Palangka Raya (ANTARA) - Rencana membangun kembali atau merevitalisasi jembatan kayu di Kecamatan Mandomai, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, yang digagas Anggota DPD RI Agustin Teras Narang bersama Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Kalteng, tidak akan mengganggu atau menggunakan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) setempat.
Dana untuk merevitalisasi Jembatan Kayu Mandomai yang sedang diupayakan dari pihak lain dan tidak menggunakan APBD itu telah disampaikan kepada Sekretaris Daerah Kapuas, kata Teras Narang di Palangka Raya, Kamis.
"Saya memang ada bertemu dengan Sekda Kapuas Septedy membahas masalah jembatan kayu di Mandomai itu. Pertemuan itu turut juga dihadiri Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) dan Kepala BPKAD Kapuas," beber dia.
Menurut mantan Gubernur Kalimantan Tengah periode 2005-2015 itu, Jembatan Kayu Mandomai sangat ikonik dan menyimpan banyak sejarah serta layak menjadi destinasi wisata apabila ditata secara indah. Bahkan, dirinya meyakini rekonstruksi jembatan kayu itu mampu menjadi daya tarik arsitektur global, sekaligus menghadirkan dampak ekonomi bagi daerah jika dikelola secara optimal.
Dia mengatakan, sekarang ini tinggal bagaimana desain jembatan kayu Mandomai yang akan direkonstruksi tersebut dapat mengangkat kearifan lokal serta kekuatan sejarah arsitektur di masa lampau. Apalagi, Kalteng dari dahulu dan mungkin sampai saat ini masih dikenal sebagai salah satu daerah penghasil kayu terbaik dan menjadi paru-paru dunia karena masih luas serta terawatnya hutan dengan baik.
"Hal ini lah yang mendasari kami optimisi dana untuk merevitalisasi jembatan kayu Mandomai ini bisa diupayakan dari pihak lain, dan tidak akan mengganggu APBD Pemkab Kapuas. Dalam pembangunannya pun, kami akan melibatkan SMK Mandomai," kata Teras Narang.
Selain masalah jembatan Kayu Mandomai, senator asal Kalteng itu mengakui bahwa dirinya juga membahas revitalisasi sekaligus pengembangan SMK Mandomai kepada Sekda Kapuas. Dalam pembahasan itu, turut hadir Ubay Asan selaku Ketua Yayasan Bina Insan Mandiri.
Baca juga: Rekonstruksi jembatan Kayu Mandomai mampu jadi daya tarik arsitektur global
Dia mengatakan, banyak aspirasi masyarakat yang menyoroti pentingnya merevitalisasi sekaligus mengembangkan SMK GKE Mandomai. Sebab, keberadaan SMK GKE Mandomai itu telah berdiri sejak tahun 1967 dan telah berkontribusi dalam memajukan pembangunan sumber daya manusia (SDM) di Indonesia, terkhusus di Kalteng.
"Saya berharap pembicaraan dengan Sekda dan beberapa kepala dinas di lingkup Pemkab Kapuas ini, akan menghasilkan kolaborasi dan membangkitkan semangat humabetang. Agar bersama kita bisa membangun Mandomai menjadi kawasan sejarah, ekonomi, pendidikan dan budaya yang berdampak bagi kemajuan bersama," demikian Teras Narang.
Baca juga: Pusat perlu ikut merevitalisasi Jembatan Tali Busur di perkampungan Dayak Tertua di Kalteng
Baca juga: Teras Narang apresiasi mantan pejabat Kalteng kembangkan ternak ayam
Baca juga: Kesiapan anggaran dan peralatan Manggala Agni tanggulangi karhutla di Kalteng diapresiasi
Dana untuk merevitalisasi Jembatan Kayu Mandomai yang sedang diupayakan dari pihak lain dan tidak menggunakan APBD itu telah disampaikan kepada Sekretaris Daerah Kapuas, kata Teras Narang di Palangka Raya, Kamis.
"Saya memang ada bertemu dengan Sekda Kapuas Septedy membahas masalah jembatan kayu di Mandomai itu. Pertemuan itu turut juga dihadiri Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) dan Kepala BPKAD Kapuas," beber dia.
Menurut mantan Gubernur Kalimantan Tengah periode 2005-2015 itu, Jembatan Kayu Mandomai sangat ikonik dan menyimpan banyak sejarah serta layak menjadi destinasi wisata apabila ditata secara indah. Bahkan, dirinya meyakini rekonstruksi jembatan kayu itu mampu menjadi daya tarik arsitektur global, sekaligus menghadirkan dampak ekonomi bagi daerah jika dikelola secara optimal.
Dia mengatakan, sekarang ini tinggal bagaimana desain jembatan kayu Mandomai yang akan direkonstruksi tersebut dapat mengangkat kearifan lokal serta kekuatan sejarah arsitektur di masa lampau. Apalagi, Kalteng dari dahulu dan mungkin sampai saat ini masih dikenal sebagai salah satu daerah penghasil kayu terbaik dan menjadi paru-paru dunia karena masih luas serta terawatnya hutan dengan baik.
"Hal ini lah yang mendasari kami optimisi dana untuk merevitalisasi jembatan kayu Mandomai ini bisa diupayakan dari pihak lain, dan tidak akan mengganggu APBD Pemkab Kapuas. Dalam pembangunannya pun, kami akan melibatkan SMK Mandomai," kata Teras Narang.
Selain masalah jembatan Kayu Mandomai, senator asal Kalteng itu mengakui bahwa dirinya juga membahas revitalisasi sekaligus pengembangan SMK Mandomai kepada Sekda Kapuas. Dalam pembahasan itu, turut hadir Ubay Asan selaku Ketua Yayasan Bina Insan Mandiri.
Baca juga: Rekonstruksi jembatan Kayu Mandomai mampu jadi daya tarik arsitektur global
Dia mengatakan, banyak aspirasi masyarakat yang menyoroti pentingnya merevitalisasi sekaligus mengembangkan SMK GKE Mandomai. Sebab, keberadaan SMK GKE Mandomai itu telah berdiri sejak tahun 1967 dan telah berkontribusi dalam memajukan pembangunan sumber daya manusia (SDM) di Indonesia, terkhusus di Kalteng.
"Saya berharap pembicaraan dengan Sekda dan beberapa kepala dinas di lingkup Pemkab Kapuas ini, akan menghasilkan kolaborasi dan membangkitkan semangat humabetang. Agar bersama kita bisa membangun Mandomai menjadi kawasan sejarah, ekonomi, pendidikan dan budaya yang berdampak bagi kemajuan bersama," demikian Teras Narang.
Baca juga: Pusat perlu ikut merevitalisasi Jembatan Tali Busur di perkampungan Dayak Tertua di Kalteng
Baca juga: Teras Narang apresiasi mantan pejabat Kalteng kembangkan ternak ayam
Baca juga: Kesiapan anggaran dan peralatan Manggala Agni tanggulangi karhutla di Kalteng diapresiasi