Tentara Israel menyamar sebagai dokter, perawat untuk serang RS

Selasa, 30 Januari 2024 18:11 WIB

Ankara (ANTARA) - Sejumlah tentara Israel menyamar sebagai dokter, perawat, dan warga sipil pada Selasa pagi waktu setempat dan menyerbu sebuah rumah sakit di kota Jenin di bagian utara Tepi Barat yang diduduki.

Serangan yang menggunakan senjata api dengan peredam suara itu menewaskan tiga warga Palestina, termasuk dua laki-laki bersaudara.

Sepuluh personel pasukan khusus Israel, yang menyamar sebagai dokter, perawat, dan warga sipil, menyerbu Rumah Sakit Ibnu Sina dengan membawa senjata otomatis.

Tentara negara Zionis tersebut menggunakan peredam suara untuk membunuh tiga pemuda, seperti dilaporkan oleh kantor berita resmi Palestina WAFA.

Tiga warga Palestina yang terbunuh diidentifikasi sebagai Mohammad, Basil Al-Ghazzawi, dan Mohammad Jalamna.

Basil yang berusia 25 tahun sedang menerima perawatan medis di rumah sakit itu ketika tentara Israel menyerang, kata kantor berita tersebut.

Baca juga: Arab Saudi menilai Israel terapkan kebijakan untuk melaparkan warga Gaza

Dalam sebuah video yang diunggah di platform media sosial X dan berujung viral, tentara-tentara Israel terlihat mengancam staf dan pasien di rumah sakit dengan mengacungkan senjata.

Satu tentara, berpakaian serba hitam, terlihat memaksa warga Palestina untuk berlutut dengan tangan diangkat.

Kepanikan terlihat di antara mereka yang berada di dalam rumah sakit ketika tentara Israel masuk dengan senjata di tangan dan berteriak-teriak kepada para pasien.

Menteri Kesehatan Palestina Mai Alkaila mendesak PBB dan kelompok-kelompok hak asasi internasional untuk mengakhiri kejahatan tiada henti Israel di Gaza dan Tepi Barat, serta melindungi fasilitas-fasilitas kesehatan Palestina dari berbagai serangan.

Baca juga: 1000 masjid di Gaza hancur akibat serangan brutal Israel

Kelompok-kelompok Palestina di Jenin menyerukan aksi mogok kerja massal untuk memprotes pembunuhan warga Palestina itu.

Ketegangan di Tepi Barat meningkat sejak pertempuran antara Israel dan Hamas di Gaza pecah pada 7 Oktober 2023.

Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, lebih dari 380 warga Palestina dibunuh oleh pasukan Israel di Tepi Barat sejak 7 Oktober, dan lebih dari 4.000 lainnya terluka.

Sumber: Anadolu

Baca juga: Wartawan Australia dipecat akibat unggahan tentang Gaza

Baca juga: Israel bongkar struktur militer Hamas di Gaza utara

Baca juga: Menlu Retno umumkan 105 negara tidak akui kedaulatan Israel hoaks!

Pewarta : Shofi Ayudiana
Uploader : Admin Kalteng
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

15.000 lebih anak terbunuh dalam serangan Israel di Gaza

10 May 2024 6:32 Wib

Polisi Israel bentrok dengan pengunjuk rasa anti-Netanyahu

10 May 2024 6:16 Wib

Pemerintah China serukan Israel berhenti menyerang Rafah

09 May 2024 9:49 Wib

Hamas siap lindungi warga Palestina bila Rafah diserang

07 May 2024 6:10 Wib

Invasi Israel ke Rafah bisa jadi bencana kemanusiaan

02 May 2024 9:33 Wib
Terpopuler

Melalui PDI Perjuangan, Ketua KONI Kalteng maju jadi bacalon Wali Kota

Kabar Daerah - 08 May 2024 17:49 Wib

Mainz lolos dari zona degradasi usai kandaskan Dortmund

Olahraga - 9 jam lalu

PLN UID Kalselteng gelar GM Mengajar di momen Hardiknas

Kabar Daerah - 07 May 2024 16:38 Wib

Kinerja wasit dan Witan mendominasi pemberitaan media massa

Olahraga - 11 May 2024 8:14 Wib

DPRD Kalteng minta hasil reses perseorangan ditindaklanjuti pemprov

Kabar Daerah - 06 May 2024 17:16 Wib