Palangka Raya (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng) menggencarkan patroli pada wilayah-wilayah yang rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
"Patroli ini dipusatkan di sejumlah wilayah di Kecamatan Jekan Raya, Kecamatan Sabangau," kata Plt Kepala Pelaksana BPBD Kota Palangka Raya, Hendrikus Satria Budi di Palangka Raya, Senin.
Dia mengatakan bahwa patroli ini merupakan bagian dari langkah preventif yang dilakukan BPBD untuk mengantisipasi potensi karhutla, terutama saat musim kemarau yang rentan terjadi kebakaran.
“Kami terus memperkuat patroli di berbagai wilayah yang dianggap rawan karhutla. Hal ini penting untuk mencegah terjadinya kebakaran yang bisa merugikan masyarakat dan lingkungan,” kata Hendrikus.
Selain berdasar laporan masyarakat, patroli di wilayah rawan kebakaran ini juga didasarkan hasil deteksi dini yang tertera pada aplikasi Pemetaan Risiko Berbasis Analisa Dini (Perisai).
Aplikasi Perisai BPBD Kota Palangka Raya ini menjadi langkah awal Pemkot Palangka Raya dalam mendeteksi potensi serta mengantisipasi terjadinya karhutla.
Baca juga: PLN UID Kalselteng: Pengguna REC tembus 50 ribu unit
"Jika di aplikasi menunjukkan ada wilayah rawan karhutla maka tim akan langsung memeriksa lokasi. Tapi jika ada masyarakat yang melapor secara langsung juga akan tindak lanjuti," katanya.
Dia menambahkan, BPBD Kota Palangka Raya juga melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai bahaya karhutla dan pentingnya menjaga lingkungan dengan tidak membuka lahan menggunakan cara pembakaran. Edukasi ini diharapkan dapat mengurangi tindakan yang berisiko menyebabkan kebakaran.
“Kami juga mengimbau masyarakat untuk melaporkan jika melihat adanya titik api atau aktivitas yang mencurigakan yang dapat memicu kebakaran. Partisipasi masyarakat sangat penting dalam mencegah karhutla,” kata Hendrikus.
Berdasar data BPBD Kota Palangka Raya, terhitung sejak awal Januari hingga akhir pekan pertama September 2024, di wilayah Ibu Kota Provinsi Kalteng ini telah terjadi 97 karhutla.
Kebakaran lahan dan hutan itu terjadi di wilayah Kecamatan Jekan Raya 66 kejadian, Kecamatan Pahandut sembilan kejadian, Kecamatan Sebangau 18 kejadian, Kecamatan Bukit Batu tiga kejadian dan Kecamatan Rakumpit tidak ada kejadian.
Dari 97 kejadian kebakaran hutan dan lahan selama awal 2024 sampai awal pekan pada September 2024 tercatat 30,81 hektare lahan terbakar.
Baca juga: Dinsos Palangka Raya reunifikasi keluarga penyandang disabilitas
Baca juga: Pemkot Palangka Raya tingkatkan edukasi masyarakat mengenai program PLTB
Baca juga: Pemko Palangka Raya diminta berikan peringatan dini terkait cacar monyet
"Patroli ini dipusatkan di sejumlah wilayah di Kecamatan Jekan Raya, Kecamatan Sabangau," kata Plt Kepala Pelaksana BPBD Kota Palangka Raya, Hendrikus Satria Budi di Palangka Raya, Senin.
Dia mengatakan bahwa patroli ini merupakan bagian dari langkah preventif yang dilakukan BPBD untuk mengantisipasi potensi karhutla, terutama saat musim kemarau yang rentan terjadi kebakaran.
“Kami terus memperkuat patroli di berbagai wilayah yang dianggap rawan karhutla. Hal ini penting untuk mencegah terjadinya kebakaran yang bisa merugikan masyarakat dan lingkungan,” kata Hendrikus.
Selain berdasar laporan masyarakat, patroli di wilayah rawan kebakaran ini juga didasarkan hasil deteksi dini yang tertera pada aplikasi Pemetaan Risiko Berbasis Analisa Dini (Perisai).
Aplikasi Perisai BPBD Kota Palangka Raya ini menjadi langkah awal Pemkot Palangka Raya dalam mendeteksi potensi serta mengantisipasi terjadinya karhutla.
Baca juga: PLN UID Kalselteng: Pengguna REC tembus 50 ribu unit
"Jika di aplikasi menunjukkan ada wilayah rawan karhutla maka tim akan langsung memeriksa lokasi. Tapi jika ada masyarakat yang melapor secara langsung juga akan tindak lanjuti," katanya.
Dia menambahkan, BPBD Kota Palangka Raya juga melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai bahaya karhutla dan pentingnya menjaga lingkungan dengan tidak membuka lahan menggunakan cara pembakaran. Edukasi ini diharapkan dapat mengurangi tindakan yang berisiko menyebabkan kebakaran.
“Kami juga mengimbau masyarakat untuk melaporkan jika melihat adanya titik api atau aktivitas yang mencurigakan yang dapat memicu kebakaran. Partisipasi masyarakat sangat penting dalam mencegah karhutla,” kata Hendrikus.
Berdasar data BPBD Kota Palangka Raya, terhitung sejak awal Januari hingga akhir pekan pertama September 2024, di wilayah Ibu Kota Provinsi Kalteng ini telah terjadi 97 karhutla.
Kebakaran lahan dan hutan itu terjadi di wilayah Kecamatan Jekan Raya 66 kejadian, Kecamatan Pahandut sembilan kejadian, Kecamatan Sebangau 18 kejadian, Kecamatan Bukit Batu tiga kejadian dan Kecamatan Rakumpit tidak ada kejadian.
Dari 97 kejadian kebakaran hutan dan lahan selama awal 2024 sampai awal pekan pada September 2024 tercatat 30,81 hektare lahan terbakar.
Baca juga: Dinsos Palangka Raya reunifikasi keluarga penyandang disabilitas
Baca juga: Pemkot Palangka Raya tingkatkan edukasi masyarakat mengenai program PLTB
Baca juga: Pemko Palangka Raya diminta berikan peringatan dini terkait cacar monyet