Pulang Pisau (ANTARA) - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, dr Pande Putu Gina mengatakan bahwa setiap dokter di kabupaten setempat wajib memahami dan bisa menatalaksana jika menemukan kasus stunting.
“Bagaimana setiap dokter bisa memberikan penanganan yang baik apabila menemukan kasus stunting sampai bisa mengejar tumbuh dan berkembangnya yang menjadi salah satu poin penting dalam menatalaksana itu,” kata Pande di Pulang Pisau, Senin.
Pelatihan tata laksana mencegah stunting bagi para dokter umum dan ahli gizi di kabupaten setempat yang dilaksanakan Dinas Kesehatan, terang Pande, juga melatih para dokter untuk bisa deteksi dini kasus stunting.
Contoh, apabila perkembangan anak tidak naik dalam berat maupun tinggi badan maka para dokter harus bisa mendeteksi pengaruh apa yang melatarbelakangi itu dan mengetahui apakah ada penyakit penyerta dalam kondisi tersebut.
Dinas Kesehatan setempat, kata Pande, juga melatih tenaga gizi untuk dipersiapkan menjadi tenaga spesialis khusus nutisi terhadap makanan. Tenga ahli gizi ini yang diharapkan mampu mengolah dan menyajikan menu-menu yang memenuhi gizi seimbang dengan memanfaatkan bahan pangan lokal untuk mengatasi stunting.
Baca juga: Pj Bupati Pulang Pisau: Anak berkebutuhan khusus miliki hak sama
Penjabat Bupati Pulang Pisau Nunu Andriani meminta peningkatan sumber daya manusia melalui pelatihan yang dilaksanakan Dinas Kesehatan bagi dokter umum dan ahli gizi ini harus bisa meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan di Puskesmas-Puskesmas yang membawahi Posyandu yang ada di desa dan kelurahan.
“Meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan terlebih dahulu selanjutnya melakukan intervensi kepada keluarga berisiko stunting,” ucapnya.
Nunu Andriani mengingatkan tenaga kesehatan berperan sangat besar karena menjadi garda terdepan pada fasilitas pelayanan kesehatan dalam menanggulangi stunting. Selain bertugas melakukan deteksi dini dan penanganan pasien dengan indikasi stunting, juga berperan dalam proses monitoring pasien dan menentukan keberhasilan penanganan stunting.
“Tenaga gizi Puskesmas berperan dalam memastikan semua balita terpantau tumbuh kembangnya, edukasi gizi kepada ibu dan keluarga serta menyiapkan menu menu makanan dalam mengatasi permasalahan gizi agar anak dapat tumbuh kembang secara optimal
Hasil audit kasus stunting, kata Nunu Andriani, mengungkap beberapa faktor penyebab stunting diantaranya tidak memberikan asi eksklusif, imunisasi yang tidak lengkap, MP ASI yang tidak adekuat, sanitasi lingkungan yang kurang sehat, termasuk perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam keluarga yang masih kurang.
Baca juga: Penyaluran pupuk bersubsidi di Pulang Pisau gunakan data petani berbasis digital
Baca juga: Pemkab optimistis produksi beras Pulang Pisau jadi penyangga kebutuhan IKN
Baca juga: Penjabat Bupati Pulpis pastikan setiap anak mendapat imunisasi polio
“Bagaimana setiap dokter bisa memberikan penanganan yang baik apabila menemukan kasus stunting sampai bisa mengejar tumbuh dan berkembangnya yang menjadi salah satu poin penting dalam menatalaksana itu,” kata Pande di Pulang Pisau, Senin.
Pelatihan tata laksana mencegah stunting bagi para dokter umum dan ahli gizi di kabupaten setempat yang dilaksanakan Dinas Kesehatan, terang Pande, juga melatih para dokter untuk bisa deteksi dini kasus stunting.
Contoh, apabila perkembangan anak tidak naik dalam berat maupun tinggi badan maka para dokter harus bisa mendeteksi pengaruh apa yang melatarbelakangi itu dan mengetahui apakah ada penyakit penyerta dalam kondisi tersebut.
Dinas Kesehatan setempat, kata Pande, juga melatih tenaga gizi untuk dipersiapkan menjadi tenaga spesialis khusus nutisi terhadap makanan. Tenga ahli gizi ini yang diharapkan mampu mengolah dan menyajikan menu-menu yang memenuhi gizi seimbang dengan memanfaatkan bahan pangan lokal untuk mengatasi stunting.
Baca juga: Pj Bupati Pulang Pisau: Anak berkebutuhan khusus miliki hak sama
Penjabat Bupati Pulang Pisau Nunu Andriani meminta peningkatan sumber daya manusia melalui pelatihan yang dilaksanakan Dinas Kesehatan bagi dokter umum dan ahli gizi ini harus bisa meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan di Puskesmas-Puskesmas yang membawahi Posyandu yang ada di desa dan kelurahan.
“Meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan terlebih dahulu selanjutnya melakukan intervensi kepada keluarga berisiko stunting,” ucapnya.
Nunu Andriani mengingatkan tenaga kesehatan berperan sangat besar karena menjadi garda terdepan pada fasilitas pelayanan kesehatan dalam menanggulangi stunting. Selain bertugas melakukan deteksi dini dan penanganan pasien dengan indikasi stunting, juga berperan dalam proses monitoring pasien dan menentukan keberhasilan penanganan stunting.
“Tenaga gizi Puskesmas berperan dalam memastikan semua balita terpantau tumbuh kembangnya, edukasi gizi kepada ibu dan keluarga serta menyiapkan menu menu makanan dalam mengatasi permasalahan gizi agar anak dapat tumbuh kembang secara optimal
Hasil audit kasus stunting, kata Nunu Andriani, mengungkap beberapa faktor penyebab stunting diantaranya tidak memberikan asi eksklusif, imunisasi yang tidak lengkap, MP ASI yang tidak adekuat, sanitasi lingkungan yang kurang sehat, termasuk perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam keluarga yang masih kurang.
Baca juga: Penyaluran pupuk bersubsidi di Pulang Pisau gunakan data petani berbasis digital
Baca juga: Pemkab optimistis produksi beras Pulang Pisau jadi penyangga kebutuhan IKN
Baca juga: Penjabat Bupati Pulpis pastikan setiap anak mendapat imunisasi polio