Sampit (ANTARA) - Suasana duka sangat terasa di kantor DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah saat jenazah Ketua Fraksi Golkar, Nadie tiba di tempat itu.
Isak tangis terdengar semakin keras ketika peti jenazah Nadie dikeluarkan dari ambulans. Puluhan anggota DPRD dan staf Sekretariat DPRD setempat tak kuasa menahan kesedihan.
Pria yang biasanya menebar senyum ramah ketika tiba di gedung wakil rakyat itu kini hadir untuk terakhir kali. Kali ini hanya peti jenazah dibalut bendera Merah Putih serta fotonya yang bisa dipandangi.
"Kita semua sangat kehilangan dan sangat bersedih. Beliau orang baik. Banyak teladan yang beliau berikan kepada kita semua semasa hidup beliau," kata Ketua DPRD Rinie sambil menahan isak tangis saat menyampaikan pidato, Sabtu.
Nadie meninggal dunia dalam perawatan di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta pada Jumat (1/9) pukul 20.00 WIB. Politisi senior kelahiran 17 Maret 1959 itu diketahui dirawat di rumah sakit tersebut sejak 21 Agustus 2023.
Jenazah diterbangkan dari Jakarta menuju Palangka Raya pada Sabtu pagi, kemudian dilanjutkan dibawa melalui jalur darat menuju Sampit. Jenazah tiba di kantor DPRD Kotawaringin Timur sekitar pukul 17.00 WIB.
Jenazah dibawa masuk ke dalam ruang rapat paripurna disemayamkan sejenak untuk prosesi penghormatan terakhir. Beberapa rekan sesama legislator terlihat mengusap, bahkan mencium peti jenazah Nadie sebagai ungkapan kesedihan mendalam atas kehilangan sosok yang dianggap sebagai rekan kerja, sekaligus orang yang dituakan di DPRD Kotawaringin Timur.
Baca juga: Kontingen Kotim diharapkan mampu berprestasi di Pesparawi Korpri Kalteng
Mereka terakhir kali bertemu Nadie ketika politisi yang berlatar seorang pendidik itu menghadiri rapat paripurna dengan agenda mendengarkan pidato kenegaraan dalam rangka peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia pada 16 Agustus lalu.
Saat itu Nadie memang sempat bercerita sekaligus pamit kepada beberapa anggota DPRD karena dia akan berobat ke Jakarta. Dia juga meminta doa agar kesehatannya kembali membaik.
"Ternyata itu adalah pertemuan terakhir. Ternyata beliau pamit dan pergi untuk selama-lamanya. Kita semua merasa sangat kehilangan. Mari kita doakan semoga beliau diterima di sisi-Nya," ujar Rinie.
Sementara itu Hanudin, perwakilan pihak keluarga menyampaikan permohonan maaf jika selama hidup Nadie ada berbuat kesalahan dan kekhilafan. Dia meminta semua pihak memaafkan dan mendoakan agar Nadie dilapangkan kuburnya dan mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT.
"Mohon dimaafkan atas semua kesalahan beliau semasa hidup. Terima kasih juga atas doa dan bantuan semua pihak kepada kami," ujarnya.
Jenazah Nadie kemudian dimakamkan di Komplek Pemakaman Ikatan Keluarga Tanjung Jariangau. Banyak pelayat yang hadir untuk mengantarkan Nadie ke peristirahatannya yang terakhir seraya mendoakan kebaikan untuk almarhum.
Baca juga: Pelamar disarankan bersiap, Pemkab Kotim dapat kuota 1.089 formasi PPPK
Baca juga: Ketua Fraksi Golkar DPRD Kotim tutup usia
Baca juga: PKBI manfaatkan perayaan kemerdekaan ajak masyarakat Kotim dukung program inklusi
Isak tangis terdengar semakin keras ketika peti jenazah Nadie dikeluarkan dari ambulans. Puluhan anggota DPRD dan staf Sekretariat DPRD setempat tak kuasa menahan kesedihan.
Pria yang biasanya menebar senyum ramah ketika tiba di gedung wakil rakyat itu kini hadir untuk terakhir kali. Kali ini hanya peti jenazah dibalut bendera Merah Putih serta fotonya yang bisa dipandangi.
"Kita semua sangat kehilangan dan sangat bersedih. Beliau orang baik. Banyak teladan yang beliau berikan kepada kita semua semasa hidup beliau," kata Ketua DPRD Rinie sambil menahan isak tangis saat menyampaikan pidato, Sabtu.
Nadie meninggal dunia dalam perawatan di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta pada Jumat (1/9) pukul 20.00 WIB. Politisi senior kelahiran 17 Maret 1959 itu diketahui dirawat di rumah sakit tersebut sejak 21 Agustus 2023.
Jenazah diterbangkan dari Jakarta menuju Palangka Raya pada Sabtu pagi, kemudian dilanjutkan dibawa melalui jalur darat menuju Sampit. Jenazah tiba di kantor DPRD Kotawaringin Timur sekitar pukul 17.00 WIB.
Jenazah dibawa masuk ke dalam ruang rapat paripurna disemayamkan sejenak untuk prosesi penghormatan terakhir. Beberapa rekan sesama legislator terlihat mengusap, bahkan mencium peti jenazah Nadie sebagai ungkapan kesedihan mendalam atas kehilangan sosok yang dianggap sebagai rekan kerja, sekaligus orang yang dituakan di DPRD Kotawaringin Timur.
Baca juga: Kontingen Kotim diharapkan mampu berprestasi di Pesparawi Korpri Kalteng
Mereka terakhir kali bertemu Nadie ketika politisi yang berlatar seorang pendidik itu menghadiri rapat paripurna dengan agenda mendengarkan pidato kenegaraan dalam rangka peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia pada 16 Agustus lalu.
Saat itu Nadie memang sempat bercerita sekaligus pamit kepada beberapa anggota DPRD karena dia akan berobat ke Jakarta. Dia juga meminta doa agar kesehatannya kembali membaik.
"Ternyata itu adalah pertemuan terakhir. Ternyata beliau pamit dan pergi untuk selama-lamanya. Kita semua merasa sangat kehilangan. Mari kita doakan semoga beliau diterima di sisi-Nya," ujar Rinie.
Sementara itu Hanudin, perwakilan pihak keluarga menyampaikan permohonan maaf jika selama hidup Nadie ada berbuat kesalahan dan kekhilafan. Dia meminta semua pihak memaafkan dan mendoakan agar Nadie dilapangkan kuburnya dan mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT.
"Mohon dimaafkan atas semua kesalahan beliau semasa hidup. Terima kasih juga atas doa dan bantuan semua pihak kepada kami," ujarnya.
Jenazah Nadie kemudian dimakamkan di Komplek Pemakaman Ikatan Keluarga Tanjung Jariangau. Banyak pelayat yang hadir untuk mengantarkan Nadie ke peristirahatannya yang terakhir seraya mendoakan kebaikan untuk almarhum.
Baca juga: Pelamar disarankan bersiap, Pemkab Kotim dapat kuota 1.089 formasi PPPK
Baca juga: Ketua Fraksi Golkar DPRD Kotim tutup usia
Baca juga: PKBI manfaatkan perayaan kemerdekaan ajak masyarakat Kotim dukung program inklusi