Tamiang Layang (ANTARA) - Bupati Barito Timur, Kalimantan Tengah, Ampera AY Mebas mengatakan, pihaknya berupaya meningkatkan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) pada 2023.
“Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Barito Timur periode 2018–2022 menunjukkan peningkatan signifikan, kecuali pada 2020 karena adanya pandemi COVID-19,” kata Bupati Barito Timur Ampera AY Mebas di Tamiang Layang, Jumat.
Menurutnya, PDRB Barito Timur merupakan suatu indikator yang mencerminkan nilai dalam bentuk rupiah dari seluruh kegiatan ekonomi yang terjadi di wilayah Kabupaten Barito Timur.
Diuraikan Ampera, peningkatan PDRB tersebut dipengaruhi adanya perubahan harga dan juga volume. PDRB ADHB Barito Timur 2018 sebesar Rp7.043,1 miliar, meningkat hingga sebesar Rp7.548,5 miliar pada 2019.
Baca juga: Berikut delapan Desa Bersih Narkoba di Pulang Pisau
Akan tetapi, sambung dia, di masa pandemi COVID-19 pada 2020 sempat mengalami penurunan yang cukup signifikan. Namun hal ini karena pengaruh COVID-19 secara global.
Lanjutnya, PDRB ADHB Barito Timur 2020 sebesar Rp7.103,7 miliar, nilai ini menurun sekitar Rp444,8 miliar dibanding 2019. Kemudian pada 2021, karena hampir seluruh komponen masyarakat sudah dapat menyesuaikan diri dengan pandemi COVID-19, perekonomian mengalami perbaikan jika dibandingkan PDRB 2020.
Pada 2021 PDRB ADHB Barito Timur sebesar Rp7.949,9 miliar dan terus meningkat hingga menjadi sebesar Rp10.945,0 miliar pada 2022. Dari data tersebut menjelaskan indikator laju pertumbuhan ekonomi Barito Timur dapat dilihat dari PDRB atas dasar harga berlaku (ADHB) pada 2022
“Pemerintah Kabupaten Barito Timur berupaya memaksimalkan anggaran daerah yang ada (APBD 2023) untuk mempengaruhi peningkatan PDRB 2023. Untuk itu, perlu dukungan semua pihak dan sektor,” demikian Ampera.
Baca juga: Komisi II DPRD Bartim minta pemerintah serius entaskan kemiskinan
Baca juga: Harga sejumlah bapok di Bartim mengalami kenaikan
Baca juga: Pemkab Barito Timur optimalkan realisasi APBD 2023
“Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Barito Timur periode 2018–2022 menunjukkan peningkatan signifikan, kecuali pada 2020 karena adanya pandemi COVID-19,” kata Bupati Barito Timur Ampera AY Mebas di Tamiang Layang, Jumat.
Menurutnya, PDRB Barito Timur merupakan suatu indikator yang mencerminkan nilai dalam bentuk rupiah dari seluruh kegiatan ekonomi yang terjadi di wilayah Kabupaten Barito Timur.
Diuraikan Ampera, peningkatan PDRB tersebut dipengaruhi adanya perubahan harga dan juga volume. PDRB ADHB Barito Timur 2018 sebesar Rp7.043,1 miliar, meningkat hingga sebesar Rp7.548,5 miliar pada 2019.
Baca juga: Berikut delapan Desa Bersih Narkoba di Pulang Pisau
Akan tetapi, sambung dia, di masa pandemi COVID-19 pada 2020 sempat mengalami penurunan yang cukup signifikan. Namun hal ini karena pengaruh COVID-19 secara global.
Lanjutnya, PDRB ADHB Barito Timur 2020 sebesar Rp7.103,7 miliar, nilai ini menurun sekitar Rp444,8 miliar dibanding 2019. Kemudian pada 2021, karena hampir seluruh komponen masyarakat sudah dapat menyesuaikan diri dengan pandemi COVID-19, perekonomian mengalami perbaikan jika dibandingkan PDRB 2020.
Pada 2021 PDRB ADHB Barito Timur sebesar Rp7.949,9 miliar dan terus meningkat hingga menjadi sebesar Rp10.945,0 miliar pada 2022. Dari data tersebut menjelaskan indikator laju pertumbuhan ekonomi Barito Timur dapat dilihat dari PDRB atas dasar harga berlaku (ADHB) pada 2022
“Pemerintah Kabupaten Barito Timur berupaya memaksimalkan anggaran daerah yang ada (APBD 2023) untuk mempengaruhi peningkatan PDRB 2023. Untuk itu, perlu dukungan semua pihak dan sektor,” demikian Ampera.
Baca juga: Komisi II DPRD Bartim minta pemerintah serius entaskan kemiskinan
Baca juga: Harga sejumlah bapok di Bartim mengalami kenaikan
Baca juga: Pemkab Barito Timur optimalkan realisasi APBD 2023