Jakarta (ANTARA) - Tunggal putra peringkat satu dunia Viktor Axelsen mengaku tak peduli siapa pun lawan yang akan ia hadapi pada babak final Indonesia Open 2023 di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu.
Bagi peraih medali emas Olimpiade Tokyo itu, ia akan siap menghadapi siapa pun meski harus menghadapi wakil tuan rumah sekali pun.
"Saya tidak begitu peduli. Saya hanya akan fokus pada diri sendiri," kata Axelsen saat dijumpai seusai pertandingan semifinal, Sabtu malam.
Pebulu tangkis asal Denmark itu menempati pool atas undian utama tunggal putra Indonesia Open. Ia baru saja merebut tiket partai puncak turnamen BWF Super 1000 itu setelah mengalahkan Prannoy HS asal India.
Axelsen menuntaskan laga semifinal dengan skor kembar 21-15, 21-15.
Sedangkan dari pool bawah, laga semifinal kedua akan berlangsung antara Anthony Sinisuka Ginting dan Li Shi Feng.
Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia Anthony Ginting berselebrasi usai mengalahkan tunggal putra China Li Shi Feng dalam babak semifinal Indonesia Open 2023 di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (17/6/2023). Ginting menang dua gim langsung (21-17, 21-15) sehingga lolos ke babak final. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/pras.
Jika Ginting lolos dari semifinal dan melaju ke babak final, Axelsen tetap pada pendiriannya yang akan teguh menghadapi siapa pun calon lawannya.
Axelsen sudah menduga jika Ginting keluar sebagai pemenang semifinal kedua, maka aliran dukungan di Istora akan mengarah pada wakil tuan rumah.
Baca juga: Pram/Yere tersingkir, Ginting satu-satu wakil di Indonesia Open 2023
"Jika saya bermain menghadapi Ginting, saya bisa menebak bahwa dukungan akan diarahkan ke dia. Tapi saya sudah pernah mengalaminya, jadi saya hanya akan menikmati pertandingan," ungkap Axelsen.
Ia pun turut mendoakan bagi pemain yang akan bersaing pada semifinal kedua bisa bertanding secara maksimal dan melaju ke partai puncak.
"Saya mendoakan yang terbaik untuk mereka," katanya singkat.
Baca juga: Ginting ingin fokus di semifinal Indonesia Open
Sehubungan dengan penampilannya di Istora, Axelsen merasa senang karena bisa tampil pada salah satu arena kegemarannya. Istora menjadi arena impiannya untuk bermain saat ia masih menjadi pebulu tangkis muda.
"Tumbuh sebagai bocah yang gemar badminton di negara saya, kemudian bermain secara profesional, tentu menjadi salah satu impian terbesar saya bisa bermain di Istora. Jadi dengan kembali ke final di sini adalah hal yang sulit dipercaya," pungkas Axelsen.
Baca juga: Ginting sukses amankan tiket semifinal
Baca juga: Ginting lewati laga penuh tekanan dari pemain cadangan India
Bagi peraih medali emas Olimpiade Tokyo itu, ia akan siap menghadapi siapa pun meski harus menghadapi wakil tuan rumah sekali pun.
"Saya tidak begitu peduli. Saya hanya akan fokus pada diri sendiri," kata Axelsen saat dijumpai seusai pertandingan semifinal, Sabtu malam.
Pebulu tangkis asal Denmark itu menempati pool atas undian utama tunggal putra Indonesia Open. Ia baru saja merebut tiket partai puncak turnamen BWF Super 1000 itu setelah mengalahkan Prannoy HS asal India.
Axelsen menuntaskan laga semifinal dengan skor kembar 21-15, 21-15.
Sedangkan dari pool bawah, laga semifinal kedua akan berlangsung antara Anthony Sinisuka Ginting dan Li Shi Feng.
Jika Ginting lolos dari semifinal dan melaju ke babak final, Axelsen tetap pada pendiriannya yang akan teguh menghadapi siapa pun calon lawannya.
Axelsen sudah menduga jika Ginting keluar sebagai pemenang semifinal kedua, maka aliran dukungan di Istora akan mengarah pada wakil tuan rumah.
Baca juga: Pram/Yere tersingkir, Ginting satu-satu wakil di Indonesia Open 2023
"Jika saya bermain menghadapi Ginting, saya bisa menebak bahwa dukungan akan diarahkan ke dia. Tapi saya sudah pernah mengalaminya, jadi saya hanya akan menikmati pertandingan," ungkap Axelsen.
Ia pun turut mendoakan bagi pemain yang akan bersaing pada semifinal kedua bisa bertanding secara maksimal dan melaju ke partai puncak.
"Saya mendoakan yang terbaik untuk mereka," katanya singkat.
Baca juga: Ginting ingin fokus di semifinal Indonesia Open
Sehubungan dengan penampilannya di Istora, Axelsen merasa senang karena bisa tampil pada salah satu arena kegemarannya. Istora menjadi arena impiannya untuk bermain saat ia masih menjadi pebulu tangkis muda.
"Tumbuh sebagai bocah yang gemar badminton di negara saya, kemudian bermain secara profesional, tentu menjadi salah satu impian terbesar saya bisa bermain di Istora. Jadi dengan kembali ke final di sini adalah hal yang sulit dipercaya," pungkas Axelsen.
Baca juga: Ginting sukses amankan tiket semifinal
Baca juga: Ginting lewati laga penuh tekanan dari pemain cadangan India