Makkah (ANTARA) - Jamaah calon haji Indonesia secara bergelombang mulai berdatangan dan menempati tenda-tenda di Arafah untuk persiapan melaksanakan wukuf.
Kedatangan jamaah secara bergelombang itu dapat terlihat di sejak Jumat pagi. Tiga bus yang membawa jamaah dari Karawang dan Depok, Jawa Barat, tiba.
Saat tiba pintu bus masih tersegel dan petugas Masyariq kemudian membuka segel stiker itu dan mempersilakan jamaah turun. Segel itu sebagai penanda bahwa jamaah telah dicek identitas serta agar tidak ada jamaah ilegal masuk.
"Jamaah langsung diarahkan petugas untuk masuk ke tenda biar tidak kepanasan," ujar Kepala Sektor 9 Ad Hoc Abrar Munanda.
Dalam prosesnya, beberapa tenda sempat kelebihan kapasitas karena ada anggota jamaah yang ingin satu grup dalam tenda atau tidak ingin terpisah dengan rombongannya.
Padahal di setiap tenda sudah ada daftar nama-nama siapa saja yang menempati tenda.
"Sekarang yang penting masuk tenda dulu. nanti baru kita data disesuaikan dengan tendanya masing-masing," kata Abrar.
Raut bahagia terpancar dari wajah para peserta calon haji. Mereka meluapkan kegembiraan dengan berucap syukur kepada Allah Yang Maha Kuasa.
"Senang sekali bisa sampai di sini. Seperti mimpi," ujar Ani Nurani, jamaah asal Depok, Jawa Barat.
Bagi Ani, Arafah adalah tempat yang dinanti-nantikannya selama tinggal di Tanah Suci. Sebab ia meyakini bahwa haji adalah di Arafah. Ia juga tidak mempermasalahkan ruang yang kecil di dalam tenda.
"Biar sempit hati kami lapang. Tetap senang. Tamu Allah kan harus senang ya," kata Ani.
Pada Jumat, jamaah akan menginap di Arafah. Kedatangan jamaah ke Arafah dimulai sejak pukul 08.00 hingga pukul 21.30 waktu setempat.
Keesokan harinya, Sabtu (15/6), jamaah calon haji akan melaksanakan wukuf di Arafah. Setelah Magrib, secara bertahap jamaah akan bergeser menggunakan bus ke Muzdalifah untuk mabit. Lalu pada tengah malam, jamaah akan bergeser ke Mina.
Nantinya akan ada 482 orang yang mengikuti safari wukuf. Rinciannya 182 calon haji yang sakit dan dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI). Sisanya adalah jamaah lansia non-mandiri dan disabilitas. Mereka akan mengikuti wukuf dari bus dan tidak turun ke tenda. Saat lontar jumrah juga diwakilkan oleh petugas.