Sampit (ANTARA) - Bupati Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah Halikinnor berterima kasih dan mengapresiasi pengurus gereja juga gencar membantu pemerintah dalam mencegah maraknya penyalahgunaan narkoba di daerah ini.
"Kami apresiasi terhadap PGPI yang telah melaksanakan sosialisasi bahaya narkoba. Kita ketahui bersama peredaran narkoba di wilayah kita ini sudah sangat mengkhawatirkan," kata Halikinnor di Sampit, Rabu.
Hal itu disampaikannya saat membuka sosialisasi bahaya narkoba yang dilaksanakan di Gereja Bethel Tabernakel Alfa Omega Sampit. Kegiatan ini diikuti hampir 200 peserta yang sebagian merupakan mahasiswa dan pelajar.
Menurut Halikinnor, peredaran dan penyalahgunaan narkoba di daerah ini sudah sangat memprihatinkan. Peredarannya tidak hanya di wilayah perkotaan, tetapi juga merubah ke daerah perdesaan, termasuk perkebunan kelapa sawit.
Untuk mengurangi dan pencegahannya perlu kebersamaan dan sinergitas semuanya, baik dari kalangan gereja dan masjid dan agama lainnya. Halikinnor mengajak elemen masyarakat untuk bersama-sama mencegah narkoba, terutama dari lingkungan rumah sendiri.
Baca juga: Disdik Kotim berharap 494 PPPK guru bekerja lebih optimal
"Sekarang ini anak kecil sudah ada yang bermain dengan barang haram itu. Mungkin tidak dengan jenis yang mahal, mereka menggunakan lem tapi itu sama saja, karena dampaknya sama. Yaitu membuat rusak saraf otak dan ini yang menghancurkan negara kita. Ini harus kita berantas," tegas Halikinnor.
Ketua Panitia, Admadi Sastra mengatakan, kegiatan ini diikuti peserta dari masyarakat umum, mahasiswa dan pelajar. Awalnya target jumlah peserta sekitar 300 sampai 400 orang, tetapi disesuaikan karena saat ini memasuki masa libur.
Kegiatan ini bertujuan agar para generasi penerus memahami dampak narkoba sehingga ke depannya mereka mampu menghindari narkoba dan bisa hidup lebih positif bagi diri sendiri maupun lingkungan.
Menurut pria yang juga Camat Tualan Hulu, semua pihak harus terlibat membantu. Apalagi, Kotawaringin Timur termasuk zona merah peredaran narkoba sehingga perlu proteksi dini untuk menyelamatkan generasi muda dari narkoba.
"Kami siap berkolaborasi untuk program memerangi narkoba. Bahkan gereja dan pendeta di desa-desa juga siap membantu. Yang diperlukan bukan hanya penindakan hukum, tetapi juga harus diikuti penyelesaian supaya ini jangan menjadi bom waktu. Sosialisasi ini salah satu upaya kita menggugah kesadaran masyarakat terhadap bahaya narkoba," demikian Admadi Sastra.
Baca juga: PT Unggul Lestari gelar apel siaga dan simulasi penanggulangan karhutla
Baca juga: Bupati Kotim serahkan bantuan 120 sapi kurban
Baca juga: Serahkan SK pengangkatan, Bupati Kotim minta 522 PPPK tingkatkan kinerja
"Kami apresiasi terhadap PGPI yang telah melaksanakan sosialisasi bahaya narkoba. Kita ketahui bersama peredaran narkoba di wilayah kita ini sudah sangat mengkhawatirkan," kata Halikinnor di Sampit, Rabu.
Hal itu disampaikannya saat membuka sosialisasi bahaya narkoba yang dilaksanakan di Gereja Bethel Tabernakel Alfa Omega Sampit. Kegiatan ini diikuti hampir 200 peserta yang sebagian merupakan mahasiswa dan pelajar.
Menurut Halikinnor, peredaran dan penyalahgunaan narkoba di daerah ini sudah sangat memprihatinkan. Peredarannya tidak hanya di wilayah perkotaan, tetapi juga merubah ke daerah perdesaan, termasuk perkebunan kelapa sawit.
Untuk mengurangi dan pencegahannya perlu kebersamaan dan sinergitas semuanya, baik dari kalangan gereja dan masjid dan agama lainnya. Halikinnor mengajak elemen masyarakat untuk bersama-sama mencegah narkoba, terutama dari lingkungan rumah sendiri.
Baca juga: Disdik Kotim berharap 494 PPPK guru bekerja lebih optimal
"Sekarang ini anak kecil sudah ada yang bermain dengan barang haram itu. Mungkin tidak dengan jenis yang mahal, mereka menggunakan lem tapi itu sama saja, karena dampaknya sama. Yaitu membuat rusak saraf otak dan ini yang menghancurkan negara kita. Ini harus kita berantas," tegas Halikinnor.
Ketua Panitia, Admadi Sastra mengatakan, kegiatan ini diikuti peserta dari masyarakat umum, mahasiswa dan pelajar. Awalnya target jumlah peserta sekitar 300 sampai 400 orang, tetapi disesuaikan karena saat ini memasuki masa libur.
Kegiatan ini bertujuan agar para generasi penerus memahami dampak narkoba sehingga ke depannya mereka mampu menghindari narkoba dan bisa hidup lebih positif bagi diri sendiri maupun lingkungan.
Menurut pria yang juga Camat Tualan Hulu, semua pihak harus terlibat membantu. Apalagi, Kotawaringin Timur termasuk zona merah peredaran narkoba sehingga perlu proteksi dini untuk menyelamatkan generasi muda dari narkoba.
"Kami siap berkolaborasi untuk program memerangi narkoba. Bahkan gereja dan pendeta di desa-desa juga siap membantu. Yang diperlukan bukan hanya penindakan hukum, tetapi juga harus diikuti penyelesaian supaya ini jangan menjadi bom waktu. Sosialisasi ini salah satu upaya kita menggugah kesadaran masyarakat terhadap bahaya narkoba," demikian Admadi Sastra.
Baca juga: PT Unggul Lestari gelar apel siaga dan simulasi penanggulangan karhutla
Baca juga: Bupati Kotim serahkan bantuan 120 sapi kurban
Baca juga: Serahkan SK pengangkatan, Bupati Kotim minta 522 PPPK tingkatkan kinerja