Pangkalan Bun (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah menyatakan, bahwa data menunjukkan sekitar 1.400 keluarga di wilayah setempat teridentifikasi masuk dalam kategori rentan atau berisiko stunting sehingga perlu penanganan lebih intensif dan berkelanjutan.
"Tentunya dalam hal ini kita akan melakukan penanganan secara insentif dan berkelanjutan, dan melibatkan berbagai pihak termasuk Posyandu, Puskesmas serta masyarakat setempat," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Kobar Rody Iskandar di Pangkalan Bun, Rabu.
Dalam hal ini Pemkab Kobar telah menentukan sepuluh lokasi khusus, untuk difokuskan dalam program penanganan stunting di wilayah setempat. Upaya ini agar hasilnya bisa lebih optimal.
Dia mengungkapkan, peranan kepala desa dan camat juga sangat diperlukan, salah satunya dengan melakukan inovasi-inovasi di posyandu, kegiatan yang menarik agar masyarakat lebih berminat untuk datang ke posyandu.
"Desa dan camat harus berinovasi, seperti melaksanakan edukasi atau kampanye kesehatan yang menarik di posyandu, agar masyarakat merasa tertarik dan memahami pentingnya posyandu," ungkapnya.
Baca juga: Dinsos Kobar perkuat koordinasi tangani kasus warga telantar
Rody mengatakan, posyandu memegang peranan penting dalam mengawasi tumbuh kembang anak, terutama untuk mendeteksi dini tanda-tanda stunting. Posyandu dinilai efektif dalam optimalisasi upaya pencegahan stunting.
"Oleh karena itu, kami mengimbau bagi ibu hamil dan ibu balita diminta untuk datang ke posyandu untuk mendapatkan layanan kesehatan dan pemantauan gizi," ucapnya.
Dia menyampaikan, diperlukan sinergi antara pemerintah dan tenaga kesehatan serta masyarakat itu sendiri, sebagai langkah nyata untuk kelancaran penanganan stunting tersebut.
"Kunci keberhasilan program ini adalah kolaborasi di berbagai level, baik di tingkat keluarga maupun pemerintah desa," katanya.
Rody menambahkan, meskipun Kabupaten Kobar telah berhasil meraih prestasi dalam penanganan stunting di Kalimantan Tengah, tetapi hal tersebut tidak cukup yang artinya Kobar ke depan masih banyak tantangan yang harus dihadapi.
"Saya harap prestasi yang berhasil kita raih, dapat menjadi acuan semangat kita untuk terus berinovasi dan memperbaiki program penanganan stunting di kobar lebih baik lagi, agar hal terus dapat berdampak jaka panjang bagi kualitas generasi muda kita ke depan," demikian Rody Iskandar.
Baca juga: Pemkab Kobar tangani jalan berlubang melalui program Nol Lubang
Baca juga: HKN ke-60 harus jadi motivasi Dinkes tingkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Kobar
Baca juga: Bantu wujudkan kesejahteraan petani, Polres Kobar luncurkan program Bhatani
"Tentunya dalam hal ini kita akan melakukan penanganan secara insentif dan berkelanjutan, dan melibatkan berbagai pihak termasuk Posyandu, Puskesmas serta masyarakat setempat," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Kobar Rody Iskandar di Pangkalan Bun, Rabu.
Dalam hal ini Pemkab Kobar telah menentukan sepuluh lokasi khusus, untuk difokuskan dalam program penanganan stunting di wilayah setempat. Upaya ini agar hasilnya bisa lebih optimal.
Dia mengungkapkan, peranan kepala desa dan camat juga sangat diperlukan, salah satunya dengan melakukan inovasi-inovasi di posyandu, kegiatan yang menarik agar masyarakat lebih berminat untuk datang ke posyandu.
"Desa dan camat harus berinovasi, seperti melaksanakan edukasi atau kampanye kesehatan yang menarik di posyandu, agar masyarakat merasa tertarik dan memahami pentingnya posyandu," ungkapnya.
Baca juga: Dinsos Kobar perkuat koordinasi tangani kasus warga telantar
Rody mengatakan, posyandu memegang peranan penting dalam mengawasi tumbuh kembang anak, terutama untuk mendeteksi dini tanda-tanda stunting. Posyandu dinilai efektif dalam optimalisasi upaya pencegahan stunting.
"Oleh karena itu, kami mengimbau bagi ibu hamil dan ibu balita diminta untuk datang ke posyandu untuk mendapatkan layanan kesehatan dan pemantauan gizi," ucapnya.
Dia menyampaikan, diperlukan sinergi antara pemerintah dan tenaga kesehatan serta masyarakat itu sendiri, sebagai langkah nyata untuk kelancaran penanganan stunting tersebut.
"Kunci keberhasilan program ini adalah kolaborasi di berbagai level, baik di tingkat keluarga maupun pemerintah desa," katanya.
Rody menambahkan, meskipun Kabupaten Kobar telah berhasil meraih prestasi dalam penanganan stunting di Kalimantan Tengah, tetapi hal tersebut tidak cukup yang artinya Kobar ke depan masih banyak tantangan yang harus dihadapi.
"Saya harap prestasi yang berhasil kita raih, dapat menjadi acuan semangat kita untuk terus berinovasi dan memperbaiki program penanganan stunting di kobar lebih baik lagi, agar hal terus dapat berdampak jaka panjang bagi kualitas generasi muda kita ke depan," demikian Rody Iskandar.
Baca juga: Pemkab Kobar tangani jalan berlubang melalui program Nol Lubang
Baca juga: HKN ke-60 harus jadi motivasi Dinkes tingkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Kobar
Baca juga: Bantu wujudkan kesejahteraan petani, Polres Kobar luncurkan program Bhatani