Los Angeles (ANTARA) - Para peneliti Amerika Serikat (AS) telah mengidentifikasi bagian otak yang kemungkinan memiliki kaitan dengan kondisi gagal napas setelah kejang pada penderita epilepsi parah yang tidak dapat dikendalikan dengan obat-obatan, menurut sebuah studi baru yang dipublikasikan pada Selasa (3/10).
Kondisi itu, yang dikenal sebagai kematian mendadak tak terduga pada pasien epilepsi (sudden unexpected death in epilepsy/SUDEP), merupakan penyebab utama kematian pada populasi pasien tersebut, ungkap Institut Kesehatan Nasional (National Institutes of Health/NIH) AS.
Temuan-temuan baru dari para peneliti di Universitas Iowa ini dipublikasikan dalam jurnal JCI Insight.
Guna memahami penyebab apnea postiktal (postictal apnea), tim peneliti menggunakan pendekatan multimodal untuk mempelajari mekanisme kontrol pernapasan otak pada 20 pasien yang sedang menjalani pemeriksaan elektroensefalografi intrakranial untuk epilepsi yang resistan terhadap obat. Hasilnya menunjukkan bahwa kejang amigdala dapat menyebabkan apnea postiktal.
Lebih lanjut, tim peneliti mengidentifikasi area spesifik di dalam amigdala di mana rangsangan listrik cukup untuk kembali memicu gagal napas berkepanjangan yang bertahan jauh setelah rangsangan berakhir.
Temuan-temuan ini semakin meningkatkan pemahaman tentang SUDEP dan dapat membantu menemukan pengobatan pencegahan serta mengidentifikasi pasien yang paling berisiko, imbuh NIH.
Berita Terkait
Peluncuran vivo X Fold 4 yang tertunda
Sabtu, 23 November 2024 20:59 Wib
Psikolog UI nilai perlu susun aturan bermain gawai cegah dampak judol pada anak
Jumat, 22 November 2024 22:36 Wib
Ternyata ini alasan mahalnya pakaian ramah lingkungan
Jumat, 22 November 2024 22:27 Wib
Blackvue luncurkan kamera dasbor berteknologi AI di GJAW 2024
Jumat, 22 November 2024 16:40 Wib
Jumlah ibu terkena depresi pascapersalinan kian meningkat
Jumat, 22 November 2024 16:39 Wib
Zeekr X dan 009 resmi mengaspal, ini harganya
Jumat, 22 November 2024 16:36 Wib
Roziana Cindy luncurkan single debut 'Paling Sejati' bersama Ade Govinda
Jumat, 22 November 2024 16:35 Wib
Wabah E. coli dikaitkan dengan wortel organik
Rabu, 20 November 2024 11:50 Wib