Palangka Raya (ANTARA) - Berdasarkan pantauan Badan Pusat Statistik terhadap harga-harga di daerah perdesaan di Kalteng, pada Desember 2023, nilai tukar petani (NTP) gabungan mencapai 121,67 atau naik sebesar 1,40 persen dibanding November 2023 yang berkisar 119,99.
Peningkatan ini disebabkan oleh kenaikan indeks harga hasil produksi pertanian yang lebih besar dibanding kenaikan indeks harga dibayar petani, kata Kepala BPS Kalteng Eko Marsoro di Palangka Raya, Kamis.
"Kenaikan NTP pada Desember 2023 dipengaruhi naiknya NTP pada beberapa subsektor, yaitu Tanaman Pangan 0,13 persen, Tanaman Perkebunan Rakyat 2,24 persen, dan Peternakan 1,36 persen," ucapnya.
Dikatakan, pada Desember 2023, indeks harga yang diterima oleh petani Kalteng naik sebesar 1,91 persen dibanding November 2023, yaitu dari
146,33 menjadi 149,13. Kenaikan harga diterima petani pada Desember 2023 disebabkan oleh naiknya subsektor Tanaman Pangan 0,71 persen, Tanaman Perkebunan Rakyat 2,82 persen, dan Peternakan 1,68 persen.
Sementara indeks harga yang dibayar petani pada Desember 2023 di provinsi ini, mengalami kenaikan sebesar 0,51 persen jika dibanding November
2023, yaitu dari 121,95 menjadi 122,57. Kenaikan ini disebabkan oleh meningkatnya nilai harga dibayar petani pada seluruh subsektor, yaitu Tanaman Pangan 0,57 persen, Hortikultura 0,60 persen, Tanaman Perkebunan Rakyat 0,57 persen, Peternakan 0,31 persen, dan Perikanan 0,01 persen.
"NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan ataupun daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi," kata Eko Marsoro.
Baca juga: Daging ayam ras penyumbang utama inflasi di Kalteng
NTP Januari-Desember 2023 menggambarkan NTP yang terjadi selama tahun berjalan. Secara umum, NTP Kalimantan Tengah selama tahun 2023 mengalami peningkatan, dari 118,93 pada Januari 2023 menjadi 121,67 di Desember 2023. Kenaikan ini tidak lepas dari pengaruh NTP pada Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat, di mana nilai tukar subsektor ini merupakan yang terbesar di Kalimantan Tengah.
"Pada Desember 2023, Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat tercatat memiliki NTP sebesar 137,88, diikuti Hortikultura 112,29, Peternakan 103,63, Tanaman Pangan 100,78, dan Perikanan 93,46," demikian Eko Marsoro.
Baca juga: BPS: Sektor jasa tempati 70 persen penggerak ekonomi Palangka Raya
Baca juga: Perusahaan pertanian berbadan hukum di Kalteng naik 23,53 persen
Baca juga: Pewarta Antara juara lomba menulis berita statistik BPS Kalteng
Peningkatan ini disebabkan oleh kenaikan indeks harga hasil produksi pertanian yang lebih besar dibanding kenaikan indeks harga dibayar petani, kata Kepala BPS Kalteng Eko Marsoro di Palangka Raya, Kamis.
"Kenaikan NTP pada Desember 2023 dipengaruhi naiknya NTP pada beberapa subsektor, yaitu Tanaman Pangan 0,13 persen, Tanaman Perkebunan Rakyat 2,24 persen, dan Peternakan 1,36 persen," ucapnya.
Dikatakan, pada Desember 2023, indeks harga yang diterima oleh petani Kalteng naik sebesar 1,91 persen dibanding November 2023, yaitu dari
146,33 menjadi 149,13. Kenaikan harga diterima petani pada Desember 2023 disebabkan oleh naiknya subsektor Tanaman Pangan 0,71 persen, Tanaman Perkebunan Rakyat 2,82 persen, dan Peternakan 1,68 persen.
Sementara indeks harga yang dibayar petani pada Desember 2023 di provinsi ini, mengalami kenaikan sebesar 0,51 persen jika dibanding November
2023, yaitu dari 121,95 menjadi 122,57. Kenaikan ini disebabkan oleh meningkatnya nilai harga dibayar petani pada seluruh subsektor, yaitu Tanaman Pangan 0,57 persen, Hortikultura 0,60 persen, Tanaman Perkebunan Rakyat 0,57 persen, Peternakan 0,31 persen, dan Perikanan 0,01 persen.
"NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan ataupun daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi," kata Eko Marsoro.
Baca juga: Daging ayam ras penyumbang utama inflasi di Kalteng
NTP Januari-Desember 2023 menggambarkan NTP yang terjadi selama tahun berjalan. Secara umum, NTP Kalimantan Tengah selama tahun 2023 mengalami peningkatan, dari 118,93 pada Januari 2023 menjadi 121,67 di Desember 2023. Kenaikan ini tidak lepas dari pengaruh NTP pada Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat, di mana nilai tukar subsektor ini merupakan yang terbesar di Kalimantan Tengah.
"Pada Desember 2023, Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat tercatat memiliki NTP sebesar 137,88, diikuti Hortikultura 112,29, Peternakan 103,63, Tanaman Pangan 100,78, dan Perikanan 93,46," demikian Eko Marsoro.
Baca juga: BPS: Sektor jasa tempati 70 persen penggerak ekonomi Palangka Raya
Baca juga: Perusahaan pertanian berbadan hukum di Kalteng naik 23,53 persen
Baca juga: Pewarta Antara juara lomba menulis berita statistik BPS Kalteng