Palangka Raya (ANTARA) - Warga Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah dibuat geger dengan adanya seorang ibu rumah tangga (IRT) berinisial NT, yang diduga hendak mengakhiri hidupnya dengan melompat dari Jembatan Kahayan, Jalan Kapten Piere Tendean, Kelurahan Palangka, Kecamatan Jekan Raya.
"Benar, tadi malam (24/3) Minggu kami menerima laporan adanya dugaan percobaan bunuh diri di Jembatan Kahayan dan korban sempat diamankan dan langsung dibawa ke Mapolsek," kata Kapolsek Pahandut, Kompol Volvy Apriana, Senin.
Sementara itu, Ketua Tim Emergency Response Palangka Raya, Jean Steve, di Palangka Raya mengatakan, jika peristiwa tersebut berawal pada saat warga melihat IRT berusia 39 tahun tersebut duduk di pinggir Jembatan kahayan dengan raut wajah yang melamun ke arah sungai.
Warga yang melintas dan melihat kejadian tersebut pun langsung berhenti dari kendaraan dan mencoba menenangkan wanita tersebut serta melaporkan peristiwa tersebut ke pihak polisi.
"Puji Tuhan, saat kami datang ke lokasi, warga berhasil menenangkan wanita tersebut agar tidak melompat dari atas Jembatan ke Sungai Kahayan," ucapnya.
Sebelumnya, IRT tersebut terus-menerus menangis sembari duduk di Jembatan Kahayan selama 30 menit. Warga dan petugas yang berusaha menenangkan, justru diusir oleh IRT tersebut.
Tak ingin wanita tersebut berbuat nekat, warga dan petugas pun kemudian menanyakan tujuan IRT tersebut berada di atas jembatan Kahayan.
"IRT tersebut mengaku jika dirinya hanya ingin mencari wadah untuk menangis sendirian. Warga pun menunggu dan menjaga agar wanita tersebut tidak melompat dari atas jembatan," ujar Jean.
Beruntung petugas kepolisian dan tim ERP berhasil membujuk wanita tersebut agar menjauhi pinggir jembatan. Wanita tersebut kemudian dibawa ke Mapolsek Pahandut dan diajak berbicara oleh Satgas PPA Kalteng.
“Jadi wanita tersebut berada di atas Jembatan Kahayan karena mau mengurangi beban hatinya dengan cara berteriak dari atas jembatan,” ucap Satgas PPA Kalteng, Widya Kumala.
Wanita itu merasa stres, akibat anak bungsunya selalu ingin bertemu ayahnya. Hal tersebut tak dapat dilakukan, akibat wanita tersebut telah bercerai dengan suaminya.
Atas kasus tersebut, dirinya meminta kepada seluruh masyarakat yang memiliki masalah, agar dapat bercerita kepada siapapun. Jangan sampai, masalah tersebut dipendam yang dikhawatirkan dapat menjadi awal mula tindakan negatif.
Masyarakat juga diminta, agar selalu mendengarkan cerita maupun curhatan dari teman sekitarnya. Sebab, menjadi pendengar dapat menjadi upaya mencegah adanya aksi nekat yang tidak diinginkan.
"Jika ada masalah berusahalah cerita. Karena pikiran kalut bisa berdampak buruk," demikian Widya Kumala.
"Benar, tadi malam (24/3) Minggu kami menerima laporan adanya dugaan percobaan bunuh diri di Jembatan Kahayan dan korban sempat diamankan dan langsung dibawa ke Mapolsek," kata Kapolsek Pahandut, Kompol Volvy Apriana, Senin.
Sementara itu, Ketua Tim Emergency Response Palangka Raya, Jean Steve, di Palangka Raya mengatakan, jika peristiwa tersebut berawal pada saat warga melihat IRT berusia 39 tahun tersebut duduk di pinggir Jembatan kahayan dengan raut wajah yang melamun ke arah sungai.
Warga yang melintas dan melihat kejadian tersebut pun langsung berhenti dari kendaraan dan mencoba menenangkan wanita tersebut serta melaporkan peristiwa tersebut ke pihak polisi.
"Puji Tuhan, saat kami datang ke lokasi, warga berhasil menenangkan wanita tersebut agar tidak melompat dari atas Jembatan ke Sungai Kahayan," ucapnya.
Sebelumnya, IRT tersebut terus-menerus menangis sembari duduk di Jembatan Kahayan selama 30 menit. Warga dan petugas yang berusaha menenangkan, justru diusir oleh IRT tersebut.
Tak ingin wanita tersebut berbuat nekat, warga dan petugas pun kemudian menanyakan tujuan IRT tersebut berada di atas jembatan Kahayan.
"IRT tersebut mengaku jika dirinya hanya ingin mencari wadah untuk menangis sendirian. Warga pun menunggu dan menjaga agar wanita tersebut tidak melompat dari atas jembatan," ujar Jean.
Beruntung petugas kepolisian dan tim ERP berhasil membujuk wanita tersebut agar menjauhi pinggir jembatan. Wanita tersebut kemudian dibawa ke Mapolsek Pahandut dan diajak berbicara oleh Satgas PPA Kalteng.
“Jadi wanita tersebut berada di atas Jembatan Kahayan karena mau mengurangi beban hatinya dengan cara berteriak dari atas jembatan,” ucap Satgas PPA Kalteng, Widya Kumala.
Wanita itu merasa stres, akibat anak bungsunya selalu ingin bertemu ayahnya. Hal tersebut tak dapat dilakukan, akibat wanita tersebut telah bercerai dengan suaminya.
Atas kasus tersebut, dirinya meminta kepada seluruh masyarakat yang memiliki masalah, agar dapat bercerita kepada siapapun. Jangan sampai, masalah tersebut dipendam yang dikhawatirkan dapat menjadi awal mula tindakan negatif.
Masyarakat juga diminta, agar selalu mendengarkan cerita maupun curhatan dari teman sekitarnya. Sebab, menjadi pendengar dapat menjadi upaya mencegah adanya aksi nekat yang tidak diinginkan.
"Jika ada masalah berusahalah cerita. Karena pikiran kalut bisa berdampak buruk," demikian Widya Kumala.