Palangka Raya (ANTARA) - Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kalimantan Tengah (Kalteng) bekerjasama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), menggelar Youth of Indonesia (YOI) di Palangka Raya, sebagai upaya mengoptimalkan pencegahan terorisme.
Sub Koordinator Partisipasi Masyarakat BNPT, Maira Himadhani dalam kegiatan YOI yang dilaksanakan di Pusat Agama Hindu Kaharingan Palangka Raya, Kamis, dalam sambutan mengatakan generasi muda mandiri adalah yang mampu berdiri sendiri, berpikir kritis, dan menciptakan perubahan positif bagi dirinya dan lingkungan.
"Di era serba cepat dan penuh tantangan, kemandirian, inovasi dan daya saing, menjadi kunci bagi individu yang berkontribusi nyata bagi negara," kata Maira.
Dia menyebut, FKPT dan BNPT menggelar YOI bagi pelajar sebagai wadah mengekspresikan diri kreativitas, identitas dan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia. Karena budaya menjadi bagian penting untuk melawan paham radikalisme dan terorisme yang mencoba menghancurkan bangsa.
Dia mengatakan bahwa dalam YOI pelajar tidak hanya dituntut sebagai pemenang. Tetapi digiring untuk menjadi agen perubahan yang membawa pesan penting bagi bangsa. Pelajar tidak hanya menjadi generasi muda yang mandiri, tetapi bisa memiliki kepedulian dalam isu besar untuk pencegahan terorisme.
"Tentunya saya berpesan, agar pelajar bisa menjadikan budaya sumber inspirasi dalam membangun bangsa. Pelajar merupakan masa depan bangsa Indonesia," ucapnya.
Sementara itu, FKPT Kalteng melalui Ketua Bidang Agama, Sosial dan Budaya, M Muchlas Rozikin menuturkan, ekstremisme berbasis kekerasan yang mengarah pada terorisme dapat dimaknai sebagai keyakinan dan/atau tindakan yang menggunakan cara atau ancaman kekerasan ekstrim.
"Pencegahan dan penanggulangan ekstremisme berbasis kekerasan yang mengarah pada terorisme adalah upaya yang dilakukan secara sistematis, terencana, dan terpadu," beber Rozikin.
Baca juga: BNPT berikan pemahaman pencegahan radikalisme dan terorisme di Kapuas
Dia menambahkan, sebagai strategi untuk merespons permasalahan terkait ekstremisme berbasis kekerasan yang mengarah pada terorisme, kegiatan YOI perlu diselenggarakan dan diapresiasi. Karena pendekatan yang menyeluruh dalam penanggulangan terorisme sangat diperlukan.
Rozikin juga menegaskan, pentingnya menyelaraskan peran dan fungsi pemerintah daerah serta membangun ketahanan masyarakat secara umum dalam menangkal ekstremisme berbasis kekerasan yang mengarah pada terorisme. Pelaksanaan Pencegahan ekstrimisme diharapkan dapat menjadi acuan utama implementasi penanggulangan terorisme.
"Ada tiga pilar utama yang dijadikan fokus dalam Youth Of Indonesia, yakni edukasi, nasionalisme, dan perkembangan ke pemuda-pemudi," demikian Rozikin.
Baca juga: Forkopimda Kotim gencarkan pencegahan radikalisme pasca penangkapan terduga teroris di Sampit
Baca juga: Pemprov pastikan kesiapan Kalteng selenggarakan MTQ Korpri Nasional 2024
Baca juga: Pemprov Kalteng lakukan sidak, harga dan stok pangan di Kotim dinilai stabil
Sub Koordinator Partisipasi Masyarakat BNPT, Maira Himadhani dalam kegiatan YOI yang dilaksanakan di Pusat Agama Hindu Kaharingan Palangka Raya, Kamis, dalam sambutan mengatakan generasi muda mandiri adalah yang mampu berdiri sendiri, berpikir kritis, dan menciptakan perubahan positif bagi dirinya dan lingkungan.
"Di era serba cepat dan penuh tantangan, kemandirian, inovasi dan daya saing, menjadi kunci bagi individu yang berkontribusi nyata bagi negara," kata Maira.
Dia menyebut, FKPT dan BNPT menggelar YOI bagi pelajar sebagai wadah mengekspresikan diri kreativitas, identitas dan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia. Karena budaya menjadi bagian penting untuk melawan paham radikalisme dan terorisme yang mencoba menghancurkan bangsa.
Dia mengatakan bahwa dalam YOI pelajar tidak hanya dituntut sebagai pemenang. Tetapi digiring untuk menjadi agen perubahan yang membawa pesan penting bagi bangsa. Pelajar tidak hanya menjadi generasi muda yang mandiri, tetapi bisa memiliki kepedulian dalam isu besar untuk pencegahan terorisme.
"Tentunya saya berpesan, agar pelajar bisa menjadikan budaya sumber inspirasi dalam membangun bangsa. Pelajar merupakan masa depan bangsa Indonesia," ucapnya.
Sementara itu, FKPT Kalteng melalui Ketua Bidang Agama, Sosial dan Budaya, M Muchlas Rozikin menuturkan, ekstremisme berbasis kekerasan yang mengarah pada terorisme dapat dimaknai sebagai keyakinan dan/atau tindakan yang menggunakan cara atau ancaman kekerasan ekstrim.
"Pencegahan dan penanggulangan ekstremisme berbasis kekerasan yang mengarah pada terorisme adalah upaya yang dilakukan secara sistematis, terencana, dan terpadu," beber Rozikin.
Baca juga: BNPT berikan pemahaman pencegahan radikalisme dan terorisme di Kapuas
Dia menambahkan, sebagai strategi untuk merespons permasalahan terkait ekstremisme berbasis kekerasan yang mengarah pada terorisme, kegiatan YOI perlu diselenggarakan dan diapresiasi. Karena pendekatan yang menyeluruh dalam penanggulangan terorisme sangat diperlukan.
Rozikin juga menegaskan, pentingnya menyelaraskan peran dan fungsi pemerintah daerah serta membangun ketahanan masyarakat secara umum dalam menangkal ekstremisme berbasis kekerasan yang mengarah pada terorisme. Pelaksanaan Pencegahan ekstrimisme diharapkan dapat menjadi acuan utama implementasi penanggulangan terorisme.
"Ada tiga pilar utama yang dijadikan fokus dalam Youth Of Indonesia, yakni edukasi, nasionalisme, dan perkembangan ke pemuda-pemudi," demikian Rozikin.
Baca juga: Forkopimda Kotim gencarkan pencegahan radikalisme pasca penangkapan terduga teroris di Sampit
Baca juga: Pemprov pastikan kesiapan Kalteng selenggarakan MTQ Korpri Nasional 2024
Baca juga: Pemprov Kalteng lakukan sidak, harga dan stok pangan di Kotim dinilai stabil