Sampit (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah melalui Puskesmas Baamang I melakukan fogging di lingkungan SMAN 2 Sampit pasca seorang warga di dekat sekolah tersebut terserang Demam Berdarah Dengue (DBD).
“Pelaksanaan fogging ini adalah siklus yang kedua yang dilaksanakan Dinkes Kotim bersama Puskesmas Baamang I, karena sebelumnya sudah ditemukan kasus DBD di kompleks yang berada di belakang sekolah ini,” kata Staf Puskesmas Baamang I Bimbi Ambar di Sampit, Kamis.
Ia menjelaskan, belum lama ini pihaknya menerima pasien positif DBD sehingga dilakukan penyelidikan epidemiologi di lapangan dan dilaporkan kepada Dinkes Kotim. Kemudian, dari dinas menginstruksikan agar dilakukan fogging untuk mencegah kenaikan kasus DBD.
Fogging dilakukan dengan cara pengasapan menggunakan insektisida untuk membunuh nyamuk yang berada di udara dan mengurangi populasi nyamuk di suatu area, karena penyebab utama DBD adalah infeksi virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti.
Walaupun, hasil penyelidikan epidemiologi diduga pasien yang terinfeksi virus DBD di lingkungan rumahnya dan bukan lingkungan sekolah, tetapi fogging tetap dilakukan secara menyeluruh sebagai langkah antisipasi.
Selain lingkungan rumah dari pasien yang terinfeksi DBD, fogging juga dilakukan di tiga sekolah menengah atas di Jalan Kerinci Kelurahan Baamang Hilir Kecamatan Baamang, salah satunya SMAN 2 Sampit.
“Fogging ini dilakukan di lokasi-lokasi yang berpotensi jadi sarang nyamuk, termasuk di dalam ruang kelas, dengan demikian diharapkan tidak ada kenaikan kasus DBD, khususnya di wilayah ini,” ucapnya.
Baca juga: Picu kecelakaan, legislator Kotim sarankan sosialisasi bahaya layangan
Disamping kegiatan fogging yang dilakukan melalui dinas atau instansi terkait, pihaknya juga masyarakat untuk melakukan langkah-langkah pencegahan DBD, di antaranya dengan menjaga kebersihan lingkungan dan mencegah gigitan nyamuk.
Beberapa tindakan yang bisa dilakukan antara lain adalah 3M Plus, yaitu menguras, menutup, dan mengubur tempat penampungan air. Selain itu, penting juga untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar, serta menghindari gigitan nyamuk dengan menggunakan kelambu atau obat nyamuk.
“Dengan meningkatkan kewaspadaan dan melakukan langkah-langkah pencegahan, penyebaran DBD dapat diminimalisir dan masyarakat dapat terhindar dari penyakit ini,” pungkasnya.
Kepala SMAN 2 Sampit Kodarahim menyambut baik kegiatan fogging ini karena dianggap sebagai langkah efektif untuk mencegah penyebaran penyakit DBD di lingkungan sekolah.
Ia pun berterima kasih dengan Dinkes dan Puskesmas Baamang I yang telak melaksanakan kegiatan fogging di sekolahnya. Walaupun, sejauh ini ia tidak mendapat laporan terkait siswa di sekolah itu yang terpapar DBD, namun langkah antisipasi ini tetap perlu dilakukan.
Adapun, untuk menghindari paparan asap fogging terhirup, maka seluruh peserta didik di SMAN 2 Sampit dipulangkan lebih awal.
“Dengan dilakukannya fogging, kami berharap lingkungan sekolah menjadi lebih bersih dan aman bagi siswa serta staf sekolah, sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan lancar,” demikian Kodarahim.
Baca juga: Pemkab Kotim luncurkan NIPDes untuk keakuratan data perangkat desa
Baca juga: Penggantian Jembatan Sei Lenggana, pengendara diminta perhatikan muatan
Baca juga: Picu kecelakaan, Wabup Kotim imbau masyarakat tidak sembarangan bermain layangan