Palangka Raya (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Kalimantan Tengah menyatakan, keberadaan Bank Perekonomian Rakyat (BPR) dan Bank Perekonomian Rakyat Syariah (BPRS) sangat strategis untuk semakin mengoptimalkan akses permodalan terutama bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Kepala OJK Kalteng Otto Fitriandy dihubungi dari Palangka Raya, Rabu, menjelaskan, penyaluran kredit BPR dan pembiayaan BPRS didominasi pada jenis usaha UMKM sebesar Rp1,55 triliun atau sebesar 91 persen dari total penyaluran kredit dari semua jenis usaha.
"Penyaluran kredit masih perlu ditingkatkan seiring dengan DPK (Dana Pihak Ketiga) yang bertumbuh signifikan," terangnya.
Disampaikannya, kontribusi BPR dan BPRS di Kalteng sangat diperlukan untuk mengakses masyarakat maupun UMKM yang belum dapat dijangkau oleh bank umum.
"Dalam hal ini, BPR memiliki pendekatan yang unik dalam mengakses nasabah, yang jarang ditemukan pada bank umum," jelasnya.
Pendekatan dimaksud, di antaranya melayani pinjaman dari nilai terkecil jutaan hingga disesuaikan kebutuhan UMKM, maupun mengandalkan kedekatan dengan nasabah.
Baca juga: Berikut rumah sakit rujukan yang dimiliki Kalimantan Tengah
Selain itu, proses persetujuan kredit di BPR relatif lebih singkat dibanding bank umum. Hal-hal tersebut yang dinilai dibutuhkan bagi pelaku UMKM.
"Saat ini jumlah BPR di Kalteng ada tujuh, terdiri dari enam BPR konvensional dan satu BPRS," ucap Otto Fitriandy.
Lebih lanjut dijelaskannya, ukuran bisnis BPR di Kalteng memang berbeda dengan bank umum. Secara keseluruhan indikator intermediasi BPR di Kalteng per April 2023 yang tercermin melalui Loan to Deposit Ratio (LDR) telah mencapai 88,19 persen.
Apabila dibandingkan indikator yang sama pada April 2022, LDR masih sebesar 82,81 persen. Hal ini menunjukkan, sesuai kapasitasnya, BPR sudah optimum dalam melakukan fungsi intermediasinya di Kalteng.
Sementara itu pada triwulan pertama 2023, kinerja Bank BPR dan BPRS mengalami pertumbuhan dengan baik, dengan Aset tumbuh sebesar 75,59 persen (yoy), DPK meningkat 87,45 persen (yoy) dan Kredit sebesar 49,87 persen (yoy) dengan tingkat kredit macet sebesar 2,54 persen atau turun 39,07 persen (yoy).
Baca juga: Gerakan Pangan Murah Kalteng bantu penuhi kebutuhan warga jelang Idul Adha
Baca juga: Kejurnas Gubernur Cup Voli berakhir, Kalteng siap laksanakan agenda skala nasional selanjutnya
Baca juga: Gubernur Kalteng: Kejurnas voli bantu UMKM perluas jangkauan pasar
Kepala OJK Kalteng Otto Fitriandy dihubungi dari Palangka Raya, Rabu, menjelaskan, penyaluran kredit BPR dan pembiayaan BPRS didominasi pada jenis usaha UMKM sebesar Rp1,55 triliun atau sebesar 91 persen dari total penyaluran kredit dari semua jenis usaha.
"Penyaluran kredit masih perlu ditingkatkan seiring dengan DPK (Dana Pihak Ketiga) yang bertumbuh signifikan," terangnya.
Disampaikannya, kontribusi BPR dan BPRS di Kalteng sangat diperlukan untuk mengakses masyarakat maupun UMKM yang belum dapat dijangkau oleh bank umum.
"Dalam hal ini, BPR memiliki pendekatan yang unik dalam mengakses nasabah, yang jarang ditemukan pada bank umum," jelasnya.
Pendekatan dimaksud, di antaranya melayani pinjaman dari nilai terkecil jutaan hingga disesuaikan kebutuhan UMKM, maupun mengandalkan kedekatan dengan nasabah.
Baca juga: Berikut rumah sakit rujukan yang dimiliki Kalimantan Tengah
Selain itu, proses persetujuan kredit di BPR relatif lebih singkat dibanding bank umum. Hal-hal tersebut yang dinilai dibutuhkan bagi pelaku UMKM.
"Saat ini jumlah BPR di Kalteng ada tujuh, terdiri dari enam BPR konvensional dan satu BPRS," ucap Otto Fitriandy.
Lebih lanjut dijelaskannya, ukuran bisnis BPR di Kalteng memang berbeda dengan bank umum. Secara keseluruhan indikator intermediasi BPR di Kalteng per April 2023 yang tercermin melalui Loan to Deposit Ratio (LDR) telah mencapai 88,19 persen.
Apabila dibandingkan indikator yang sama pada April 2022, LDR masih sebesar 82,81 persen. Hal ini menunjukkan, sesuai kapasitasnya, BPR sudah optimum dalam melakukan fungsi intermediasinya di Kalteng.
Sementara itu pada triwulan pertama 2023, kinerja Bank BPR dan BPRS mengalami pertumbuhan dengan baik, dengan Aset tumbuh sebesar 75,59 persen (yoy), DPK meningkat 87,45 persen (yoy) dan Kredit sebesar 49,87 persen (yoy) dengan tingkat kredit macet sebesar 2,54 persen atau turun 39,07 persen (yoy).
Baca juga: Gerakan Pangan Murah Kalteng bantu penuhi kebutuhan warga jelang Idul Adha
Baca juga: Kejurnas Gubernur Cup Voli berakhir, Kalteng siap laksanakan agenda skala nasional selanjutnya
Baca juga: Gubernur Kalteng: Kejurnas voli bantu UMKM perluas jangkauan pasar