Sampit (ANTARA) - Upaya Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah membuka akses air bersih dari perusahaan daerah air minum (PDAM) bagi masyarakat di wilayah selatan mendapat apresiasi oleh anggota DPRD setempat yang mengharapkan program tersebut dapat dilanjutkan.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada pemerintah daerah dan berharap agar program ini dapat dilanjutkan ke beberapa desa lain, karena masih ada beberapa daerah lain di pesisir yang langganan krisis air bersih,” kata Anggota Dapil III DPRD Kotim Zainuddin di Sampit, Selasa.
Minggu (8/9), Pemkab Kotim telah meresmikan pemasangan sambungan rumah (SR) air bersih di dua kecamatan di wilayah selatan Kotim, yakni Kecamatan Mentaya Hilir Selatan dan Teluk Sampit. Ini sekaligus mengatasi krisis air bersih yang selama ini selalu terjadi di kawasan itu setiap tidaknya musim kemarau.
Jumlah yang telah mendapat SR air bersih sebanyak 310 rumah, meliputi 227 rumah di Desa Parebok dan 83 rumah di Desa Sei Ijum Raya. Selain itu, ada 220 rumah yang sudah dilakukan pendataan, tapi karena kondisinya masih belum berfungsi sehingga perlu penggantian jaringan pipa dan meteran.
Pemasangan SR ini merupakan bentuk dari komitmen pemerintah daerah untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat setempat. Dengan sistem penyediaan air bersih yang berkualitas, sehat, efisien dan efektif, terintegrasi dengan sektor-sektor lainnya, diharapkan masyarakat dapat hidup sehat dan produktif.
Baca juga: Kotim dapat bantuan Rp20 miliar dari pusat tingkatkan infrastruktur jalan
Menurut Zainuddin, langkah Pemkab Kotim sudah tepat. Mengingat, secara geografi wilayah selatan Kotim yang berdekatan dengan muara sungai dan pesisir pantai kerap dilanda krisis air bersih pada musim kemarau.
Hal ini disebabkan, air sungai atau air bawah tanah yang merupakan sumber air masyarakat setempat mengalami intrusi air laut sehingga air berubah asin dan tidak dapat digunakan untuk keperluan rumah tangga.
“Meskipun saat ini program baru mencapai Desa Parebok dan Desa Sei Ijum Raya kami harap upaya tersebut harus diteruskan secara bertahap. Seperti Desa Basawang, Regei Lestari, dan desa lainnya di selatan. Karena air bersih memang kebutuhan mendesak bagi masyarakat,” ujar legislator dari Fraksi PKB.
Zainuddin juga berharap, dengan adanya program ini dapat mengurangi biaya yang dikeluarkan masyarakat untuk membeli air bersih maupun zat-zat kimia yang biasa digunakan untuk memproses air sumur atau sungai sebelum digunakan, sehingga berdampak pada perekonomian masyarakat.
Selain itu, ketersediaan air bersih juga diharapkan dapat mengatasi berbagai keluhan kesehatan akibat kualitas air yang buruk selama ini.
“Kami juga berharap PDAM dapat konsisten memberikan air berkualitas, baik dari segi warna, layak konsumsi, maupun PH-nya demi kesehatan masyarakat dan kami akan terus mengawal agar program ini dapat berjalan dengan baik," demikian kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kotim ini.
Baca juga: Diskominfo Kotim sebut kolaborasi penerapan SPBE terus meningkat
Baca juga: Pemkab Kotim dan Pemprov Kalteng sepakati kerja sama pembangunan Jembatan Mentaya
Baca juga: Bupati Kotim apresiasi antusiasme pelajar di Cempaga ikuti O2SN peringati Haornas
“Kami mengucapkan terima kasih kepada pemerintah daerah dan berharap agar program ini dapat dilanjutkan ke beberapa desa lain, karena masih ada beberapa daerah lain di pesisir yang langganan krisis air bersih,” kata Anggota Dapil III DPRD Kotim Zainuddin di Sampit, Selasa.
Minggu (8/9), Pemkab Kotim telah meresmikan pemasangan sambungan rumah (SR) air bersih di dua kecamatan di wilayah selatan Kotim, yakni Kecamatan Mentaya Hilir Selatan dan Teluk Sampit. Ini sekaligus mengatasi krisis air bersih yang selama ini selalu terjadi di kawasan itu setiap tidaknya musim kemarau.
Jumlah yang telah mendapat SR air bersih sebanyak 310 rumah, meliputi 227 rumah di Desa Parebok dan 83 rumah di Desa Sei Ijum Raya. Selain itu, ada 220 rumah yang sudah dilakukan pendataan, tapi karena kondisinya masih belum berfungsi sehingga perlu penggantian jaringan pipa dan meteran.
Pemasangan SR ini merupakan bentuk dari komitmen pemerintah daerah untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat setempat. Dengan sistem penyediaan air bersih yang berkualitas, sehat, efisien dan efektif, terintegrasi dengan sektor-sektor lainnya, diharapkan masyarakat dapat hidup sehat dan produktif.
Baca juga: Kotim dapat bantuan Rp20 miliar dari pusat tingkatkan infrastruktur jalan
Menurut Zainuddin, langkah Pemkab Kotim sudah tepat. Mengingat, secara geografi wilayah selatan Kotim yang berdekatan dengan muara sungai dan pesisir pantai kerap dilanda krisis air bersih pada musim kemarau.
Hal ini disebabkan, air sungai atau air bawah tanah yang merupakan sumber air masyarakat setempat mengalami intrusi air laut sehingga air berubah asin dan tidak dapat digunakan untuk keperluan rumah tangga.
“Meskipun saat ini program baru mencapai Desa Parebok dan Desa Sei Ijum Raya kami harap upaya tersebut harus diteruskan secara bertahap. Seperti Desa Basawang, Regei Lestari, dan desa lainnya di selatan. Karena air bersih memang kebutuhan mendesak bagi masyarakat,” ujar legislator dari Fraksi PKB.
Zainuddin juga berharap, dengan adanya program ini dapat mengurangi biaya yang dikeluarkan masyarakat untuk membeli air bersih maupun zat-zat kimia yang biasa digunakan untuk memproses air sumur atau sungai sebelum digunakan, sehingga berdampak pada perekonomian masyarakat.
Selain itu, ketersediaan air bersih juga diharapkan dapat mengatasi berbagai keluhan kesehatan akibat kualitas air yang buruk selama ini.
“Kami juga berharap PDAM dapat konsisten memberikan air berkualitas, baik dari segi warna, layak konsumsi, maupun PH-nya demi kesehatan masyarakat dan kami akan terus mengawal agar program ini dapat berjalan dengan baik," demikian kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kotim ini.
Baca juga: Diskominfo Kotim sebut kolaborasi penerapan SPBE terus meningkat
Baca juga: Pemkab Kotim dan Pemprov Kalteng sepakati kerja sama pembangunan Jembatan Mentaya
Baca juga: Bupati Kotim apresiasi antusiasme pelajar di Cempaga ikuti O2SN peringati Haornas