Pangkalan Bun (ANTARA) - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) melaksanakan kegiatan penanaman mangrove tahap III tahun 2024, di Desa Sabuai, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah.
Penanaman pohon mangrove ini merupakan program dalam rangka peduli terhadap pelestarian lingkungan, kata Direktur Eksekutif GAPKI Mukti Sardjono di Pangkalan Bun, Sabtu.
"Melalui program ini merupakan bukti nyata kami yang tergabung di GAPKI, tidak hanya fokus pengembangan kelapa sawit saja," tambahnya.
Dikatakan, dalam penamaan mangrove ini pihaknya bekerjasama dengan kelompok Tani Talok Sabui, dengan total luas lahan yang sudah tertanam seluas 50 Hektar. Di mana mangrove selain berfungsi untuk menanggulangi abrasi secara alami, juga menjadi tempat berkembang biaknya biota laut, seperti kepiting, ikan dan hewan laut lainnya.
Mukti pun menyampaikan apresiasinya kepada kelompok Tani Talok Sabui yang selalu rutin melaporkan perkembangan tanaman mangrove tersebut.
"Tentunya, kita tidak hanya semata mata hanya menanam, tetapi kita juga melakukan monitoring dan evaluasi tahunan," ujarnya.
Kegiatan penanaman mangrove ini mendapatkan respon positif dari Pemerintah Kabupaten Kobar serta apresiasi atas terselenggaranya program tersebut.
"Kami sangat bangga, terpilihnya wilayah kita khususnya di Sabuai menjadi salah satu lokasi penanaman mangrove oleh GAPKI, dan melalui program ini pemerintah merasa terbantu, karena tidak semua kegiatan- kegiatan bisa di handle oleh pemerintah," kata kata Asisten II Pemkab Kobar Kamaluddin.
Hal tersebut disampaikannya saat dirinya menghadiri secara langsung kegiatan penanaman mangrove tahap III di Desa Sabuai.
Baca juga: Pengusaha perkebunan berharap kemudahan perizinan
Dia mengungkapkan, program yang dilaksanakan oleh GAPKI bersama Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi (KemenkoMarves) dan Kelompok Tani Mangrove Talok Sabuai ini merupakan langkah strategis untuk memulihkan ekosistem pesisir.
"Dengan hadirnya tanaman mangrove ini tentunya kondisi iklim kita dapat tertangani atau bermanfaat bagi ekologis, dan juga berdampak secara keberlanjutan bagi ekonomi masyarakat setempat yang bergantung pada sumberdaya alam di sekitar," ungkapnya.
Dirinya pun dirinya berharap program tersebut dapat dilaksanakan oleh pihak-pihak lainnya, agar ekosistem yang ada dapat terus terjaga.
"Tentunya kegiatan-kegiatan seperti ini diharapkan dapat terus di tingkatkan, tidak hanya di selenggarakan oleh GAPKI saja tetapi oleh pihak-pihak lainnya juga, dan kami pemerintah daerah siap mendukung,"demikian Kamaluddin.
Baca juga: Gapki Kalteng minta dukungan pemerintah pertahankan industri kelapa sawit
Baca juga: Kapolda: Laporkan apabila ada pencurian buah sawit di Kalteng
Baca juga: Bupati Kotim ajak Gapki rumuskan solusi permasalahan perkebunan kelapa sawit
Penanaman pohon mangrove ini merupakan program dalam rangka peduli terhadap pelestarian lingkungan, kata Direktur Eksekutif GAPKI Mukti Sardjono di Pangkalan Bun, Sabtu.
"Melalui program ini merupakan bukti nyata kami yang tergabung di GAPKI, tidak hanya fokus pengembangan kelapa sawit saja," tambahnya.
Dikatakan, dalam penamaan mangrove ini pihaknya bekerjasama dengan kelompok Tani Talok Sabui, dengan total luas lahan yang sudah tertanam seluas 50 Hektar. Di mana mangrove selain berfungsi untuk menanggulangi abrasi secara alami, juga menjadi tempat berkembang biaknya biota laut, seperti kepiting, ikan dan hewan laut lainnya.
Mukti pun menyampaikan apresiasinya kepada kelompok Tani Talok Sabui yang selalu rutin melaporkan perkembangan tanaman mangrove tersebut.
"Tentunya, kita tidak hanya semata mata hanya menanam, tetapi kita juga melakukan monitoring dan evaluasi tahunan," ujarnya.
Kegiatan penanaman mangrove ini mendapatkan respon positif dari Pemerintah Kabupaten Kobar serta apresiasi atas terselenggaranya program tersebut.
"Kami sangat bangga, terpilihnya wilayah kita khususnya di Sabuai menjadi salah satu lokasi penanaman mangrove oleh GAPKI, dan melalui program ini pemerintah merasa terbantu, karena tidak semua kegiatan- kegiatan bisa di handle oleh pemerintah," kata kata Asisten II Pemkab Kobar Kamaluddin.
Hal tersebut disampaikannya saat dirinya menghadiri secara langsung kegiatan penanaman mangrove tahap III di Desa Sabuai.
Baca juga: Pengusaha perkebunan berharap kemudahan perizinan
Dia mengungkapkan, program yang dilaksanakan oleh GAPKI bersama Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi (KemenkoMarves) dan Kelompok Tani Mangrove Talok Sabuai ini merupakan langkah strategis untuk memulihkan ekosistem pesisir.
"Dengan hadirnya tanaman mangrove ini tentunya kondisi iklim kita dapat tertangani atau bermanfaat bagi ekologis, dan juga berdampak secara keberlanjutan bagi ekonomi masyarakat setempat yang bergantung pada sumberdaya alam di sekitar," ungkapnya.
Dirinya pun dirinya berharap program tersebut dapat dilaksanakan oleh pihak-pihak lainnya, agar ekosistem yang ada dapat terus terjaga.
"Tentunya kegiatan-kegiatan seperti ini diharapkan dapat terus di tingkatkan, tidak hanya di selenggarakan oleh GAPKI saja tetapi oleh pihak-pihak lainnya juga, dan kami pemerintah daerah siap mendukung,"demikian Kamaluddin.
Baca juga: Gapki Kalteng minta dukungan pemerintah pertahankan industri kelapa sawit
Baca juga: Kapolda: Laporkan apabila ada pencurian buah sawit di Kalteng
Baca juga: Bupati Kotim ajak Gapki rumuskan solusi permasalahan perkebunan kelapa sawit