Kuala Kurun (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah, melalui Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan (DPKP) terus menggencarkan Gerakan Pangan Murah (GPM) di berbagai desa/kelurahan di wilayah setempat.
"GPM dilakukan di dua kelurahan yakni Kelurahan Tumbang Marikoi, Kecamatan Damang Batu dan Kelurahan Tumbang Napoi, Kecamatan Miri Manasa," kata Kepala DPKP Gumas Eigh Manto saat dihubungi dari Kuala Kurun, Sabtu.
Ia mengatakan, pada Maret 2024 GPM telah dilaksanakan di tiga desa/kelurahan, pada Juli 2024 di lima desa/kelurahan, dan berlanjut ke Tumbang Marikoi pada 22 Agustus 2024 serta Tumbang Napoi pada 23 Agustus 2024.
GPM bertujuan untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan pokok di tingkat produsen dan konsumen, serta meningkatkan keterjangkauan dan daya beli masyarakat. Sasaran lokasi adalah desa/kelurahan yang menjadi barometer inflasi, sedangkan sasaran penerima manfaat adalah masyarakat di lokasi pelaksanaan kegiatan.
Pada pelaksanaan GPM di Tumbang Marikoi dan Tumbang Napoi, ada beragam komoditas pangan yang dijual, antara lain beras SPHP, gula, bawang merah, bawang putih, telur ayam ras, daging ayam ras, dan lainnya.
Harga yang dipatok pada pelaksanaan GPM lebih murah jika dibandingkan harga pasaran. Misalnya saja harga gula di Tumbang Marikoi dan Tumbang Napoi adalah senilai 20 ribu per kilogram, di GPM hanya senilai Rp18 ribu per kilogram.
Kemudian harga pasaran bawang merah di Tumbang Marikoi berkisar antara Rp50 ribu-Rp55 ribu per kilogram, di Tumbang Napoi Rp60 ribu per kilogram, sedangkan di GPM hanya senilai Rp25 ribu per kilogram.
Lalu harga pasaran telur ayam ras di Tumbang Marikoi berkisar antara Rp60 ribu-Rp65 ribu per tabak, di Tumbang Napoi Rp65 ribu-Rp70 ribu per tabak, sedangkan di GPM hanya senilai Rp57 ribu per tabak.
Dalam pelaksanaan GPM di dua kelurahan tadi, beras SPHP dipatok dengan harga Rp63 ribu per 5 kilogram. Di masing-masing kelurahan beras SPHP yang disiapkan adalah sebanyak 2.500 kilogram.
Selanjutnya untuk masing-masing kelurahan yakni gula sebanyak 400 kg, bawang merah 200 kg, bawang putih 100 kilogram, telur ayam ras sebanyak 84 tabak di Tumbang Marikoi dan 42 tabak di Tumbang Napoi, dan seterusnya.
Terpisah, Kepala Bidang Ketahanan Pangan di DPKP Gumas, Frinetha menyampaikan GPM merupakan program nasional yang menjadi salah satu instrumen pemerintah untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan pokok, dalam rangka mengendalikan inflasi khususnya inflasi pangan.
“Program ini akan terus berlanjut dan melibatkan berbagai pihak untuk mencapai tujuan bersama, serta menciptakan kesejahteraan yang lebih merata,” kata dia.
Sebelumnya, Penjabat Bupati Gumas Herson B Aden berharap GPM dapat membantu masyarakat, karena harga yang dipatok lebih murah jika dibandingkan harga di pasaran.
Dalam melaksanakan GPM, pemerintah daerah bekerja sama dengan pemangku kepentingan terkait seperti Bulog, distributor, kelompok tani, peternak, serta pembudidaya ikan untuk menyediakan pangan pokok murah dan berkualitas kepada masyarakat dengan harga di bawah pasar.
“Melalui GPM di berbagai lokasi, pemerintah hadir lebih dekat ke masyarakat, dan masyarakat pun mendapatkan pangan pokok dengan harga lebih murah serta berkualitas,” demikian Herson.
"GPM dilakukan di dua kelurahan yakni Kelurahan Tumbang Marikoi, Kecamatan Damang Batu dan Kelurahan Tumbang Napoi, Kecamatan Miri Manasa," kata Kepala DPKP Gumas Eigh Manto saat dihubungi dari Kuala Kurun, Sabtu.
Ia mengatakan, pada Maret 2024 GPM telah dilaksanakan di tiga desa/kelurahan, pada Juli 2024 di lima desa/kelurahan, dan berlanjut ke Tumbang Marikoi pada 22 Agustus 2024 serta Tumbang Napoi pada 23 Agustus 2024.
GPM bertujuan untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan pokok di tingkat produsen dan konsumen, serta meningkatkan keterjangkauan dan daya beli masyarakat. Sasaran lokasi adalah desa/kelurahan yang menjadi barometer inflasi, sedangkan sasaran penerima manfaat adalah masyarakat di lokasi pelaksanaan kegiatan.
Pada pelaksanaan GPM di Tumbang Marikoi dan Tumbang Napoi, ada beragam komoditas pangan yang dijual, antara lain beras SPHP, gula, bawang merah, bawang putih, telur ayam ras, daging ayam ras, dan lainnya.
Harga yang dipatok pada pelaksanaan GPM lebih murah jika dibandingkan harga pasaran. Misalnya saja harga gula di Tumbang Marikoi dan Tumbang Napoi adalah senilai 20 ribu per kilogram, di GPM hanya senilai Rp18 ribu per kilogram.
Kemudian harga pasaran bawang merah di Tumbang Marikoi berkisar antara Rp50 ribu-Rp55 ribu per kilogram, di Tumbang Napoi Rp60 ribu per kilogram, sedangkan di GPM hanya senilai Rp25 ribu per kilogram.
Lalu harga pasaran telur ayam ras di Tumbang Marikoi berkisar antara Rp60 ribu-Rp65 ribu per tabak, di Tumbang Napoi Rp65 ribu-Rp70 ribu per tabak, sedangkan di GPM hanya senilai Rp57 ribu per tabak.
Dalam pelaksanaan GPM di dua kelurahan tadi, beras SPHP dipatok dengan harga Rp63 ribu per 5 kilogram. Di masing-masing kelurahan beras SPHP yang disiapkan adalah sebanyak 2.500 kilogram.
Selanjutnya untuk masing-masing kelurahan yakni gula sebanyak 400 kg, bawang merah 200 kg, bawang putih 100 kilogram, telur ayam ras sebanyak 84 tabak di Tumbang Marikoi dan 42 tabak di Tumbang Napoi, dan seterusnya.
Terpisah, Kepala Bidang Ketahanan Pangan di DPKP Gumas, Frinetha menyampaikan GPM merupakan program nasional yang menjadi salah satu instrumen pemerintah untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan pokok, dalam rangka mengendalikan inflasi khususnya inflasi pangan.
“Program ini akan terus berlanjut dan melibatkan berbagai pihak untuk mencapai tujuan bersama, serta menciptakan kesejahteraan yang lebih merata,” kata dia.
Sebelumnya, Penjabat Bupati Gumas Herson B Aden berharap GPM dapat membantu masyarakat, karena harga yang dipatok lebih murah jika dibandingkan harga di pasaran.
Dalam melaksanakan GPM, pemerintah daerah bekerja sama dengan pemangku kepentingan terkait seperti Bulog, distributor, kelompok tani, peternak, serta pembudidaya ikan untuk menyediakan pangan pokok murah dan berkualitas kepada masyarakat dengan harga di bawah pasar.
“Melalui GPM di berbagai lokasi, pemerintah hadir lebih dekat ke masyarakat, dan masyarakat pun mendapatkan pangan pokok dengan harga lebih murah serta berkualitas,” demikian Herson.