Palangka Raya (ANTARA) - Berdasarkan hasil pantauan Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Tengah terhadap harga-harga di daerah perdesaan, nilai tukar petani (NTP) Gabungan di provinsi setempat pada Mei 2024 sebesar 124,08 atau alami penurunan sekitar 0,65 persen dibanding April 2024 yang mencapai 124,89.
Kepala BPS Kalteng Eko Marsoro di Palangka Raya, Selasa, mengatakan bahwa turunnya NTP Gabungan itu karena indeks harga hasil produksi pertanian mengalami penurunan yang cukup besar, sedangkan indeks harga dibayar petani naik tipis.
"Penurunan NTP pada Mei 2024 dipengaruhi oleh turunnya NTP pada hampir seluruh subsektor, yaitu Tanaman Pangan 1,11 persen, Hortikultura 2,96 persen, Tanaman Perkebunan Rakyat 0,40 persen, dan Peternakan 0,56 persen," beber dia.
Dikatakan, pada Mei 2024, indeks harga hasil produksi pertanian sekitar 156,04, atau turun sebesar 0,56 persen dibanding April 2024 yang mencapai 156,92. Penurunan indeks harga hasil produksi pertanian pada Mei 2024 disebabkan oleh turun beberapa subsektor, yaitu Tanaman Pangan 0,97 persen, Hortikultura 2,91 persen, Tanaman Perkebunan Rakyat 0,32 persen, dan Peternakan 0,50 persen.
Sementara, lanjut Eko Marsoro, pada Mei 2024, indeks harga dibayar petani mengalami kenaikan sebesar 0,08 persen jika dibanding April 2024, yaitu dari 125,65 menjadi 125,75. Kenaikan ini disebabkan oleh naiknya nilai Ib pada seluruh subsektor, yaitu Tanaman Pangan 0,13 persen, Hortikultura 0,06 persen, Tanaman Perkebunan Rakyat 0,07 persen, Peternakan 0,05 persen, dan Perikanan 0,03 persen.
"Kenaikan indeks harga dibayar petani itu disebabkan oleh naiknya dua indeks penyusunnya, yaitu kelompok konsumsi rumah tangga petani (IKRT) dan kelompok BPPBM," ujarnya.
Baca juga: Kenaikan seluruh kelompok pengeluaran penyebab Kalteng alami inflasi selama Mei 2024
Meski begitu, Kepala BPS Kalteng itu memastikan secara umum, NTP provinsi berjuluk Bumi Tambun Bungai-Bumi Pancasila ini selama tahun 2024 mengalami peningkatan, dari 121,24 pada Januari 2024 menjadi 124,08 Mei 2024. Kenaikan ini tidak lepas dari pengaruh NTP pada Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat, di mana nilai tukar subsektor ini merupakan yang terbesar di wilayah setempat.
"Di mana pada Mei 2024, subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat tercatat memiliki NTP sebesar 143,32, diikuti Hortikultura 105,71, Peternakan 105,70, Tanaman Pangan 98,33), dan Perikanan 96,52," demikian Eko.
Baca juga: Ketimpangan gender di Kalteng alami peningkatan dan perlu perbaikan
Baca juga: Penduduk usia kerja di Kalteng naik 17,63 ribu orang
Baca juga: Ekonomi Kalteng triwulan I-2024 tumbuh 5,01 persen
Kepala BPS Kalteng Eko Marsoro di Palangka Raya, Selasa, mengatakan bahwa turunnya NTP Gabungan itu karena indeks harga hasil produksi pertanian mengalami penurunan yang cukup besar, sedangkan indeks harga dibayar petani naik tipis.
"Penurunan NTP pada Mei 2024 dipengaruhi oleh turunnya NTP pada hampir seluruh subsektor, yaitu Tanaman Pangan 1,11 persen, Hortikultura 2,96 persen, Tanaman Perkebunan Rakyat 0,40 persen, dan Peternakan 0,56 persen," beber dia.
Dikatakan, pada Mei 2024, indeks harga hasil produksi pertanian sekitar 156,04, atau turun sebesar 0,56 persen dibanding April 2024 yang mencapai 156,92. Penurunan indeks harga hasil produksi pertanian pada Mei 2024 disebabkan oleh turun beberapa subsektor, yaitu Tanaman Pangan 0,97 persen, Hortikultura 2,91 persen, Tanaman Perkebunan Rakyat 0,32 persen, dan Peternakan 0,50 persen.
Sementara, lanjut Eko Marsoro, pada Mei 2024, indeks harga dibayar petani mengalami kenaikan sebesar 0,08 persen jika dibanding April 2024, yaitu dari 125,65 menjadi 125,75. Kenaikan ini disebabkan oleh naiknya nilai Ib pada seluruh subsektor, yaitu Tanaman Pangan 0,13 persen, Hortikultura 0,06 persen, Tanaman Perkebunan Rakyat 0,07 persen, Peternakan 0,05 persen, dan Perikanan 0,03 persen.
"Kenaikan indeks harga dibayar petani itu disebabkan oleh naiknya dua indeks penyusunnya, yaitu kelompok konsumsi rumah tangga petani (IKRT) dan kelompok BPPBM," ujarnya.
Baca juga: Kenaikan seluruh kelompok pengeluaran penyebab Kalteng alami inflasi selama Mei 2024
Meski begitu, Kepala BPS Kalteng itu memastikan secara umum, NTP provinsi berjuluk Bumi Tambun Bungai-Bumi Pancasila ini selama tahun 2024 mengalami peningkatan, dari 121,24 pada Januari 2024 menjadi 124,08 Mei 2024. Kenaikan ini tidak lepas dari pengaruh NTP pada Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat, di mana nilai tukar subsektor ini merupakan yang terbesar di wilayah setempat.
"Di mana pada Mei 2024, subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat tercatat memiliki NTP sebesar 143,32, diikuti Hortikultura 105,71, Peternakan 105,70, Tanaman Pangan 98,33), dan Perikanan 96,52," demikian Eko.
Baca juga: Ketimpangan gender di Kalteng alami peningkatan dan perlu perbaikan
Baca juga: Penduduk usia kerja di Kalteng naik 17,63 ribu orang
Baca juga: Ekonomi Kalteng triwulan I-2024 tumbuh 5,01 persen