Jakarta (ANTARA) - Sebuah studi mengatakan rasa kantuk yang timbul terus menerus dapat membuat seseorang merasa satu dekade lebih tua akibat kekurangan waktu tidur yang berkualitas.
Medical Medical Daily, Kamis (28/3), sebuah studi yang diterbitkan menjadi dua bagian dalam jurnal ilmiah Proceedings of the Royal Society B, para peneliti di Universitas Stockholm menyelidiki hubungan antara cara seseorang memandang usia dan tidurnya yang hasilnya terbukti memiliki hubungan satu sama lain.
Rasa kantuk dapat membuat seseorang merasa satu dekade lebih tua. Hanya kurang tidur dalam waktu dua malam saja, seseorang dapat merasakan usia bertambah empat tahun lebih tua.
“Mengingat tidur sangat penting untuk fungsi otak dan kesejahteraan secara keseluruhan, kami memutuskan untuk menguji apakah tidur menyimpan rahasia untuk menjaga rasa awet muda. Usia lebih dari sekedar persepsi. Kami tahu mereka yang merasa lebih muda dari usia sebenarnya, hidup lebih sehat dan lebih lama,” kata peneliti dari Departemen Psikologi Universitas Stockholm Leonie Balter.
Baca juga: Penyebab munculnya kantuk usai sahur dan berbuka puasa
Pada bagian pertama penelitian, tim mengevaluasi 429 orang berusia antara 18 dan 70 tahun. Para peserta ditanyai tentang persepsi subjektif mereka mengenai usia, frekuensi kurang tidur pada bulan sebelumnya, dan tingkat kantuk mereka.
Hasilnya mengungkapkan bahwa untuk setiap malam kurang tidur yang dilaporkan dalam sebulan terakhir, partisipan merasa rata-rata 0,23 tahun lebih tua.
Sementara pada bagian kedua, para peneliti melakukan studi eksperimental pembatasan tidur untuk memastikan apakah kekurangan tidur secara langsung menyebabkan peserta merasa lebih tua. Uji coba tersebut melibatkan 186 orang berusia antara 18 hingga 46 tahun.
Selama dua malam, intensitas tidur peserta dibatasi menjadi hanya empat jam setiap malam. Pada kemudian hari, peserta yang sama diperbolehkan tidur cukup selama dua malam, dengan total sembilan jam tidur setiap malamnya.
Hasilnya justru menunjukkan bahwa partisipan merasa rata-rata 4,4 tahun lebih tua setelah kurang tidur dibandingkan saat mereka tidur cukup.
Para peneliti mengatakan efek tidur terhadap usia subjektif berhubungan dengan seberapa mengantuk mereka. Perasaan sangat waspada berhubungan dengan perasaan empat tahun lebih muda dari usia sebenarnya, sedangkan rasa kantuk ekstrem berhubungan dengan perasaan enam tahun lebih tua dari usia mereka yang sesungguhnya.
“Artinya, perubahan dari perasaan waspada menjadi mengantuk menambah 10 tahun usia seseorang. Menjaga tidur kita sangat penting untuk menjaga perasaan awet muda. Hal ini, pada gilirannya, dapat mendorong gaya hidup yang lebih aktif dan mendorong perilaku yang meningkatkan kesehatan. karena merasa muda dan waspada penting untuk motivasi kita untuk aktif,” kata Balter.
Medical Medical Daily, Kamis (28/3), sebuah studi yang diterbitkan menjadi dua bagian dalam jurnal ilmiah Proceedings of the Royal Society B, para peneliti di Universitas Stockholm menyelidiki hubungan antara cara seseorang memandang usia dan tidurnya yang hasilnya terbukti memiliki hubungan satu sama lain.
Rasa kantuk dapat membuat seseorang merasa satu dekade lebih tua. Hanya kurang tidur dalam waktu dua malam saja, seseorang dapat merasakan usia bertambah empat tahun lebih tua.
“Mengingat tidur sangat penting untuk fungsi otak dan kesejahteraan secara keseluruhan, kami memutuskan untuk menguji apakah tidur menyimpan rahasia untuk menjaga rasa awet muda. Usia lebih dari sekedar persepsi. Kami tahu mereka yang merasa lebih muda dari usia sebenarnya, hidup lebih sehat dan lebih lama,” kata peneliti dari Departemen Psikologi Universitas Stockholm Leonie Balter.
Baca juga: Penyebab munculnya kantuk usai sahur dan berbuka puasa
Pada bagian pertama penelitian, tim mengevaluasi 429 orang berusia antara 18 dan 70 tahun. Para peserta ditanyai tentang persepsi subjektif mereka mengenai usia, frekuensi kurang tidur pada bulan sebelumnya, dan tingkat kantuk mereka.
Hasilnya mengungkapkan bahwa untuk setiap malam kurang tidur yang dilaporkan dalam sebulan terakhir, partisipan merasa rata-rata 0,23 tahun lebih tua.
Sementara pada bagian kedua, para peneliti melakukan studi eksperimental pembatasan tidur untuk memastikan apakah kekurangan tidur secara langsung menyebabkan peserta merasa lebih tua. Uji coba tersebut melibatkan 186 orang berusia antara 18 hingga 46 tahun.
Selama dua malam, intensitas tidur peserta dibatasi menjadi hanya empat jam setiap malam. Pada kemudian hari, peserta yang sama diperbolehkan tidur cukup selama dua malam, dengan total sembilan jam tidur setiap malamnya.
Hasilnya justru menunjukkan bahwa partisipan merasa rata-rata 4,4 tahun lebih tua setelah kurang tidur dibandingkan saat mereka tidur cukup.
Para peneliti mengatakan efek tidur terhadap usia subjektif berhubungan dengan seberapa mengantuk mereka. Perasaan sangat waspada berhubungan dengan perasaan empat tahun lebih muda dari usia sebenarnya, sedangkan rasa kantuk ekstrem berhubungan dengan perasaan enam tahun lebih tua dari usia mereka yang sesungguhnya.
“Artinya, perubahan dari perasaan waspada menjadi mengantuk menambah 10 tahun usia seseorang. Menjaga tidur kita sangat penting untuk menjaga perasaan awet muda. Hal ini, pada gilirannya, dapat mendorong gaya hidup yang lebih aktif dan mendorong perilaku yang meningkatkan kesehatan. karena merasa muda dan waspada penting untuk motivasi kita untuk aktif,” kata Balter.