Ini tips kelola rasa panik ketika anak didiagnosis penyakit kronis

Jumat, 21 Juli 2023 16:56 WIB

Jakarta (ANTARA) - Ketika anak didiagnosa penyakit serius, psikolog klinis anak dan keluarga Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Psi mengimbau agar orang tua mengatur napas sebagai langkah untuk mengurangi rasa panik.

“Kalau misalnya kita bisa menenangkan diri, maka sesungguhnya kita bisa mentransfer energi positif itu ke anak kita. Jadi, langkah termudahnya adalah dengan mengendalikan napas kita,” ujar psikolog yang biasa dipanggil Nina saat dijumpai di Jakarta, Jumat.

Nina yang juga merupakan Ketua Ikatan Psikolog Klinis Indonesia Wilayah DKI Jakarta itu juga menjelaskan bahwa umumnya saat seseorang panik maka dia akan bernapas lebih dari 25 kali dalam satu menit.

Bahkan saat sangat merasa panik seseorang bisa bernapas lebih dari 40 kali dalam satu menit. Oleh sebab itu, Nina pun menganjurkan agar para orang tua bisa mengatur napasnya terlebih saat anak sedang sakit.

Baca juga: Ini perbedaan kecemasan dan serangan panik

“Dengan melambatkan napas kita, dengan menyadari napas kita, itu bisa mengurangi derajat kepanikan kita bisa dibilang lebih dari setengahnya. Jadi, tarik nafas mendalam, lepaskan dengan tenang,” kata Nina.

Jika masih terasa mengganjal di dalam hati, Nina menyarankan orang tua untuk melakukan hal yang ingin dilakukan agar merasa lega, misalnya ingin berteriak atau melempar barang.

Nina juga mengingatkan jika ingin melampiaskan emosi dengan cara seperti itu, sebaiknya mencari tempat dan barang yang aman saat melakukannya. Misal menangis di kamar mandi dalam keadaan keran menyala atau melempar bantal untuk melepaskan perasaan tidak nyaman tersebut.

Selain melakukan hal-hal tersebut, cara lain untuk menenangkan diri ketika sedang merasa panik adalah menggambar. Dengan menuangkan perasaan, maka kegiatan menggambar juga bisa membuat hati menjadi lebih tenang.

“Satu lagi sebenarnya langkah yang bisa menenangkan adalah dengan menggambar. Gambar saja apapun. Kemungkinan gambar pertamanya acak-acakan. Tapi, ketika sudah mulai tenang, itu mulai rapi gambarnya,” kata Nina.

Saat menggambar, orang tua juga bisa mengajak anak sehingga selain meredakan rasa panik, orang tua juga bisa membangun hubungan dengan anak.

Kendati demikian, apabila terlalu sering merasa panik, Nina menyarankan untuk segera berkonsultasi dengan tenaga ahli seperti psikolog atau psikiater. Sebab kondisi itu bisa saja terjadi akibat suatu kondisi medis tertentu.

Baca juga: Tips atasi kecemasan pada munculnya varian omicron

Baca juga: Langkah awal meredakan serangan panik

Baca juga: Kenali ciri umum dari kecemasan sosial

Pewarta : Lifia Mawaddah Putri
Uploader : Admin Kalteng
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Gumas gandeng Kemendagri tingkatkan kapasitas pegawai kelola keuangan daerah

06 November 2024 13:48 Wib

Pemerintah desa di Katingan diminta bijak kelola anggaran

01 November 2024 16:59 Wib

Tim akademisi UMPR latih IKM kelola administrasi keuangan

21 October 2024 23:15 Wib

DPMD Kapuas apresiasi pemdes tumbang mangkutup sukses kelola hutan desa

26 September 2024 16:01 Wib

DPMD Kapuas dukung Pemdes Tumbang Mangkutup kelola pom mini

24 September 2024 16:12 Wib
Terpopuler

Tinjau TPA, DPRD Kotim dapati kekurangan sarpras jadi kendala

DPRD Kotawaringin Timur - 08 November 2024 6:30 Wib

Hendra-Budiman perkuat tim kemenangan hadapi Pilkada 2024

Kabar Daerah - 10 November 2024 16:37 Wib

Liverpool perlebar jarak dengan City di klasemen Liga Inggris

Olahraga - 11 November 2024 19:55 Wib

Pemkab Bartim bantu atasi masalah pelaku UMKM di Kecamatan Awang

Kabar Daerah - 12 November 2024 15:04 Wib

Timnas MLBB putra Indonesia menang atas Guam di IESF WEC 2024

Olahraga - 13 November 2024 8:39 Wib