Muara Teweh (ANTARA) - Penjabat Bupati Barito Utara, Kalimantan Tengah, Muhlis meluncurkan program inovasi "Labu Air" yaitu Layanan Ambulans Antar Pasien Gratis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Muara Teweh untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

"Saya apresiasi dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Direktur RSUD Muara Teweh yang telah menginisiasi proyek perubahannya yang Insyaallah akan bermanfaat bagi seluruh masyarakat Barito Utara, khususnya untuk saat ini dalam Kota Muara Teweh," kata Muhlis di Muara Teweh, Jumat. 

Selain itu, kata dia, penghargaan setinggi-tingginya kepada pimpinan Bank BNI dan BSI Muara Teweh atas CSR mobil ambulans yang diberikan kepada RSUD Muara Teweh dan diharapkan  ke depannya Labu Air ini dapat berkembang untuk seluruh masyarakat Barito Utara. 

Dia mengatakan,untuk saat ini memang baru layanan ambulans untuk jemput dari rumah ke RSUD Muara Teweh. 

"Ke depannya saya mengharapkan kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Utara dan Kepala BPJS Cabang Muara Teweh serta dunia usaha dan perbankan dapat mendukung penuh program mulia ini,” pinta Muhlis.

Muhlis menegaskan, pemerintah daerah hanya mengandalkan APBD Barito Utara tentu terbatas, akan tetapi jika dari sektor usaha dan perbankan juga turut andil dalam hal ini, dirinya optimis Labu Air ke depannya akan sangat membantu masyarakat yang membutuhkan, dan ini akan menjadi ladang amal bagi semua.

"Saya mengajak kepada kita semua untuk bersatu padu, bergandengan tangan untuk memberikan pengabdian terbaik bagi kemajuan Barito Utara dan yang paling utama adalah untuk kesejahteraan masyarakat di daerah ini yang sama-sama kita cintai,” kata Muhlis.

Direktur RSUD Muara Teweh dr Tiur Maida mengatakan program Labu Air merupakan akronim dari LAyanan amBUlan Antar PasIen gRatis yaitu suatu upaya optimalisasi pelayanan di RSUD Muara Teweh dengan menyediakan fasilitas ambulan gratis bagi masyarakat yang membutuhkan layanan IGD RSUD Muara Teweh dalam ruang lingkup Kota Muara Teweh.

Labu Air (Ambulans) merupakan bentuk CSR dari jejaring (BNI dan BSI) dan akan dikoordinasikan dengan pemerintah daerah setempat. 

“Aksi perubahan ini dilatarbelakangi dari laporan layanan IGD dan ICU tahun 2023 dan 2024 yang menunjukkan tingginya pasien yang dirawat di ICU berasal dari IGD,” katanya tanpa merinci jumlah pasien tersebut.

Menurutnya, inovasi ini diharapkan dapat mengurangi tingkat keterlambatan pasien menuju RSUD (IGD), mengurangi tingkat keparahan bahkan kematian yang diakibatkan keterlambatan dan kekurangpahaman tentang kondisi darurat.

Baca juga: Pj Bupati Barut resmikan minimarket Perusdamart RSUD Muara Teweh

Metode pemesanan Labu Air ini sesuai dengan alur yang sudah ada yaitu melalui call center atau langsung ke Service Center Labu Air yang berada di IGD 24 jam yang sudah dilengkapi dengan petugas (perawat dan sopir ambulans).

“Diharapkan semua petugas bekerja sesuai dengan SOP dan didukung oleh pemerintah daerah, stakeholder terkait, tokoh masyarakat, tokoh agama dan seluruh masyarakat di daerah ini,” kata dr Tiur.

Ia juga mengatakan inovasi Labu Air ini karena sifatnya sosial dari dan untuk masyarakat. Dengan adanya inovasi ini, masyarakat yang belum memiliki mobilisasi ke IGD ini akan terbantu dan meringankan masyarakat. 

“Dan ini masih dilaksanakan hanya untuk di sekitaran Muara Teweh di dua kelurahan,” kata dr Tiur.

Direktur RSUD Muara Teweh juga mengatakan bahwa untuk sebuah inovasi itu harus berkembang, dan untuk saat ini pihaknya masih mampunya melangkah di seputaran Muara Teweh.

“Ke depannya untuk jangka panjang nanti atau untuk tahun depan, dan kalau memang ada pihak jejaring dari RSUD memberikan sumbangsih semacam CSR, kita mulai lagi, masuk lagi di satu kecamatan terdekat, itu harapan kita ke depannya inovasi Labu Air ini," kata dr Tiur Maida.
 

Pewarta : Kasriadi
Editor : Muhammad Arif Hidayat
Copyright © ANTARA 2024