Sampit (ANTARA) - Rencana Dinas Perikanan Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah untuk meresmikan pabrik pakan ikan pada awal 2024 tertunda, lantaran masih menunggu pemasangan listrik dari PLN.
“Pemasangan listriknya masih proses. Kalau listriknya sudah terpasang insyaallah semua bisa berjalan, baik itu pabrik pakan ikan, pabrik es, dan SPBN,” kata Kepala Dinas Perikanan Kotim, Ahmad Sarwo Oboi di Sampit, Kamis.
November 2023 lalu, pria yang biasa disapa Oboi ini mengungkapkan rencana peresmian sekaligus operasional pabrik pakan ikan yang berlokasi di Desa Sei Ijum Raya, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, pada awal 2024. Namun, hingga akhir Februari 2024 rencana itu belum terealisasi.
Ia menjelaskan, hal tersebut disebabkan aliran listrik untuk pabrik tersebut belum tersedia, sedangkan untuk operasional pabrik pakan ikan sangat membutuhkan daya listrik. Dinas Perikanan telah berkoordinasi dengan PLN selaku pihak yang berwenang dan masih menunggu tindak lanjut dari PLN.
“Kami sudah menyurati PLN, tinggal menunggu tindak lanjut dari PLN,” ujarnya.
Dinas Perikanan Kotim membangun sentra perikanan di Desa Sei Ijum Raya, dengan begitu kebutuhan akan daya listrik pun cukup besar. Sementara, kapasitas daya listrik yang mengaliri kawasan tersebut saat ini tidak mampu untuk menopang keberadaan sentra perikanan.
Oleh sebab itu, perlu dilakukan pemasangan jaringan listrik khusus untuk sentra perikanan. Tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan listrik pabrik pakan ikan, tapi juga sarana prasarana lainnya, baik yang sudah maupun akan dibangun, seperti pabrik es, SPBN, dan tempat pelelangan ikan.
Baca juga: BNNP bentuk unit IBM di Kotim tanggulangi narkotika
Jaringan listrik yang dipasang nanti akan disambungkan langsung ke jalur yang berada di tepi Jalan HM Arsyad yang berjarak 2,5 kilometer dari sentra perikanan. Pemkab Kotim melalui Dinas Perikanan setempat telah menyiapkan anggaran Rp1,3 miliar untuk pemasangan jaringan listrik.
“Dengan pemasangan jaringan listrik ini diharapkan bisa meminimalkan kendala yang disebabkan gangguan listrik. Kita doakan saja semoga terealisasi,” ucapnya.
Ia menambahkan, pembangunan sentra perikanan ini merupakan salah satu program prioritas Bupati Halikinnor untuk menjawab aspirasi masyarakat, khususnya nelayan dan pembudidaya ikan.
Ada tiga hal yang selama ini kerap dikeluhkan oleh para nelayan dan pembudidaya ikan. Pertama, sulitnya mencari es untuk menjaga kesegaran ikan hasil tangkapan maupun budidaya yang akan dikirimkan ke pasaran.
Kedua, harga pakan ikan yang mahal, sehingga membuat para pembudidaya ikan sulit untuk mempertahankan usahanya. Lalu ketiga, para nelayan yang kesulitan mendapatkan BBM untuk keperluan mencari ikan.
Pemerintah daerah memang telah membantu dengan memberikan subsidi bagi nelayan yang membeli BBM di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), namun biasanya jumlahnya dibatasi, sehingga tidak mencukupi kebutuhan nelayan. Sedangkan, jika membeli BBM di pengecer harganya lebih mahal.
Dengan dibangunnya sentra perikanan ini diharapkan mampu mengatasi semua permasalahan tersebut.
Baca juga: 1.110 paket sembako disalurkan untuk korban banjir di Kotim
Baca juga: Pemkab Kotim siapkan Rp12 miliar untuk rekonstruksi Jalan Simpang Kandan
Baca juga: Banjir di Hanjalipan tak kunjung surut, BPBD Kotim lakukan asesmen ulang
“Pemasangan listriknya masih proses. Kalau listriknya sudah terpasang insyaallah semua bisa berjalan, baik itu pabrik pakan ikan, pabrik es, dan SPBN,” kata Kepala Dinas Perikanan Kotim, Ahmad Sarwo Oboi di Sampit, Kamis.
November 2023 lalu, pria yang biasa disapa Oboi ini mengungkapkan rencana peresmian sekaligus operasional pabrik pakan ikan yang berlokasi di Desa Sei Ijum Raya, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, pada awal 2024. Namun, hingga akhir Februari 2024 rencana itu belum terealisasi.
Ia menjelaskan, hal tersebut disebabkan aliran listrik untuk pabrik tersebut belum tersedia, sedangkan untuk operasional pabrik pakan ikan sangat membutuhkan daya listrik. Dinas Perikanan telah berkoordinasi dengan PLN selaku pihak yang berwenang dan masih menunggu tindak lanjut dari PLN.
“Kami sudah menyurati PLN, tinggal menunggu tindak lanjut dari PLN,” ujarnya.
Dinas Perikanan Kotim membangun sentra perikanan di Desa Sei Ijum Raya, dengan begitu kebutuhan akan daya listrik pun cukup besar. Sementara, kapasitas daya listrik yang mengaliri kawasan tersebut saat ini tidak mampu untuk menopang keberadaan sentra perikanan.
Oleh sebab itu, perlu dilakukan pemasangan jaringan listrik khusus untuk sentra perikanan. Tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan listrik pabrik pakan ikan, tapi juga sarana prasarana lainnya, baik yang sudah maupun akan dibangun, seperti pabrik es, SPBN, dan tempat pelelangan ikan.
Baca juga: BNNP bentuk unit IBM di Kotim tanggulangi narkotika
Jaringan listrik yang dipasang nanti akan disambungkan langsung ke jalur yang berada di tepi Jalan HM Arsyad yang berjarak 2,5 kilometer dari sentra perikanan. Pemkab Kotim melalui Dinas Perikanan setempat telah menyiapkan anggaran Rp1,3 miliar untuk pemasangan jaringan listrik.
“Dengan pemasangan jaringan listrik ini diharapkan bisa meminimalkan kendala yang disebabkan gangguan listrik. Kita doakan saja semoga terealisasi,” ucapnya.
Ia menambahkan, pembangunan sentra perikanan ini merupakan salah satu program prioritas Bupati Halikinnor untuk menjawab aspirasi masyarakat, khususnya nelayan dan pembudidaya ikan.
Ada tiga hal yang selama ini kerap dikeluhkan oleh para nelayan dan pembudidaya ikan. Pertama, sulitnya mencari es untuk menjaga kesegaran ikan hasil tangkapan maupun budidaya yang akan dikirimkan ke pasaran.
Kedua, harga pakan ikan yang mahal, sehingga membuat para pembudidaya ikan sulit untuk mempertahankan usahanya. Lalu ketiga, para nelayan yang kesulitan mendapatkan BBM untuk keperluan mencari ikan.
Pemerintah daerah memang telah membantu dengan memberikan subsidi bagi nelayan yang membeli BBM di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), namun biasanya jumlahnya dibatasi, sehingga tidak mencukupi kebutuhan nelayan. Sedangkan, jika membeli BBM di pengecer harganya lebih mahal.
Dengan dibangunnya sentra perikanan ini diharapkan mampu mengatasi semua permasalahan tersebut.
Baca juga: 1.110 paket sembako disalurkan untuk korban banjir di Kotim
Baca juga: Pemkab Kotim siapkan Rp12 miliar untuk rekonstruksi Jalan Simpang Kandan
Baca juga: Banjir di Hanjalipan tak kunjung surut, BPBD Kotim lakukan asesmen ulang