Ambil napas dalam untuk bantu kurangi rasa cemas

Selasa, 7 November 2023 12:48 WIB

Jakarta (ANTARA) - Pakar spesialis dalam dari Kelompok Staf Medis Penyakit Dalam Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo Dr. dr. Hamzah Shatri, SpPD, K-Psi, MEpid, mengatakan mengambil napas dalam lalu mengeluarkan perlahan adalah  metode relaksasi sederhana mengurangi kecemasan.

"Mengambil napas dalam, mengeluarkan perlahan, membuat tubuh menjadi rileks, membuat sistem saraf otonom yang mengendalikan berbagai macam alat-alat yang ada di tubuh menjadi stabil sehingga keseimbangan kembali," ujar Hamzah dalam diskusi yang digelar RSCM - ILUNI FKUI secara daring, Selasa.

Menurut Hamzah, seseorang yang dilanda cemas juga bisa melakukan bentuk-bentuk relaksasi lainnya. Namun, sambung dia, umumnya individu memiliki coping mechanism atau strategi koping, yakni strategi seseorang ketika menghadapi perasaan tak nyaman seperti stres dan cemas misalnya dengan mendengarkan musik.

Baca juga: Benarkah orang dengan kecemasan bisa berisiko terkena penyakit kronis?

Di sisi lain, menerapkan pola hidup sehat termasuk berolahraga sesuai kemampuan juga mampu mengurangi kecemasan karena meningkatkan endorfin.

"Kita melakukan pola hidup sehat meliputi olahraga, makan makanan yang baik dan teratur, tidak mengonsumsi yang mudah menimbulkan kecemasan seperti kopi, kebiasaan merokok. Ada zat-zat yang menstimulasi timbulnya kecemasan. Kafein itu stimulan," kata Hamzah menjelaskan.

Hamzah menuturkan, dalam menangani cemas, seseorang tak hanya dapat berkonsultasi dengan dokter spesialis jiwa namun juga pakar penyakit dalam karena karena ada keluhan seperti mudah lelah, sulit tidur, sulit konsentrasi, berdebar-debar, perut kurang nyaman, nyeri perut dan lainnya.

Baca juga: Ini perbedaan kecemasan dan serangan panik

"Kemudian dilakukan diagnosis ternyata ini lebih banyak berhubungan dengan cemas, emosi negatif, karena organnya sendiri mungkin bagus tapi timbul gejala fisik yang didasari masalah psikologis, disebut penyakit psikosomatik fungsional," tutur dia.

Untuk menetapkan diagnosis, dokter umumnya melakukan wawancara, kemudian melakukan pemeriksaan fisik terkait apa yang dikeluhkan termasuk memeriksa organ-organ pasien. Dokter juga bisa meminta pasien menjalani pemeriksaan penunjang baik laboratorium, tes darah, yang diperlukan sesuai keluhan.

Hamzah menambahkan, penyakit psikosomatik yang bersumber dari cemas sangat banyak di masyarakat, apalagi di tengah berbagai macam masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Namun, sayangnya mereka yang berobat pada kondisi awal-awal sangat sedikit, kemungkinan masih malu mengungkapkan kondisinya.

"Mungkin pengetahuan mengenai cemas perlu ditingkatkan sehingga banyak yang bisa tertangani oleh tenaga medis atau sendiri," kata dia yang menekankan pengobatan cemas tidak sekedar obat, tetapi, juga mengatasi sumber masalahnya.

Baca juga: Mengenal OCD seperti yang dialami Aliando

Baca juga: Kecemasan pada remaja bisa berkali-kali lipat ketimbang dewasa

Baca juga: Tips atasi kecemasan pada munculnya varian omicron

Pewarta : Lia Wanadriani Santosa
Uploader : Admin Kalteng
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Deteksi dini pneumonia dengan hitung napas dalam 1 menit

17 November 2024 23:22 Wib

Kenali perbedaan sesak napas gejala PPOK dengan sesak napas biasa

15 November 2023 16:07 Wib, 2023

Peneliti AS identifikasi area otak yang berkaitan dengan gagal napas

04 October 2023 19:06 Wib, 2023

Dokter sebut henti napas saat tidur juga bisa terjadi pada anak

14 March 2023 10:27 Wib, 2023

Dengan menghitung napas, mampu dideteksi infeksi virus pada anak

27 October 2022 16:19 Wib, 2022
Terpopuler

Ragnar Oratmangoen tekankan pentingnya konsistensi usai tekuk Saudi

Olahraga - 21 November 2024 5:31 Wib

Kedubes Arab Saudi kembali berangkatkan 50 WNI umrah gratis

Kabar Daerah - 21 November 2024 19:48 Wib

Disarpustaka Kapuas gencar sosialisasikan akreditasi perpustakaan sekolah

Kabar Daerah - 22 November 2024 15:47 Wib

Harga emas melonjak hingga capai Rp1,541 juta per gram

Bisnis - 23 November 2024 13:51 Wib

Veronica Tan sebut pentingnya mengubah paradigma pengajaran PAUD

Kabar Daerah - 24 November 2024 17:10 Wib