Palangka Raya (ANTARA) -
Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) menyatakan dukungan terhadap upaya pelestarian bahasa maupun sastra daerah sebagai bagian penting dari identitas dan warisan budaya.
Plh Staf Ahli (Sahli) Gubernur Kalteng Akhmad Husain di Palangka Raya, Kamis, mengatakan, upaya pelestarian ini sangatlah penting terutama di tengah dinamika perkembangan zaman yang semakin cepat di era globalisasi dan digitalisasi.
"Melalui program-program yang dijalankan, terutama oleh Balai Bahasa, kita semua dapat menyaksikan langkah nyata dalam menjaga bahasa daerah," ujarnya.
Hal itu dia sampaikan saat membuka Festival Tunas Bahasa Ibu yang diselenggarakan Balai Bahasa.
Menurut dia Festival Tunas Bahasa Ibu bukan hanya menjadi wadah merayakan keberagaman bahasa dan sastra daerah, tetapi juga menanamkan kebanggaan dan kecintaan terhadap bahasa ibu atau bahasa daerah, khususnya kepada generasi muda.
"Festival ini memberi motivasi, inspirasi serta menggugah kesadaran masyarakat luas, untuk bersama-sama menjaga dan melestarikan bahasa daerah di Kalimantan Tengah," ucapnya.
"Mari kita bersama-sama menjadikan bahasa ibu sebagai bagian penting dari kehidupan sehari-hari, sehingga jati diri dan warisan budaya kita tetap lestari dan terjaga," ajaknya.
Kepala Balai Bahasa Kalteng Muhammad Muis menyampaikan, beberapa waktu lalu Badan Pembinaan dan Bahasa melaksanakan kegiatan bertajuk Revitalisasi Bahasa Daerah yang diluncurkan Mendikbud RI pada 2022.
Dari banyaknya bahasa daerah yang ada, Muis menyebut tidak menutup kemungkinan bahasa-bahasa daerah tersebut akan punah karena tidak terintervensi oleh pemerintah.
"Beberapa bahasa daerah yang ada di Kalimantan Tengah ini pun perlu kita lestarikan, sebab kita tidak ingin bahasa daerah kita punah. Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah sudah merevitalisasi delapan bahasa daerah dalam dua tahun ini," ucapnya.