Sampit (ANTARA) - Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah memberikan penghargaan kepada para pendonor yang telah aktif mendonorkan darahnya secara sukarela.
“Penghargaan ini bentuk apresiasi kami dari PMI Kotim bagi para pendonor,” kata Kepala Unit Donor Darah (UDD) PMI Kotim Aldila Tiurmawati Lumban Gaol di Sampit, Rabu.
Ada tiga pendonor yang mewakili penerimaan penghargaan tersebut, yakni Suratin dengan capaian donor darah mencapai 50 kali, Andri Riyadi 25 kali dan M Uji Fernanda 10 kali. Adapun, penghargaan yang diberikan berupa lencana, piagam dan bingkisan.
Aldila menjelaskan, penghargaan ini sebagai bentuk apresiasi kepada para pendonor karena pihaknya menilai donor darah merupakan salah satu bentuk nyata kemanusiaan, karena dapat membantu sesama manusia yang membutuhkan.
Selain itu, pihaknya juga berharap dengan penghargaan ini bisa mendorong masyarakat lainnya untuk mendonorkan darah. Terutama bagi usia 18 hingga 30 tahun yang tergolong usia produktif sehingga berpotensi untuk melakukan donor darah jangka panjang.
“Harapan kami seperti itu, semoga masyarakat tergerak hatinya untuk terus mendonorkan darahnya dan bisa membantu sesama yang membutuhkan darah,” imbuhnya.
Baca juga: Bupati Kotim tanggapi rencana kerja sama Agrinas dan BUMD
Penghargaan diberikan kepada para pendonor yang dibagi dalam tiga kategori sesuai jumlah kegiatan donor yang telah dilakukan. Total ada 970 pendonor yang telah menerima penghargaan dari PMI Kotim, yakni untuk donor 50 kali ada 85 orang, 25 kali 335 orang dan 10 kali sebanyak 550 orang.
Aldila menambahkan, demi keamanan minimal stok darah yang tersedia di PMI Kotim adalah 50-60 kantong per golongan darah. Untuk memastikan stok darah selalu tersedia pihaknya terus mendorong masyarakat agar rutin melakukan donor darah beberapa bulan sekali.
Umumnya antusiasme masyarakat Kotim untuk donor darah sudah cukup baik. Dalam sehari minimal ada 20 orang yang donor darah di PMI Kotim dan ketika ada kegiatan donor darah massal pesertanya bisa mencapai ratusan.
Hanya saja pada kondisi tertentu, seperti saat Ramadhan antusiasme itu menurun. Hal itu lantaran masyarakat, khususnya umat Islam takut bahwa dengan melakukan donor darah pada siang hari dapat membatalkan puasa.
“Padahal menurut fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) donor darah itu tidak membatalkan puasa. Tapi itu kembali kepada diri masing-masing. Ketika Ramadan itu kebanyakan donor pada malam hari, makanya kami juga menyesuaikan jam buka selama Ramadan,” demikian Aldila.
Baca juga: Pemkab Kotim perkuat sinergi lintas sektor dalam penanggulangan penyakit
Salah seorang pendonor yang menerima penghargaan, Suratin mengaku sudah mendonorkan darahnya sebanyak 56 kali. Hal itu ia lakukan sejak 2014.
“Alhamdulillah, dengan donor darah ini bisa menyehatkan diri sendiri dan yang utama niat saya adalah ikhlas untuk membantu orang yang membutuhkan, karena banyak saudara kita yang sakit sangat membutuhkan dan sekantong darah bisa memperpanjang usia mereka,” ucapnya.
Anggota kepolisian di Satreskrim Polres Kotim ini bercerita, hal yang mendorongnya untuk melakukan donor darah pertama kali adalah ketika istrinya sedang melahirkan anak ketiga mereka dan kemudian mengalami pendarahan.
Saat itu ia menyadari betapa pentingnya sekantong darah untuk membantu orang yang membutuhkan. Mulai dari itu ia termotivasi untuk melakukan donor darah selama ia masih diberikan umur dan kesehatan.
Kemudian, ia pun merasakan manfaat donor darah yang membuatnya merasa lebih sehat dan bugar, sehingga ia semakin bersemangat untuk rutin donor darah.
“Awalnya saya donor darah setiap tiga bulan sekali, kemudian ada perubahan regulasi jadi saya bisa donor setiap dua bulan sekali. Setiap tiba waktu donor saya akan menerima pemberitahuan, sampai dengan sekarang sudah 56 kali saya donor,” tuturnya.
Baca juga: KONI Kotim dukung Futsal Fasara Cup V untuk pembinaan olahraga
Baca juga: DPRD Kotim dukung Harhubnas sebagai momentum peningkatan transportasi
Baca juga: Usia 80 tahun, PMI Kotim bertekad terus berkembang