Sampit (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah melalui Dinas Pertanian Ketahanan Pangan (DPKP) setempat kembali menggelar gerakan pangan murah sebagai upaya pengendalian inflasi dengan menjual sejumlah komoditas lebih murah dibanding harga pasar.
“Target kami melalui pelaksanaan kegiatan ini untuk menyediakan pangan murah bagi masyarakat dan untuk mengendalikan inflasi di Kotim, khususnya Kota Sampit,” kata Kepala DPKP Kotim Sepnita di Sampit, Rabu.
Sepnita menyebutkan, gerakan pangan murah merupakan program kolaborasi antara DPKP Kotim dan DPKP Provinsi Kalimantan Tengah untuk menjaga stabilitas harga pangan dan pengendalian inflasi.
Gerakan pangan murah ini dimulai pada Februari dan dijadwalkan sampai Desember 2024 dengan total 35 kali kegiatan yang digelar secara berkala. Sejauh ini sudah 18 kegiatan gerakan pangan murah yang dilaksanakan meliputi 17 kecamatan di Kotim, khususnya Kota Sampit ini merupakan gerakan pangan murah kedua tahun ini.
Dalam program ini pihaknya menggandeng antara lain Bulog Sub Divisi Regional Sampit untuk pengadaan beras, distributor pangan, hingga petani untuk memangkas rantai distribusi, sehingga mengurangi biaya.
Bahan pangan yang dijual terutamanya adalah komoditas yang kerap memiliki andil dalam inflasi di Kota Sampit, seperti besar, telur, gula pasir, dan minyak goreng.
“Komoditas yang dijual di gerakan pangan murah ini mendapat subsidi dari APBD Provinsi, subsidinya mulai dari Rp2000 sampai Rp10.000 tergantung jenis komoditasnya. Dengan begitu kami harap bisa membantu meringankan beban ekonomi dan menjaga daya beli masyarakat,” tuturnya.
Baca juga: Pemkab Kotim sosialisasikan perubahan Perda Pajak dan Retribusi Daerah
Ia menambahkan, secara umum kondisi inflasi di Kota Sampit saat ini terbilang stabil. Berdasarkan rapat koordinasi pengendalian inflasi tahun 2024 bersama Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) beberapa waktu lalu diketahui Sampit berada di urutan 73 dari kota/kabupaten di Indonesia yang menjadi acuan indeks harga konsumen (IHK).
Secara statistik year on year inflasi Kota Sampit pada Juni 2024 memang berada di posisi paling tinggi dari empat kabupaten/kota di Kalimantan Tengah yang menjadi acuan IHK, dengan angka 2,51 persen.
Namun, statistik month to month justru menunjukan bahwa Kota Sampit mengalami deflasi 0,34 persen. Kendati demikian, upaya untuk menekan inflasi tetap perlu dilaksanakan guna mengantisipasi jika sewaktu-waktu terjadi fluktuasi harga yang signifikan.
“Kami berharap Kalteng, khususnya Kotim bisa menekan dan mengendalikan angka inflasi serendah mungkin. Pada 2023 lalu angka inflasi kita termasuk tertinggi di Indonesia, kita harap hal itu tidak terjadi lagi,” demikian Sepnita.
Gerakan pangan murah yang digelar DPKP Kotim kali ini berlangsung selama dua hari pada tempat berbeda. Rabu (24/7) kegiatan dipusatkan di Taman Kota Sampit, lalu Kamis (25/7) di Kantor Kelurahan Ketapang.
Jumlah komoditas yang disediakan pada hari pertama gerakan pangan murah antara lain, beras SPHP 2 ton, beras premium 8 ton, bawang merah 80 kilogram, bawang putih 80 kilogram, telur ayam 160 sap, telur itik 16 sap, gula pasir 450 kilogram dan minyak goreng 500 liter. Ada pula, tambahan komoditas berupa aneka sayuran dengan total 250 kilogram.
Daftar harga komoditas yang dijual sebagai berikut, beras SPHP Rp62 ribu per 5 kilogram, beras premium Rp60 ribu per 5 kilogram, bawang merah Rp22 ribu per kilogram, bawang putih Rp35 ribu per kilogram, telur ayam Rp55 ribu per sap, telur itik Rp45 ribu per sap, gula pasir Rp16 ribu per kilogram, minyak goreng 16 ribu per liter.
Baca juga: Alami karhutla terbanyak di Kotim, MBK siagakan peralatan dan personel
Baca juga: Pemkab Kotim bujuk NAM Air buka penerbangan Sampit-Surabaya
Baca juga: Diskominfo Kotim paparkan kendala optimalisasi PPID di daerah