Sampit (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah menetapkan status tanggap darurat banjir selama 14 hari, terhitung mulai 4 hingga 17 Mei 2024.

“Kami menaikkan status tanggap darurat banjir agar kita bisa segera membantu masyarakat yang terdampak dan mengoptimalkan penanganan banjir,” kata Wakil Bupati Kotim Irawati di Sampit, Jumat. 

Pemkab Kotim melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat bersama sejumlah pemangku kepentingan melaksanakan rapat koordinasi kondisi banjir yang merendam sebagian wilayah Kotim, khususnya dalam kota dan wilayah utara, selama kurang lebih sepekan terakhir.

Hadir dalam rapat tersebut diantaranya Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan II, KSOP Kelas III Sampit, DLH Kotim, TNI, Polri, BMKG, Inspektorat, Dinas Sosial, dan lainnya. 

Berdasarkan hasil paparan sejumlah instansi, terutama BMKG, BWS Kalimantan II dan Dinas Kesehatan serta instruksi Bupati Kotim, akhirnya semua pihak sepakat menetapkan status tanggap darurat banjir. 

Penetapan status ini merupakan upaya pemerintah daerah untuk mengoptimalkan penanganan banjir. Penetapan status ini juga menjadi dasar dalam penggunaan dana Belanja Tidak Terduga (BTT) untuk tanggap darurat bencana banjir ini.

“Sementara, status tanggap darurat banjir kita tetapkan selama 14 hari. Apabila, setelah itu curah hujan masih tinggi dan banjir masih terjadi, maka tidak menutup kemungkinan status akan diperpanjang,” imbuhnya. 

Dilanjutkan oleh Kepala Pelaksana BPBD Kotim Multazam, bahwa berdasarkan prakiraan BMKG Kotim curah hujan tinggi masih dimungkinkan terjadi di wilayah Kotim. 

Walaupun, sementara ini beberapa lokasi sudah surut tapi kemungkinan jika ada hujan banjir bisa kembali terjadi sehingga masyarakat dihimbau agar tetap waspada. 

Baca juga: Bupati Kotim temukan drainase yang ditutup warga

Banjir tidak hanya merendam wilayah perkotaan tapi juga wilayah utara seperti Kecamatan Antang Kalang. Atas dasar itulah pihaknya memutuskan untuk menetapkan status tanggap darurat banjir. 

“Dengan penetapan status ini akan ada beberapa dinas yang berkolaborasi dengan kami untuk bersama-sama dalam penanggulangan banjir di Kotim. Mudah-mudahan kita bisa melewati kondisi ini,” ujarnya. 

Ia meneruskan, kondisi saat ini di Kota Sampit memang curah hujan cukup tinggi ditambah air pasang sungai yang menyebabkan terjadinya banjir. Banjir yang merendam Kota Sampit sudah masuk kategori bencana. 

Bahkan berdasarkan prediksi dari KSOP kelas III Sampit pada 15,16 dan 17 Mei 2024 ketinggian muka laut mencapai 3,2 meter. 

Kondisi tersebut biasanya akan menyebabkan banjir bukan hanya di wilayah perkotaan yang berada di tepi Sungai Mentaya, tapi juga sampai ke wilayah sekitar Sungai Cempaga meskipun dampaknya tidak begitu besar. 

Hal ini pun akan disosialisasikan kepada masyarakat agar bisa bersiap-siap, misalnya dengan memindahkan harta benda ke lokasi yang relatif aman dari banjir. Sehingga ketika terjadi banjir masyarakat tidak panik. 

Di samping itu masyarakat diminta untuk lebih memperhatikan kondisi sanitasi karena berhubungan dengan masalah kesehatan, jangan sampai banjir menimbulkan masalah lainnya seperti merebaknya penyakit muntaber dan gatal-gatal. 

Berdasarkan data sementara yang dihimpun BPBD Kotim, saat ini ada empat kecamatan yang terendam banjir, yakni Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Baamang, Mentaya Hilir Utara dan Antang Kalang. 

Untuk wilayah perkotaan kedalaman banjir berkisar 20 cm hingga 60 cm dari permukaan jalan, sedangkan banjir terdalam terjadi di Kecamatan Antang Kalang dengan kedalaman hingga satu meter. 

Baca juga: TP PKK Sawahan dirikan dapur umum bantu korban banjir

Baca juga: DLH Kotim siapkan dua tempat pengolahan sampah mandiri

Baca juga: Parade dan tarian kolosal guru-murid meriahkan Hardiknas di Kotim


Pewarta : Devita Maulina
Uploader : Admin 2
Copyright © ANTARA 2024