Sampit (ANTARA) - Hujan mengguyur deras disertai petir menggelegar melanda Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah pada Jumat sore di tengah kekhawatiran masyarakat terhadap mulai meningkatnya kebakaran lahan di wilayah ini.
"Alhamdulillah akhirnya hujan juga. Mudah-mudahan hujan deras ini sekaligus bisa memadamkan kebakaran. Khawatir juga karena saat pagi beberapa hari terakhir ini mulai tercium bau asap kebakaran lahan," kata Rahmad, warga Sampit, Jumat.
Hujan deras disertai petir terjadi sekitar pukul 15.00 WIB. Hujan yang cukup deras itu terjadi lebih dari satu jam hingga benar-benar reda.
Sebelumnya, gerimis juga sempat terjadi di sebagian wilayah, seperti Kecamatan Baamang saat warga sedang melaksanakan shalat Jumat. Namun gerimis tidak berlangsung lama dan hari kembali panas.
Hujan deras hari ini cukup melegakan masyarakat karena lama Sampit tidak diguyur hujan. Kondisi ini disertai mulai maraknya kebakaran lahan yang sebagian diduga disengaja.
Baca juga: Legislator Kotim berharap ekskavator amfibi dioptimalkan cegah banjir di Sampit
Oleh karena itulah masyarakat senang hujan deras terjadi. Harapannya agar kebakaran hutan dan lahan bisa ditekan dan tidak sampai terjadi karena dampaknya rawan menimbulkan kabut asap yang mengganggu masyarakat luas.
Sempat beredar kabar bahwa hujan deras yang terjadi hari ini merupakan hasil rekayasa cuaca yaitu penaburan garam di awan oleh tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BNPB). Namun ternyata kabar itu tidak benar.
"Ini hujan normal saja. Saat ini potensi hujan memang masih ada," kata Kepala Stasiun Meteorologi Haji Asan Sampit, Musuhanaya saat dikonfirmasi.
Sementara itu Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotawaringin Timur Multazam mengaku senang hujan deras terjadi. Ini diharapkan bisa memadamkan jika ada masih ada kebakaran lahan, serta bisa membasahi tanah gambut sehingga tidak mudah terbakar.
"Beberapa hari terakhir memang terjadi peningkatan kebakaran. Kami berterima kasih atas dukungan semua pihak sehingga semua bisa kita tangani bersama dengan cepat. Kami juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak membakar lahan," demikian Multazam.
Baca juga: Pemkab Kotim beli ekskavator amfibi seharga Rp5,3 miliar tangani banjir
Baca juga: Bupati Kotim apresiasi pengurus gereja gencar bantu pencegahan narkoba
Baca juga: Disdik Kotim berharap 494 PPPK guru bekerja lebih optimal
"Alhamdulillah akhirnya hujan juga. Mudah-mudahan hujan deras ini sekaligus bisa memadamkan kebakaran. Khawatir juga karena saat pagi beberapa hari terakhir ini mulai tercium bau asap kebakaran lahan," kata Rahmad, warga Sampit, Jumat.
Hujan deras disertai petir terjadi sekitar pukul 15.00 WIB. Hujan yang cukup deras itu terjadi lebih dari satu jam hingga benar-benar reda.
Sebelumnya, gerimis juga sempat terjadi di sebagian wilayah, seperti Kecamatan Baamang saat warga sedang melaksanakan shalat Jumat. Namun gerimis tidak berlangsung lama dan hari kembali panas.
Hujan deras hari ini cukup melegakan masyarakat karena lama Sampit tidak diguyur hujan. Kondisi ini disertai mulai maraknya kebakaran lahan yang sebagian diduga disengaja.
Baca juga: Legislator Kotim berharap ekskavator amfibi dioptimalkan cegah banjir di Sampit
Oleh karena itulah masyarakat senang hujan deras terjadi. Harapannya agar kebakaran hutan dan lahan bisa ditekan dan tidak sampai terjadi karena dampaknya rawan menimbulkan kabut asap yang mengganggu masyarakat luas.
Sempat beredar kabar bahwa hujan deras yang terjadi hari ini merupakan hasil rekayasa cuaca yaitu penaburan garam di awan oleh tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BNPB). Namun ternyata kabar itu tidak benar.
"Ini hujan normal saja. Saat ini potensi hujan memang masih ada," kata Kepala Stasiun Meteorologi Haji Asan Sampit, Musuhanaya saat dikonfirmasi.
Sementara itu Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotawaringin Timur Multazam mengaku senang hujan deras terjadi. Ini diharapkan bisa memadamkan jika ada masih ada kebakaran lahan, serta bisa membasahi tanah gambut sehingga tidak mudah terbakar.
"Beberapa hari terakhir memang terjadi peningkatan kebakaran. Kami berterima kasih atas dukungan semua pihak sehingga semua bisa kita tangani bersama dengan cepat. Kami juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak membakar lahan," demikian Multazam.
Baca juga: Pemkab Kotim beli ekskavator amfibi seharga Rp5,3 miliar tangani banjir
Baca juga: Bupati Kotim apresiasi pengurus gereja gencar bantu pencegahan narkoba
Baca juga: Disdik Kotim berharap 494 PPPK guru bekerja lebih optimal