Palangka Raya (ANTARA) - Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Tengah periode 2019-2024 Freddy Ering mensesalkan kurang sigapnya petugas kebakaran, dalam memadamkan kebakaran yang menimpa gedung Gereja Maranatha serta empat ruangan sekolah SMP Kristen Palangka Raya, Selasa (24/9/2024) siang.
Lokasi Gedung Maranatha serta SMP Kristen Palangka Raya itu sebenarnya tidak begitu jauh dengan markas pemadam kebakaran pemerintah Kota yang berada di jalan Diponegoro, kata Freddy Ering melalui pesan singkat diterima di Palangka Raya.
"Jadi, terlepas dari apa latar belakang musibah kebakaran tersebut, tetap tapi sangat disesalkan kurang sigapnya pemadam kebakaran. Seharusnya apinya bisa dikendalikan, dan tidak menghanguskan sebagian besar gedung gereja Maranatha," ucapnya.
Selain itu, menurut pria yang bakal kembali dilantik menjadi Anggota DPRD Kalteng periode 2024-2029 ini, lokasi Gereja dan SMP Kristen Palangka Raya tersebut berada di jalan protokol. Dengan begitu, mobilisasi kendaraan pemadam kebakaran milik Pemko Palangka Raya sangat mudah menjangkau lokasi kebakaran.
Terlebih, lanjut Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini, musim kemarau sudah hampir terjadi selama 20 hari di Kota Palangka Raya, sehingga petugas pemadam kebakaran seharusnya sudah sigap bergerak apabila terjadi kebakaran di manapun lokasinya.
DIrinyapun berpesan agar aparat pemadam harus sudah dalam kesiap siagaan yang tinggi mengantisipasi ancaman kebakaran. Terpenting lagi, mari kita menunggu penyelidikan lebih lanjut oleh aparat kepolisian terkait kebakaran yang melanda Gereja Maranatha dan sejumlah ruangan SMP Kristen.
"Saya berharap kekurangsigapan petugas kebakaran tidak terjadi lagi dikemudian hari. Sekarang ini kita memasuki musim kemarau, dan rawan terjadi kebakaran, baik itu lahan maupun rumah," demikian Freddy Ering.
Baca juga: Empat ruang sekolah dan Gereja di Palangka Raya hangus terbakar
Sebelumnya, Gereja Maranatha di Jalan Diponegor dan empat ruang, yakni ruang OSIS, ruang kelas, ruang multimedia dan gudang milik SMP Kristen Palangka Raya, hangus terbakar sekitar pukul 13.45 WIB.
Koordinator Call Center 112 Palangka Raya, Sucipto mengatakan, bahwa penyebab muncul ya api diduga akibat korsleting listri. Hal tersebut disebabkan, berdasarkan keterangan saksi-saksi terkait awal mula munculnya api yang berasal dari plafon bagian belakang gereja.
"Tetapi untuk penyebab pastinya, akan kita serahkan ke kepolisian untuk menyelidiki apa yang menjadi penyebab awal," ucapnya.
Dirinya mengungkapkan, bahwa pihaknya bersama para pemadam lainnya dari relawan dan kepolisian mengalami berbagai kendala saat memadamkan api. Hal ini akibat titik mula api yang berada di bagian atas sehingga selang-selang air para pemadam tak dapat mencapai awal titik mati.
"Juga sumber air di sekitar lokasi minim akibat drainase di sekitar lokasi yang kini mengalami kekeringan karena musim kemarau," ujarnya.
Baca juga: DPRD Palangka Raya prihatin kebakaran di Palangka Raya kian marak
Baca juga: Sejumlah bangunan di Jalan Anoi Palangka Raya hangus terbakar
Baca juga: BPBD Palangka Raya gencarkan patroli di wilayah rawan karhutla
Lokasi Gedung Maranatha serta SMP Kristen Palangka Raya itu sebenarnya tidak begitu jauh dengan markas pemadam kebakaran pemerintah Kota yang berada di jalan Diponegoro, kata Freddy Ering melalui pesan singkat diterima di Palangka Raya.
"Jadi, terlepas dari apa latar belakang musibah kebakaran tersebut, tetap tapi sangat disesalkan kurang sigapnya pemadam kebakaran. Seharusnya apinya bisa dikendalikan, dan tidak menghanguskan sebagian besar gedung gereja Maranatha," ucapnya.
Selain itu, menurut pria yang bakal kembali dilantik menjadi Anggota DPRD Kalteng periode 2024-2029 ini, lokasi Gereja dan SMP Kristen Palangka Raya tersebut berada di jalan protokol. Dengan begitu, mobilisasi kendaraan pemadam kebakaran milik Pemko Palangka Raya sangat mudah menjangkau lokasi kebakaran.
Terlebih, lanjut Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini, musim kemarau sudah hampir terjadi selama 20 hari di Kota Palangka Raya, sehingga petugas pemadam kebakaran seharusnya sudah sigap bergerak apabila terjadi kebakaran di manapun lokasinya.
DIrinyapun berpesan agar aparat pemadam harus sudah dalam kesiap siagaan yang tinggi mengantisipasi ancaman kebakaran. Terpenting lagi, mari kita menunggu penyelidikan lebih lanjut oleh aparat kepolisian terkait kebakaran yang melanda Gereja Maranatha dan sejumlah ruangan SMP Kristen.
"Saya berharap kekurangsigapan petugas kebakaran tidak terjadi lagi dikemudian hari. Sekarang ini kita memasuki musim kemarau, dan rawan terjadi kebakaran, baik itu lahan maupun rumah," demikian Freddy Ering.
Baca juga: Empat ruang sekolah dan Gereja di Palangka Raya hangus terbakar
Sebelumnya, Gereja Maranatha di Jalan Diponegor dan empat ruang, yakni ruang OSIS, ruang kelas, ruang multimedia dan gudang milik SMP Kristen Palangka Raya, hangus terbakar sekitar pukul 13.45 WIB.
Koordinator Call Center 112 Palangka Raya, Sucipto mengatakan, bahwa penyebab muncul ya api diduga akibat korsleting listri. Hal tersebut disebabkan, berdasarkan keterangan saksi-saksi terkait awal mula munculnya api yang berasal dari plafon bagian belakang gereja.
"Tetapi untuk penyebab pastinya, akan kita serahkan ke kepolisian untuk menyelidiki apa yang menjadi penyebab awal," ucapnya.
Dirinya mengungkapkan, bahwa pihaknya bersama para pemadam lainnya dari relawan dan kepolisian mengalami berbagai kendala saat memadamkan api. Hal ini akibat titik mula api yang berada di bagian atas sehingga selang-selang air para pemadam tak dapat mencapai awal titik mati.
"Juga sumber air di sekitar lokasi minim akibat drainase di sekitar lokasi yang kini mengalami kekeringan karena musim kemarau," ujarnya.
Baca juga: DPRD Palangka Raya prihatin kebakaran di Palangka Raya kian marak
Baca juga: Sejumlah bangunan di Jalan Anoi Palangka Raya hangus terbakar
Baca juga: BPBD Palangka Raya gencarkan patroli di wilayah rawan karhutla