Palangka Raya (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah turut menyukseskan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), salah satunya melalui penguatan ketahanan pangan strategis.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpang) Kalimantan Tengah Riza Rahmadi di Palangka Raya, Selasa, menjelaskan, GNPIP harus terus diperkuat untuk menjaga stabilisasi harga maupun pasokan sekaligus mitigasi risiko kenaikan harga komoditas strategis.
"Menindaklanjuti rekomendasi Bank Indonesia pada rapat evaluasi inflasi di Kalteng, maka kami di antaranya terus melanjutkan operasi pasar, sidak, serta pemenuhan pasokan komoditas strategis, terutama beras, bawang merah, bawang putih, serta cabai," katanya.
Untuk beras ketersediaan mencapai 10.551 ton dengan kebutuhan 4.426 ton, bawang merah ketersediaan mencapai 437 ton dengan kebutuhan 184 ton, bawang putih ketersediaan 243 ton dengan kebutuhan 163 ton, cabai rawit ketersediaan 215 ton dengan kebutuhan 114 ton, serta cabai besar ketersediaan 157 ton dengan kebutuhan 53 ton.
"Pengamanan pasokan maupun ketersediaan ini, juga kami lakukan sebagai langkah antisipasi terhadap dampak El Nino yang diprediksi memengaruhi kondisi pangan," jelasnya.
Baca juga: Kalteng terbaik nasional Apresiasi Pemasaran Pariwisata Indonesia 2023
GNPIP menjadi sarana strategis dalam rangka menjaga tingkat inflasi, melalui penguatan koordinasi semua langkah dari sisi suplai untuk memastikan permasalahan pasokan dan ketersediaan pangan strategis mampu tertangani dengan baik.
Adapun Riza menjelaskan, tingkat inflasi Kalimantan Tengah sejak Maret 2023 dengan tingkat inflasi gabungan (year on year) yakni sebesar 5,62 persen, kemudian pada April menjadi 4,85 persen, Mei 4,17 persen, hingga Juni menjadi sebesar 3,55 persen. Kondisi ini menunjukkan tingkat inflasi yang cukup terkendali.
Lebih lanjut dia menyampaikan, hingga saat ini baik ketersediaan berbagai komoditas pangan strategis maupun kondisi perkembangan harga di pasaran, dalam kondisi terjaga dan terkendali.
"Untuk ketersediaan pangan strategis, cukup bervariasi, ketahanannya mulai dari satu minggu, bahkan ada yang mencapai hingga 20 minggu seperti jagung," tuturnya.
Sedangkan untuk harga pangan strategis per 18 Juli 2023, dari pantauan di dua kota sampel inflasi Kalteng yakni Sampit dan Palangka Raya, dalam kondisi stabil dan tidak ada terjadi kenaikan.
"Bahkan terjadi penurunan harga pada komoditas cabai rawit dari Rp47 ribu per kilogram menjadi Rp45 ribu per kilogram pada hari ini dan bawang merah dari Rp39 ribu per kilogram menjadi Rp36 ribu per kilogram per hari ini untuk Pasar Besar Palangka Raya," ujarnya.
Baca juga: FKPT Kalteng perkuat pencegahan radikalisme di lingkungan sekolah
Baca juga: Kemendagri beri Pemprov Kalteng Penghargaan atas Prestasi Penyelenggaraan Pemda
Baca juga: Pemprov Kalteng pastikan ketersediaan pangan aman antisipasi dampak El Nino
Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpang) Kalimantan Tengah Riza Rahmadi di Palangka Raya, Selasa, menjelaskan, GNPIP harus terus diperkuat untuk menjaga stabilisasi harga maupun pasokan sekaligus mitigasi risiko kenaikan harga komoditas strategis.
"Menindaklanjuti rekomendasi Bank Indonesia pada rapat evaluasi inflasi di Kalteng, maka kami di antaranya terus melanjutkan operasi pasar, sidak, serta pemenuhan pasokan komoditas strategis, terutama beras, bawang merah, bawang putih, serta cabai," katanya.
Untuk beras ketersediaan mencapai 10.551 ton dengan kebutuhan 4.426 ton, bawang merah ketersediaan mencapai 437 ton dengan kebutuhan 184 ton, bawang putih ketersediaan 243 ton dengan kebutuhan 163 ton, cabai rawit ketersediaan 215 ton dengan kebutuhan 114 ton, serta cabai besar ketersediaan 157 ton dengan kebutuhan 53 ton.
"Pengamanan pasokan maupun ketersediaan ini, juga kami lakukan sebagai langkah antisipasi terhadap dampak El Nino yang diprediksi memengaruhi kondisi pangan," jelasnya.
Baca juga: Kalteng terbaik nasional Apresiasi Pemasaran Pariwisata Indonesia 2023
GNPIP menjadi sarana strategis dalam rangka menjaga tingkat inflasi, melalui penguatan koordinasi semua langkah dari sisi suplai untuk memastikan permasalahan pasokan dan ketersediaan pangan strategis mampu tertangani dengan baik.
Adapun Riza menjelaskan, tingkat inflasi Kalimantan Tengah sejak Maret 2023 dengan tingkat inflasi gabungan (year on year) yakni sebesar 5,62 persen, kemudian pada April menjadi 4,85 persen, Mei 4,17 persen, hingga Juni menjadi sebesar 3,55 persen. Kondisi ini menunjukkan tingkat inflasi yang cukup terkendali.
Lebih lanjut dia menyampaikan, hingga saat ini baik ketersediaan berbagai komoditas pangan strategis maupun kondisi perkembangan harga di pasaran, dalam kondisi terjaga dan terkendali.
"Untuk ketersediaan pangan strategis, cukup bervariasi, ketahanannya mulai dari satu minggu, bahkan ada yang mencapai hingga 20 minggu seperti jagung," tuturnya.
Sedangkan untuk harga pangan strategis per 18 Juli 2023, dari pantauan di dua kota sampel inflasi Kalteng yakni Sampit dan Palangka Raya, dalam kondisi stabil dan tidak ada terjadi kenaikan.
"Bahkan terjadi penurunan harga pada komoditas cabai rawit dari Rp47 ribu per kilogram menjadi Rp45 ribu per kilogram pada hari ini dan bawang merah dari Rp39 ribu per kilogram menjadi Rp36 ribu per kilogram per hari ini untuk Pasar Besar Palangka Raya," ujarnya.
Baca juga: FKPT Kalteng perkuat pencegahan radikalisme di lingkungan sekolah
Baca juga: Kemendagri beri Pemprov Kalteng Penghargaan atas Prestasi Penyelenggaraan Pemda
Baca juga: Pemprov Kalteng pastikan ketersediaan pangan aman antisipasi dampak El Nino