Sampit (ANTARA) - Camat Teluk Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Dedi Purwanto mengharapkan adanya penambahan anggaran untuk pengadaan alat transportasi guna menunjang kegiatan pemadaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
"Hal ini kami sampaikan pada rapat kerja di DPRD, karena hingga kini kami belum memiliki fasilitas penunjang untuk pemadaman karhutla," kata Dedi di Sampit, Senin.
Hal ini ia sampaikan pada rapat kerja bersama Komisi I DPRD Kotim, dalam rangka pembahasan RAPBD murni tahun anggaran 2024.
Ia menyampaikan, bahwa setidaknya pada tahun 2023 ini Kecamatan Teluk Sampit merupakan salah satu wilayah yang terdampak karhutla cukup besar, bahkan pada Minggu malam lalu kebakaran lahan kembali terjadi di wilayah tersebut.
Mengingat lokasi Kecamatan tersebut cukup jauh dari Kota Sampit, sehingga butuh waktu lebih lama bagi Satgas Karhutla Kabupaten untuk tiba di lokasi.
Dengan begitu upaya awal penanggulangan karhutla dilakukan oleh Satgas di Kecamatan. Namun, dalam upaya ini pihaknya kerap dihadapkan dengan kendala transportasi.
Baca juga: BKSDA Sampit minta pengguna medsos tidak sebar informasi palsu
Kecamatan Teluk Sampit yang berada di wilayah pesisir didominasi medan berpasir, sehingga sulit dilintasi menggunakan kendaraan biasa. Belum lagi, lokasi kebakaran yang jauh dari jalan raya dan tidak bisa dijangkau menggunakan roda empat.
"Untuk masuk ke kawasan yang terbakar itu tidak bisa menggunakan motor matic biasa, karena medannya pasir. Paling tidak perlu motor trail," ucapnya.
Dedi menambahkan, berdasarkan perhitungan pihaknya setidaknya diperlukan 3 motor trail yang bisa mengangkut 6 orang petugas dalam upaya pemadaman berdasarkan skala rata-rata karhutla di wilayah tersebut.
Untuk tiga sepeda motor trail itu pihaknya memperkirakan anggaran yang dibutuhkan kurang lebih Rp150 juta. Diharapkan usulan ini dapat menjadi perhatian dan dipenuhi oleh DPRD dan Pemkab Kotawaringin Timur dalam menyusun RAPBD murni tahun anggaran 2024 untuk Kecamatan Teluk Sampit.
Sementara itu, berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim, sejak 1 Januari - 8 November 2023 setidaknya 27 hektar lahan terbakar di Kecamatan Teluk Sampit.
Namun, luas lahan tersebut baru area lahan yang diukur saat kejadian yang dapat ditangani oleh petugas. Belum termasuk lahan yang tak terjangkau. Sedangkan, di Kecamatan Teluk Sampit banyak lokasi karhutla yang tak terjangkau melalui jalur darat.
Baca juga: Aktivasi IKD baru 12,87 persen, Disdukcapil Kotim kejar target sebelum akhir tahun
Baca juga: Prestasi jadi motivasi Kotim terus tingkatkan inovasi TTG
Baca juga: Ketua DPRD Kotim berharap kinerja pemkab tidak kendur
"Hal ini kami sampaikan pada rapat kerja di DPRD, karena hingga kini kami belum memiliki fasilitas penunjang untuk pemadaman karhutla," kata Dedi di Sampit, Senin.
Hal ini ia sampaikan pada rapat kerja bersama Komisi I DPRD Kotim, dalam rangka pembahasan RAPBD murni tahun anggaran 2024.
Ia menyampaikan, bahwa setidaknya pada tahun 2023 ini Kecamatan Teluk Sampit merupakan salah satu wilayah yang terdampak karhutla cukup besar, bahkan pada Minggu malam lalu kebakaran lahan kembali terjadi di wilayah tersebut.
Mengingat lokasi Kecamatan tersebut cukup jauh dari Kota Sampit, sehingga butuh waktu lebih lama bagi Satgas Karhutla Kabupaten untuk tiba di lokasi.
Dengan begitu upaya awal penanggulangan karhutla dilakukan oleh Satgas di Kecamatan. Namun, dalam upaya ini pihaknya kerap dihadapkan dengan kendala transportasi.
Baca juga: BKSDA Sampit minta pengguna medsos tidak sebar informasi palsu
Kecamatan Teluk Sampit yang berada di wilayah pesisir didominasi medan berpasir, sehingga sulit dilintasi menggunakan kendaraan biasa. Belum lagi, lokasi kebakaran yang jauh dari jalan raya dan tidak bisa dijangkau menggunakan roda empat.
"Untuk masuk ke kawasan yang terbakar itu tidak bisa menggunakan motor matic biasa, karena medannya pasir. Paling tidak perlu motor trail," ucapnya.
Dedi menambahkan, berdasarkan perhitungan pihaknya setidaknya diperlukan 3 motor trail yang bisa mengangkut 6 orang petugas dalam upaya pemadaman berdasarkan skala rata-rata karhutla di wilayah tersebut.
Untuk tiga sepeda motor trail itu pihaknya memperkirakan anggaran yang dibutuhkan kurang lebih Rp150 juta. Diharapkan usulan ini dapat menjadi perhatian dan dipenuhi oleh DPRD dan Pemkab Kotawaringin Timur dalam menyusun RAPBD murni tahun anggaran 2024 untuk Kecamatan Teluk Sampit.
Sementara itu, berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim, sejak 1 Januari - 8 November 2023 setidaknya 27 hektar lahan terbakar di Kecamatan Teluk Sampit.
Namun, luas lahan tersebut baru area lahan yang diukur saat kejadian yang dapat ditangani oleh petugas. Belum termasuk lahan yang tak terjangkau. Sedangkan, di Kecamatan Teluk Sampit banyak lokasi karhutla yang tak terjangkau melalui jalur darat.
Baca juga: Aktivasi IKD baru 12,87 persen, Disdukcapil Kotim kejar target sebelum akhir tahun
Baca juga: Prestasi jadi motivasi Kotim terus tingkatkan inovasi TTG
Baca juga: Ketua DPRD Kotim berharap kinerja pemkab tidak kendur