Palangka Raya (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Tengah mencatat nilai tukar petani (NTP) gabungan berdasarkan hasil pantau harga-harga di perdesaan di provinsi pada Maret 2025 mencapai 135,52, naik sebesar 0,29 persen dibanding Februari 2025 yang berkisar 135,13.
Kepala BPS Kalteng Agnes Widiastuti di Palangka Raya, kemarin, mengatakan naiknya NTP gabungan itu disebabkan oleh kenaikan subsektor hortikultura sebesar 5,56 persen, Tanaman Perkebunan Rakyat 0,20 persen, dan Peternakan 0,23 persen.
"Indeks harga hasil produksi pertanian pun lebih besar dari kenaikan indeks harga dibayar petani. Itu yang membuat NTP Gabungan Kalteng selama Maret 2025 naik 0,29 persen," beber dia.
Dikatakan, pada Maret 2025 indeks harga hasil produksi pertanian naik sebesar 1,63 persen dibanding Februari 2025, yaitu dari 169,71
menjadi 172,48. Kenaikan itu disebabkan oleh kenaikan indeks harga hasil produksi pertanian pada seluruh subsektor, yaitu Tanaman Pangan 0,46 persen, Hortikultura 7,10 persen, Tanaman Perkebunan Rakyat 1,57 persen, Peternakan 1,30 persen, dan Perikanan 0,24 persen.
Sementara indeks harga yang dibayar petani pada Maret 2025 di provinsi ini, mengalami kenaikan sebesar 1,33 persen jika dibanding Februari
2025, yaitu dari 125,60 menjadi 127,27. Kenaikan ini disebabkan oleh naiknya indeks harga yang dibayar petani untuk seluruh subsektor, yaitu Tanaman Pangan 1,35 persen, Hortikultura 1,47 persen, Tanaman Perkebunan Rakyat 1,37 persen, Peternakan 1,08 persen, dan Perikanan 1,12 persen.
Baca juga: Mayoritas kelompok pengeluaran naik jadi penyebab Kalteng inflasi selama Maret 2025
Agnes mengatakan secara umum, NTP Kalteng selama tahun 2025 mengalami peningkatan dari 133,78 pada Januari 2025 menjadi 135,52 pada Maret 2025. Kenaikan ini tidak lepas dari pengaruh NTP pada Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat, di mana nilai tukar subsektor ini merupakan yang terbesar di provinsi ini.
"Pada Maret 2025, Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat tercatat memiliki NTP sebesar 164,22, diikuti Hortikultura 117,23, Peternakan 99,79, Perikanan 98,37, dan Tanaman Pangan 97,22," demikian Kepala BPS Kalteng ini.
Baca juga: Pemkab Kapuas dan BPS komitmen lakukan aksi forum Satu Data Indonesia
Baca juga: Penduduk Kotim bertambah 4.821 jiwa
Baca juga: Luas panen tanaman pangan Kotim capai 11.304 hektare