi harus ke Banjarmasin, sekarang cukup di Sampit," kata Budiman.
Dia menjelaskan, krematorium ini siap melayani kremasi umat dari agama manapun seperti penganut Hindu dari Bali, Hindu Kaharingan, Budha, bahkan Kristen juga akan dilayani jika ada yang menginginkan kremasi.
Krematorium ini ditujukan untuk kegiatan sosial sehingga pengguna jasa hanya diminta menyediakan 150 liter bahan bakar minyak untuk keperluan kremasi. Namun jika berasal dari keluarga tidak mampu maka akan digratiskan.
Budiman menyebut, krematorium ini merupakan kerinduan pihaknya sejak puluhan tahun karena sejauh ini kremasi harus dilakukan di luar Kalteng.
"Pembangunan ini dapat terwujud selain adanya bantuan dari Pemkab Kotim juga adanya kerja sama warga Tionghoa dan dukungan semua pihak ada di daerah ini. Pembangunan ini dimulai dari April 2021 lalu hingga sekarang dan baru terwujud pada masa pemerintahan Pak Bupati Halikinnor dan Wakil Bupati Irawati saat ini," demikian Budiman.
Baca juga: Sekolah Penggerak di pelosok Kotim berharap dukungan fasilitas
Baca juga: DPRD Kotim-Dishanpang Kalteng bersinergi upayakan penguatan cadangan pangan
Baca juga: SDN 4 Ketapang olah bawang Dayak jadi minuman herbal