Jakarta (ANTARA) - Tesla, perusahaan mobil listrik asal AS, bakal menarik sekitar 200.000 kendaraannya untuk model S,X, dan Y yang telah beredar di AS karena adanya masalah spion.
Kabar itu pertama kali diumumkan oleh National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) yang menyebutkan masalah spion itu terjadi akibat perangkat lunak yang mengalami malfungsi.
Adapun kerusakan pada bagian spion secara lebih rinci dijelaskan disebabkan oleh ketidakstabilan perangkat lunak, dapat mengurangi visibilitas pengemudi dan meningkatkan risiko kecelakaan.
Baca juga: Pabrik Tesla di Jerman berhenti berproduksi imbas konflik Laut Merah
Tesla memastikan penarikan itu bakal dilakukan pada model S,X, dan Y yang merupakan keluaran 2023.
Sebenarnya Tesla telah merilis pembaruan perangkat lunak gratis dengan sifat Over-the-Air (OTA) untuk mengatasi masalah ini, menurut NHTSA. Pada 22 Januari, Tesla telah mengidentifikasi 81 klaim garansi yang mungkin terkait dengan kondisi spion tersebut.
Sebelumnya, NHTSA membuka penyelidikan pada Agustus 2021 terkait fungsi autopilot Tesla setelah mengidentifikasi lebih dari selusin kecelakaan di mana kendaraan Tesla menabrak kendaraan darurat stasioner. Demikian dilaporkan oleh Reuters, Jumat (26/1) waktu setempat.
Kabar itu pertama kali diumumkan oleh National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) yang menyebutkan masalah spion itu terjadi akibat perangkat lunak yang mengalami malfungsi.
Adapun kerusakan pada bagian spion secara lebih rinci dijelaskan disebabkan oleh ketidakstabilan perangkat lunak, dapat mengurangi visibilitas pengemudi dan meningkatkan risiko kecelakaan.
Baca juga: Pabrik Tesla di Jerman berhenti berproduksi imbas konflik Laut Merah
Tesla memastikan penarikan itu bakal dilakukan pada model S,X, dan Y yang merupakan keluaran 2023.
Sebenarnya Tesla telah merilis pembaruan perangkat lunak gratis dengan sifat Over-the-Air (OTA) untuk mengatasi masalah ini, menurut NHTSA. Pada 22 Januari, Tesla telah mengidentifikasi 81 klaim garansi yang mungkin terkait dengan kondisi spion tersebut.
Sebelumnya, NHTSA membuka penyelidikan pada Agustus 2021 terkait fungsi autopilot Tesla setelah mengidentifikasi lebih dari selusin kecelakaan di mana kendaraan Tesla menabrak kendaraan darurat stasioner. Demikian dilaporkan oleh Reuters, Jumat (26/1) waktu setempat.