Kenali gangguan bicara pada pasien anak dengan celah lelangit

Senin, 24 Juni 2024 17:19 WIB

Jakarta (ANTARA) -
Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorokan - Kepala Leher (THT-KL) RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Dr. dr. Tri Juda Airlangga, Sp.THTBKL menjelaskan gangguan bicara yang dapat terjadi pada pasien dengan celah lelangit, khususnya pada pasien bayi dan anak-anak dan cara meminimalkannya.

“Untuk bicara itu, banyak faktor yang terlibat, pertama paru-paru kita bagus nggak, kedua pita suara,” kata Tri dalam gelaran wicara daring di Jakarta, Senin.

Di dalam pita suara, terdapat bagian yang disebut dengan jaringan resonansi. Biasanya, pasien dengan celah lelangit dapat mengalami gangguan bicara ketika jaringan resonansi tidak bekerja dengan semestinya.

“Setelah dari pita suara, dia (suara) naik ke atas lewat tenggorok, dari tenggorok dia melewati rongga mulut dan rongga hidung,” kata dokter lulusan Universitas Indonesia itu.

Baca juga: RSUD Pulang Pisau kembali laksanakan operasi gratis bibir sumbing

Untuk pasien dengan gangguan celah lelangit, ujarnya biasanya itu akan terbuka dari mulut ke hidung, ada celah di atasnya yang mengakibatkan suaranya jadi hipernasal.

Hipernasal merupakan bunyi ucapan yang diakibatkan oleh udara yang terlalu banyak keluar melalui hidung saat berbicara. Hal ini menyebabkan pasien dengan celah lelangit biasanya tidak dapat mengucapkan huruf-huruf tertentu, seperti ‘p’, ‘b’, dan ‘e’.

Oleh karena itu, dokter akan melakukan tindakan untuk meminimalkan potensi kesulitan berkomunikasi pada pasien, khususnya pasien bayi dan anak-anak.

Dokter akan melakukan prosedur operasi untuk mencegah komplikasi kesehatan yang dapat terjadi pada pasien celah lelangit, salah satunya gangguan bicara.

“Setelah dioperasi, posisi lidah harus membaik, tetapi biasanya suara pasien akan mengalami hipernasal dan itu harus kita perhatikan,” kata Tri.

Baca juga: 720 pasien bibir sumbing dioperasi secara gratis

Lebih lanjut, dokter akan menentukan prosedur atau tahapan tambahan setelah pasien celah lelangit melakukan operasi agar pasien dapat berbicara dengan lebih baik.

Salah satunya melakukan terapi wicara untuk mengoptimalkan kemampuan bicara, artikulasi, serta kemampuan pasien dalam mengunyah dan menelan.

“Setelah kita pastikan velofaringeal (katup otot) baik, kita lihat celahnya sebesar apa, apakah bisa dilakukan dengan terapi wicara saja atau mungkin harus tindakan operasi lagi, itu membutuhkan pemeriksaan detail,” kata Tri.

“Biasanya, terapi wicara bisa dilakukan, dan terapi wicara sebelum operasi celah lelangit juga bisa dilakukan untuk melihat perbedaannya,” tutupnya.

Baca juga: Apa saja yang jadi penyebab bibir sumbing?

Baca juga: Stimulasi dari orang tua penting guna ata 'speech delay'

Pewarta : Vinny Shoffa Salma
Uploader : Admin Kalteng
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

KPK terus dalami informasi donatur Harun Masiku

28 June 2024 17:22 Wib

Mantan Direktur Keuangan Taspen Helmi Imam Satriyono dipanggil KPK

14 June 2024 16:11 Wib

Usai klarifikasi LHKPN KPK, mantan Kepala Bea Cukai Purwakarta irit bicara

20 May 2024 22:49 Wib

AHY mengaku belum diajak bicara terkait kabinet Prabowo-Gibran

26 February 2024 11:31 Wib

Stimulasi dari orang tua penting guna ata 'speech delay'

07 February 2024 14:56 Wib
Terpopuler

Warga Muara Teweh ini kagum layanan JKN ringankan biaya persalinan

Kabar Daerah - 25 June 2024 7:22 Wib

Harga emas naik Rp5.000 jadi Rp1,365 juta per gram

Bisnis - 29 June 2024 14:12 Wib

Jay ENHYPEN batasi penampilannya karena sakit lutut

Lifestyle - 27 June 2024 18:10 Wib

Presiden Jokowi ajak menteri blusukan di Pasar Pata Katingan

Kabar Daerah - 26 June 2024 16:29 Wib

Pelaku UMKM untung besar dari kejurprov motoprix Pj Bupati Barsel

Kabar Daerah - 3 jam lalu