Palangka Raya (ANTARA) - Bank Kalteng bersama Pemerintah Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah berkolaborasi mendukung para petani dalam pengembangan pertanian komoditas jagung dan padi.
Hal ini ditandai dengan penandatanganan kerja sama antara keduanya dalam pelaksanaan program kemitraan pengembangan komoditas jagung dan padi yang dilaksanakan di Kantor Bank Kalteng, Palangka Raya, Kamis.
"Perjanjian kerja sama ini dalam hal penyaluran pembiayaan kepada petani jagung dan petani di Gunung Mas yang pembayaran kredit dilakukan setelah panen, atau biasa disebut dengan yarnen yakni bayar setelah panen," terang Pelaksana Tugas Direktur Utama Bank Kalteng Marzuki.
Dia menjelaskan sesuai arahan Gubernur Sugianto Sabran Bank Kalteng juga berfokus untuk mendukung pengembangan sektor pertanian dan sektor produktif lainnya melalui pembiayaan dengan suku bunga tiga persen.
"Program ini kami sebut dengan UMKM Berkah maupun Betang Berkah, sekaligus sebagai upaya kredit melawan rentenir,” tuturnya.
Baca juga: Rifa'i berkomitmen perluas cakupan layanan Bank Kalteng Cabang Buntok
Lebih lanjut Marzuki menegaskan, dalam kerja sama dengan Pemkab Gunung Mas ini, Bank Kalteng tidak hanya sekadar menyalurkan pembiayaan namun juga melaksanakan program literasi inklusi dan edukasi keuangan kepada para petani.
"Bank Kalteng ingin agar para petani ini benar-benar berkembang, mampu mengelola bisnis dan keuangannya dengan baik sehingga bisnis yang dimiliki berkelanjutan," ucapnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Gunung Mas Efrensia LP Umbing mengatakan, melalui kerja sama ini pemerintah kabupaten memberikan subsidi bagi para petani terhadap bunga dalam penyaluran pembiayaan oleh Bank Kalteng.
"Kami memberikan subsidi penuh, 100 persen pemkab yang membayar bunganya," katanya.
Efrensia memaparkan, pengembangan pertanian jagung ini perlu didorong lantaran sudah memiliki pasar yang jelas. Pemkab Gunung Mas di antaranya sudah berkoordinasi dengan pabrik pakan ternak di Kalimantan Selatan dan mereka siap menampung bahan baku pakan ternak dari Gumas.
“Bahan baku pakan ternak itu 60 persen dari jagung, namun untuk bahan bakunya mereka hanya bisa memenuhi 40 persen saja, 60 persennya masih di suplai dari NTB dan Sulawesi. Untuk itu kami menangkap peluang yang ada,” jelasnya.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kalteng Otto Fitriandy mengatakan, dengan adanya role model atau contoh ini harapannya bisa diikuti oleh pemda lainnya di provinsi setempat dengan pengembangan komoditas berbeda menyesuaikan potensi daerah masing-masing.
"Ke depan bisa saja komoditas lain yang dibutuhkan. Kalau sudah ada pabrik pakan ternak, Bank Kalteng bisa saja menyiapkan model pembiayaan kepada peternakan," jelasnya.
Baca juga: DPRD Kapuas sepakati Raperda Penyertaan Modal Bank Kalteng
Baca juga: Bank Kalteng sampaikan program strategis pengembangan UMKM kepada Ketua Dekranas Wury Ma'ruf Amin
Baca juga: Bank Kalteng tingkatkan kemampuan pelaku UMKM dalam 'branding' produk