Palangka Raya (ANTARA) - Kepala Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Tengah Taufik Saleh mengakui masih ada masyarakat di 11 kecamatan di provinsi ini yang mengalami kesulitan menjangkau uang tunai atau low acces to cash.
Kesulitan ini akibat ketiadaan lembaga keuangan ataupun perbankan yang membuka kantor ataupun unit kas titipan di 11 kecamatan tersebut, kata Taufik Saleh di Palangka Raya, kemarin.
"Kami sedang berupaya mengatasi itu dengan cara mengintensifkan kas titipan di kabupaten, dan mendorong perbankan membuka kantor di 11 kecamatan tersebut," ucapnya.
Menurut dirinya, kesulitan menjangkau 11 kabupaten tersebut membuat perbankan di provinsi ini masih enggan membuka kantor ataupun unit kas titipan. Padahal, perbankan menjadi ujung tombak dalam memberikan pelayanan terhadap kebutuhan uang tunai di masyarakat.
Taufik Saleh mengatakan bahwa BI Kalteng dalam berbagai kegiatan, berupaya memberikan pelayanan terhadap kebutuhan uang tunai kepada masyarakat yang tinggal di wilayah sulit dijangkau. Namun, sifatnya sementara dan tidak terus menerus, sehingga perlu ada lembaga keuangan ataupun perbankan yang membuka semacam kantor atau unit kas titipan.
"Dalam jangka panjang kan masyarakat juga perlu dilayani kebutuhan akan uang tunai. Itulah kenapa kami terus berupaya mendorong perbankan membuka kantor atau unit kas titipan di daerah-daerah sulit dijangkau," kata dia.
Baca juga: BI percayakan Bank Kalteng kelola kas titipan di Lamandau
Selain mengintensifkan kas titipan, BI Perwakilan Kalteng juga berupaya memperbanyak orang-orang yang mampu memberikan penjelasan pentingnya cinta, bangga dan paham terhadap uang rupiah. Hal itu sebagai upaya membuat uang tunai yang beredar tetap dalam kondisi baik. Dengan begitu, uang rupiah bisa bertahan lama dan BI tidak terlalu sering mencetak uang rupiah.
Kepala BI Perwakilan Kalteng itu mengatakan, salah satu cara yang dilakukan adalah menggelar training of trainer Cinta Bangga dan Paham (ToT CBP) Rupiah kepada para guru SD hingga SMA di di provinsi ini.
"Melalui ToT CBP ini kami berharap para guru bisa menjadi pelaku dan terlibat aktif memberikan penjelasan pentingnya cinta dan bangga uang rupiah, khususnya kepada para siswa," demikian Taufik.
Baca juga: BI percayakan Bank Kalteng kelola kas titipan di Lamandau
Baca juga: Pada 18-21 September, aliran modal asing masuk Rp1,67 triliun
Baca juga: BI: Waspadai kenaikan harga beras dan minyak goreng di Kalteng
Kesulitan ini akibat ketiadaan lembaga keuangan ataupun perbankan yang membuka kantor ataupun unit kas titipan di 11 kecamatan tersebut, kata Taufik Saleh di Palangka Raya, kemarin.
"Kami sedang berupaya mengatasi itu dengan cara mengintensifkan kas titipan di kabupaten, dan mendorong perbankan membuka kantor di 11 kecamatan tersebut," ucapnya.
Menurut dirinya, kesulitan menjangkau 11 kabupaten tersebut membuat perbankan di provinsi ini masih enggan membuka kantor ataupun unit kas titipan. Padahal, perbankan menjadi ujung tombak dalam memberikan pelayanan terhadap kebutuhan uang tunai di masyarakat.
Taufik Saleh mengatakan bahwa BI Kalteng dalam berbagai kegiatan, berupaya memberikan pelayanan terhadap kebutuhan uang tunai kepada masyarakat yang tinggal di wilayah sulit dijangkau. Namun, sifatnya sementara dan tidak terus menerus, sehingga perlu ada lembaga keuangan ataupun perbankan yang membuka semacam kantor atau unit kas titipan.
"Dalam jangka panjang kan masyarakat juga perlu dilayani kebutuhan akan uang tunai. Itulah kenapa kami terus berupaya mendorong perbankan membuka kantor atau unit kas titipan di daerah-daerah sulit dijangkau," kata dia.
Baca juga: BI percayakan Bank Kalteng kelola kas titipan di Lamandau
Selain mengintensifkan kas titipan, BI Perwakilan Kalteng juga berupaya memperbanyak orang-orang yang mampu memberikan penjelasan pentingnya cinta, bangga dan paham terhadap uang rupiah. Hal itu sebagai upaya membuat uang tunai yang beredar tetap dalam kondisi baik. Dengan begitu, uang rupiah bisa bertahan lama dan BI tidak terlalu sering mencetak uang rupiah.
Kepala BI Perwakilan Kalteng itu mengatakan, salah satu cara yang dilakukan adalah menggelar training of trainer Cinta Bangga dan Paham (ToT CBP) Rupiah kepada para guru SD hingga SMA di di provinsi ini.
"Melalui ToT CBP ini kami berharap para guru bisa menjadi pelaku dan terlibat aktif memberikan penjelasan pentingnya cinta dan bangga uang rupiah, khususnya kepada para siswa," demikian Taufik.
Baca juga: BI percayakan Bank Kalteng kelola kas titipan di Lamandau
Baca juga: Pada 18-21 September, aliran modal asing masuk Rp1,67 triliun
Baca juga: BI: Waspadai kenaikan harga beras dan minyak goreng di Kalteng