Palangka Raya (ANTARA) - Badan Pusat Statistik Kalimantan Tengah mencatat ekonomi provinsi setempat pada semester I-2024 terhadap semester I-2023 atau C-to-C, mengalami pertumbuhan 4,40 persen dan terjadi pada semua kategori lapangan usaha.
Kepala BPS Kalteng Agnes Widiastuti di Palangka Raya, Kamis, mengatakan bahwa lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi pada C-to-C yakni penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 7,48 persen, diikuti administrasi pemerintahan, pemerintahan dan jaminan sosial wajib 7,39 persen, serta pengadaan air, pengelolaan sampah, dan limbah dan daur ulang 7,24 persen.
"Sementara Pertanian, Kehutanan dan Perikanan yang memiliki peran dominan tumbuh 3,06 persen," ucapnya.
Untuk Penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi Kalteng semester-I 2024 (C-to-C) berasal dari Pertambangan dan Penggalian dengan kontribusi 0,96 persen, diikuti Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 0,70 persen, dan Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 0,65 persen.
"Itu pertumbuhan ekonomi C-to-C. Sedangkan untuk Y-to-Y atau triwulan II tahun 2024 dibandingkan triwulan II-2023, mengalami pertumbuhan sebesar 3,80 persen. Pertumbuhan ekonomi Kalteng pada Y-to-Y itu juga terjadi pada semua kategori lapangan usaha," beber Agnes.
Adapun lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi pada Y-to-Y di provinsi terluas di Indonesia itu yakni, transportasi dan pergudangan yang mencapai 9,25 persen, diikuti pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang 7,25 persen, dan penyediaan akomodasi dan makan minum 6,63 persen. Sementara lapangan usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan yang memiliki peran dominan, mengalami pertumbuhan sebesar 3,12 persen.
"Untuk penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi di Kalteng pada triwulan-II 2024 (Y-on-Y), berasal dari perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor dengan kontribusi sebesar 0,71 persen, pertanian, kehutanan dan perikanan berkontribusi 0,66 persen, dan transportasi dan pergudangan 0,64 persen," kata Agnes.
Baca juga: BI perkirakan inflasi Kalteng selama 2024 di rentang 2,5 plus minus 1 persen
Sementara untuk ekonomi Kalteng pada triwulan II-2024 dibanding triwulan I-2024 atau Q-to-Q mengalami pertumbuhan sebesar 1,58 persen. Hanya saja, pertumbuhan terjadi pada tiga belas lapangan usaha, sedangkan empat lapangan usaha lainnya mengalami kontraksi.
Untuk lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah kategori administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib sebesar 35,91 persen, diikuti Kategori Transportasi dan Pergudangan 10,25 persen, Kategori Jasa Lainnya sebesar 8,55 persen. Lapangan usaha yang memiliki peran dominan seperti Pertanian, Kehutanan dan Perikanan tumbuh 1,96 persen.
"Lapangan usaha yang alami kotraksi yakni kategori pertambangan dan penggalian -8,70 persen, kategori real estat -2,58 persen, kategori industri pengolahan -0,65 persen, dan kategori jasa keuangan -0,62 persen," demikian Agnes.
Baca juga: Gernas BBI-BBWI pacu UMKM dan pariwisata Kalteng makin berkembang
Baca juga: Daging ayam ras dan bawang merah penyumbang terbesar deflasi Kalteng selama Juli 2024
Baca juga: BPS Pulang Pisau sebut angka kemiskinan dipengaruhi inflasi di daerah
Kepala BPS Kalteng Agnes Widiastuti di Palangka Raya, Kamis, mengatakan bahwa lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi pada C-to-C yakni penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 7,48 persen, diikuti administrasi pemerintahan, pemerintahan dan jaminan sosial wajib 7,39 persen, serta pengadaan air, pengelolaan sampah, dan limbah dan daur ulang 7,24 persen.
"Sementara Pertanian, Kehutanan dan Perikanan yang memiliki peran dominan tumbuh 3,06 persen," ucapnya.
Untuk Penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi Kalteng semester-I 2024 (C-to-C) berasal dari Pertambangan dan Penggalian dengan kontribusi 0,96 persen, diikuti Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 0,70 persen, dan Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 0,65 persen.
"Itu pertumbuhan ekonomi C-to-C. Sedangkan untuk Y-to-Y atau triwulan II tahun 2024 dibandingkan triwulan II-2023, mengalami pertumbuhan sebesar 3,80 persen. Pertumbuhan ekonomi Kalteng pada Y-to-Y itu juga terjadi pada semua kategori lapangan usaha," beber Agnes.
Adapun lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi pada Y-to-Y di provinsi terluas di Indonesia itu yakni, transportasi dan pergudangan yang mencapai 9,25 persen, diikuti pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang 7,25 persen, dan penyediaan akomodasi dan makan minum 6,63 persen. Sementara lapangan usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan yang memiliki peran dominan, mengalami pertumbuhan sebesar 3,12 persen.
"Untuk penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi di Kalteng pada triwulan-II 2024 (Y-on-Y), berasal dari perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor dengan kontribusi sebesar 0,71 persen, pertanian, kehutanan dan perikanan berkontribusi 0,66 persen, dan transportasi dan pergudangan 0,64 persen," kata Agnes.
Baca juga: BI perkirakan inflasi Kalteng selama 2024 di rentang 2,5 plus minus 1 persen
Sementara untuk ekonomi Kalteng pada triwulan II-2024 dibanding triwulan I-2024 atau Q-to-Q mengalami pertumbuhan sebesar 1,58 persen. Hanya saja, pertumbuhan terjadi pada tiga belas lapangan usaha, sedangkan empat lapangan usaha lainnya mengalami kontraksi.
Untuk lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah kategori administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib sebesar 35,91 persen, diikuti Kategori Transportasi dan Pergudangan 10,25 persen, Kategori Jasa Lainnya sebesar 8,55 persen. Lapangan usaha yang memiliki peran dominan seperti Pertanian, Kehutanan dan Perikanan tumbuh 1,96 persen.
"Lapangan usaha yang alami kotraksi yakni kategori pertambangan dan penggalian -8,70 persen, kategori real estat -2,58 persen, kategori industri pengolahan -0,65 persen, dan kategori jasa keuangan -0,62 persen," demikian Agnes.
Baca juga: Gernas BBI-BBWI pacu UMKM dan pariwisata Kalteng makin berkembang
Baca juga: Daging ayam ras dan bawang merah penyumbang terbesar deflasi Kalteng selama Juli 2024
Baca juga: BPS Pulang Pisau sebut angka kemiskinan dipengaruhi inflasi di daerah