Sampit (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah berhasil mengevakuasi satu individu orang utan yang sempat meresahkan warga di Desa Seragam Jaya, Kecamatan Seranau, Kabupaten Kotawaringin Timur.
“Hari ini kami berhasil melakukan rescue atau penyelamatan satu individu orang utan sebagai tindak lanjut laporan warga beberapa hari lalu,” kata Komandan BKSDA Pos Jaga Sampit, Muriansyah, Selasa.
Ia menjelaskan, pihaknya pertama kali mendapat laporan dari warga pada Sabtu (6/1) lalu, kala itu orang utan dilaporkan terlihat sedang memakan buah rambutan di kebun belakang rumah salah seorang warga.
Baca juga: BKSDA telusuri orang utan masuk kebun warga di Sampit
Orang utan yang diberi nama Abuy oleh warga setempat juga dilaporkan sempat menghadang seorang warga yang hendak mencari rumput, sehingga membuat warga takut dan tak jadi melakukan kegiatannya.
Senin (8/1) pagi, ia dibantu Kepala Desa dan warga setempat melakukan observasi ke lokasi kemunculan orang utan, namun hasilnya nihil. Akan tetapi, pada sore hari orang utan itu muncul lagi.
Masih pada hari yang sama, sore harinya Muriansyah kembali mendapat laporan bahwa orang utan itu kembali muncul di kebun buah milik warga.
Baca juga: Petani di Sampit waswas orang utan berkeliaran masuk kebun
Sehingga, ia memutuskan menghubungi tim rescue dari Kantor Seksi Konservasi Wilayah (SKW) II Pangkalan Bun BKSDA Kalteng agar dapat melaksanakan kegiatan rescue. Pihaknya juga dibantu oleh Yayasan Orangutan Foundation International (OFI), PT Rimba Makmur Utama dan warga setempat.
“Dalam upaya rescue, kami sempat terkendala karena orang utan itu sulit ditemukan keberadaannya, juga sempat tersangkut setelah dibius tapi petugas kami melakukan upaya dengan memanjat pohon dan dibantu tali orang utan itu bisa diturunkan pelan-pelan,” terangnya.
Setelah dilakukan pembiusan sebanyak dua kali orang utan berjenis kelamin jantan itu bisa dievakuasi.
Berdasarkan pemeriksaan singkat oleh tim medis, orang utan itu diketahui memiliki berat 68,65 kilogram, berusia sekitar 25 tahun, dan tidak ditemukan bekas luka.
Baca juga: BKSDA Kalteng-BOS sudah lepas liarkan 515 orang utan
Petugas medis BKSDA Kalteng tengah mengecek kondisi orang utan yang berada dalam pengaruh obat bius, Selasa(9/1/2024). ANTARA/Devita Maulina.
Rencananya pada hari ini juga orang utan akan dibawa ke SKW II Pangkalan Bun BKSDA Kalteng untuk diperiksa lebih lanjut sebelum akhirnya dilepas liarkan di kawasan konservasi.
Adapun, penyebab hewan primata tersebut masuk ke kawasan permukiman warga diduga karena faktor makanan.
Baca juga: BKSDA-BOS lepasliarkan delapan orang utan hasil rehabilitasi
Dari pantauan pihaknya di Desa Seragam Jaya saat ini memang sedang musim buah rambutan dan nanas. Di samping itu, tak jauh dari desa tersebut memang merupakan habitat alami bagi orang utan.
“Kami duga faktor utama orang utan ini masuk ke kawasan permukiman adalah untuk mencari makanan, seperti laporan yang kami bahwa orang utan ini ditemukan sedang makan buah di kebun warga,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Seragam Jaya, Ngajo mengatakan kemunculan orang utan di desa tersebut bukan yang pertama kalinya, meski terbilang sangat jarang.
Baca juga: BKSDA-BOS lepasliarkan delapan orang utan hasil rehabilitasi
Beberapa tahun silam juga pernah dilaksanakan evakuasi orang utan sebanyak 2 kali di desa tersebut.
“Dulu sudah pernah dua kali evakuasi orang utan, waktu itu kami juga dibantu BKSDA, jadi ini yang ketiga,” ujarnya.
Ngajo melanjutkan, kemunculan orang utan ini sempat meresahkan warga setempat, apalagi ketika ada warga yang mengaku dihadang orang utan saat mencari rumput, membuat warga lain pun takut untuk beraktivitas di sekitar kebun dan hutan.
Baca juga: BKSDA Pangkalan Bun selamatkan orang utan di tubuhnya bersarang tiga peluru
Kendati demikian, menurutnya tidak pernah ada laporan serangan orang utan terhadap manusia di desanya.
Ngajo pun menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada BKSDA Kalteng dan jajaran yang selalu siap dan bersedia membantu mengevakuasi orang utan di kawasan desanya, sehingga warga pun dapat kembali beraktivitas dengan tenang.
“Hari ini kami berhasil melakukan rescue atau penyelamatan satu individu orang utan sebagai tindak lanjut laporan warga beberapa hari lalu,” kata Komandan BKSDA Pos Jaga Sampit, Muriansyah, Selasa.
Ia menjelaskan, pihaknya pertama kali mendapat laporan dari warga pada Sabtu (6/1) lalu, kala itu orang utan dilaporkan terlihat sedang memakan buah rambutan di kebun belakang rumah salah seorang warga.
Baca juga: BKSDA telusuri orang utan masuk kebun warga di Sampit
Orang utan yang diberi nama Abuy oleh warga setempat juga dilaporkan sempat menghadang seorang warga yang hendak mencari rumput, sehingga membuat warga takut dan tak jadi melakukan kegiatannya.
Senin (8/1) pagi, ia dibantu Kepala Desa dan warga setempat melakukan observasi ke lokasi kemunculan orang utan, namun hasilnya nihil. Akan tetapi, pada sore hari orang utan itu muncul lagi.
Masih pada hari yang sama, sore harinya Muriansyah kembali mendapat laporan bahwa orang utan itu kembali muncul di kebun buah milik warga.
Baca juga: Petani di Sampit waswas orang utan berkeliaran masuk kebun
Sehingga, ia memutuskan menghubungi tim rescue dari Kantor Seksi Konservasi Wilayah (SKW) II Pangkalan Bun BKSDA Kalteng agar dapat melaksanakan kegiatan rescue. Pihaknya juga dibantu oleh Yayasan Orangutan Foundation International (OFI), PT Rimba Makmur Utama dan warga setempat.
“Dalam upaya rescue, kami sempat terkendala karena orang utan itu sulit ditemukan keberadaannya, juga sempat tersangkut setelah dibius tapi petugas kami melakukan upaya dengan memanjat pohon dan dibantu tali orang utan itu bisa diturunkan pelan-pelan,” terangnya.
Setelah dilakukan pembiusan sebanyak dua kali orang utan berjenis kelamin jantan itu bisa dievakuasi.
Berdasarkan pemeriksaan singkat oleh tim medis, orang utan itu diketahui memiliki berat 68,65 kilogram, berusia sekitar 25 tahun, dan tidak ditemukan bekas luka.
Baca juga: BKSDA Kalteng-BOS sudah lepas liarkan 515 orang utan
Rencananya pada hari ini juga orang utan akan dibawa ke SKW II Pangkalan Bun BKSDA Kalteng untuk diperiksa lebih lanjut sebelum akhirnya dilepas liarkan di kawasan konservasi.
Adapun, penyebab hewan primata tersebut masuk ke kawasan permukiman warga diduga karena faktor makanan.
Baca juga: BKSDA-BOS lepasliarkan delapan orang utan hasil rehabilitasi
Dari pantauan pihaknya di Desa Seragam Jaya saat ini memang sedang musim buah rambutan dan nanas. Di samping itu, tak jauh dari desa tersebut memang merupakan habitat alami bagi orang utan.
“Kami duga faktor utama orang utan ini masuk ke kawasan permukiman adalah untuk mencari makanan, seperti laporan yang kami bahwa orang utan ini ditemukan sedang makan buah di kebun warga,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Seragam Jaya, Ngajo mengatakan kemunculan orang utan di desa tersebut bukan yang pertama kalinya, meski terbilang sangat jarang.
Baca juga: BKSDA-BOS lepasliarkan delapan orang utan hasil rehabilitasi
Beberapa tahun silam juga pernah dilaksanakan evakuasi orang utan sebanyak 2 kali di desa tersebut.
“Dulu sudah pernah dua kali evakuasi orang utan, waktu itu kami juga dibantu BKSDA, jadi ini yang ketiga,” ujarnya.
Ngajo melanjutkan, kemunculan orang utan ini sempat meresahkan warga setempat, apalagi ketika ada warga yang mengaku dihadang orang utan saat mencari rumput, membuat warga lain pun takut untuk beraktivitas di sekitar kebun dan hutan.
Baca juga: BKSDA Pangkalan Bun selamatkan orang utan di tubuhnya bersarang tiga peluru
Kendati demikian, menurutnya tidak pernah ada laporan serangan orang utan terhadap manusia di desanya.
Ngajo pun menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada BKSDA Kalteng dan jajaran yang selalu siap dan bersedia membantu mengevakuasi orang utan di kawasan desanya, sehingga warga pun dapat kembali beraktivitas dengan tenang.