Sampit (ANTARA) - Forum Partisipasi Publik untuk Kesejahteraan Perempuan dan Anak (Puspa) Kalimantan Tengah bekerjasama dengan Puspa Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) dan Dinas PPPAPPKB Kotim menggelar sosialisasi pencegahan perkawinan usia anak dan 'bullying' yang diikuti ratusan pelajar di Sampit.
"Perkawinan usia anak tidak hanya mengancam kesehatan dan keselamatan generasi muda, tetapi juga memengaruhi kesempatan mereka untuk meraih pendidikan yang layak dan mempersiapkan masa depan yang lebih baik," kata Sementara Bupati Kotim Shalahuddin melalui Staf Ahli Bupati Kotim Rusmiati saat membuka kegiatan, Kamis.
Kegiatan yang dilaksanakan di Gedung Wanita Sampit ini diikuti ratusan peserta yang terdiri pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) beserta guru pendamping.
Narasumber yang dihadirkan berasal dari Forum Puspa Kalteng, Kepala Dinas PPPAPPKB Kotim Imam Subekti, RSUD dr Mujani Sampit Ari Anisa Spsi Mpsi dan dr Noor Assyifa Z Sp.OG serta Ketua Forum Puspa Kotim Forisni Aprilista.
Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur mendukung kegiatan ini karena dinilai sangat penting menyangkut masa depan anak-anak di wilayah ini. Isu perkawinan usia anak dan bullying atau kekerasan adalah dua hal yang membutuhkan perhatian serius.
Permasalahan perkawinan usia anak dan bullying di kalangan remaja saat ini menjadi perhatian bersama. Perkawinan usia anak memiliki dampak besar pada masa depan anak-anak.
Baca juga: SMPN 1 Sampit jadi contoh penerapan komunitas belajar
Untuk itu penting bagi semua pihak untuk bersama-sama mengedukasi, mendampingi, dan melindungi anak-anak di wilayah ini agar tidak terjebak dalam perkawinan usia dini.
Pemerintah daerah berharap dengan adanya sosialisasi ini, anak-anak dapat memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam tentang bahaya perkawinan usia dini dan dampak negatif bullying. Tujuannya agar anak-anak dapat menjadi generasi yang mandiri, kuat, dan berani dalam mengambil sikap yang positif.
"Begitu pula, peran guru, orang tua, dan masyarakat sangat diperlukan dalam menciptakan ekosistem yang mendukung anak-anak kita agar mereka tumbuh dengan baik dan terlindungi," harapnya.
Sementara itu, Wakil Ketua III Forum Puspa Kalteng Lily Hadiani menjelaskan, Forum Puspa merupakan forum partisipasi publik untuk kesejahteraan perempuan dan anak yang dibentuk untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mensejahterakan perempuan dan anak.
Forum Puspa Kalteng merupakan mitra dari pemerintah daerah untuk bersama-sama mengatasi permasalahan perempuan dan anak.
"Forum Puspa perlu bekerjasama membantu pemerintah daerah dalam mengatasi permasalahan Perempuan dan Anak. Untuk itu kami selalu bersinergi agar semua dapat ditangani bersama-sama," demikian Lily Hadiani.
Baca juga: KPU Kotim utamakan distribusi logistik ke daerah terjauh dan tersulit
Baca juga: Program makanan bergizi gratis pengaruhi alokasi anggaran di Kotim
Baca juga: Ratusan warga binaan Lapas Sampit ikuti sosialisasi Pilkada 2024
"Perkawinan usia anak tidak hanya mengancam kesehatan dan keselamatan generasi muda, tetapi juga memengaruhi kesempatan mereka untuk meraih pendidikan yang layak dan mempersiapkan masa depan yang lebih baik," kata Sementara Bupati Kotim Shalahuddin melalui Staf Ahli Bupati Kotim Rusmiati saat membuka kegiatan, Kamis.
Kegiatan yang dilaksanakan di Gedung Wanita Sampit ini diikuti ratusan peserta yang terdiri pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) beserta guru pendamping.
Narasumber yang dihadirkan berasal dari Forum Puspa Kalteng, Kepala Dinas PPPAPPKB Kotim Imam Subekti, RSUD dr Mujani Sampit Ari Anisa Spsi Mpsi dan dr Noor Assyifa Z Sp.OG serta Ketua Forum Puspa Kotim Forisni Aprilista.
Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur mendukung kegiatan ini karena dinilai sangat penting menyangkut masa depan anak-anak di wilayah ini. Isu perkawinan usia anak dan bullying atau kekerasan adalah dua hal yang membutuhkan perhatian serius.
Permasalahan perkawinan usia anak dan bullying di kalangan remaja saat ini menjadi perhatian bersama. Perkawinan usia anak memiliki dampak besar pada masa depan anak-anak.
Baca juga: SMPN 1 Sampit jadi contoh penerapan komunitas belajar
Untuk itu penting bagi semua pihak untuk bersama-sama mengedukasi, mendampingi, dan melindungi anak-anak di wilayah ini agar tidak terjebak dalam perkawinan usia dini.
Pemerintah daerah berharap dengan adanya sosialisasi ini, anak-anak dapat memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam tentang bahaya perkawinan usia dini dan dampak negatif bullying. Tujuannya agar anak-anak dapat menjadi generasi yang mandiri, kuat, dan berani dalam mengambil sikap yang positif.
"Begitu pula, peran guru, orang tua, dan masyarakat sangat diperlukan dalam menciptakan ekosistem yang mendukung anak-anak kita agar mereka tumbuh dengan baik dan terlindungi," harapnya.
Sementara itu, Wakil Ketua III Forum Puspa Kalteng Lily Hadiani menjelaskan, Forum Puspa merupakan forum partisipasi publik untuk kesejahteraan perempuan dan anak yang dibentuk untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mensejahterakan perempuan dan anak.
Forum Puspa Kalteng merupakan mitra dari pemerintah daerah untuk bersama-sama mengatasi permasalahan perempuan dan anak.
"Forum Puspa perlu bekerjasama membantu pemerintah daerah dalam mengatasi permasalahan Perempuan dan Anak. Untuk itu kami selalu bersinergi agar semua dapat ditangani bersama-sama," demikian Lily Hadiani.
Baca juga: KPU Kotim utamakan distribusi logistik ke daerah terjauh dan tersulit
Baca juga: Program makanan bergizi gratis pengaruhi alokasi anggaran di Kotim
Baca juga: Ratusan warga binaan Lapas Sampit ikuti sosialisasi Pilkada 2024