Pulang Pisau (ANTARA) - Kepala Dinas Sosial Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah Wahyu Jatmiko melalui Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Evy Herawati mengungkapkan pembangunan Sekolah Rakyat yang direncanakan berlokasi di Desa Mentaren II, Rey 7, masih menunggu realisasi dari pemerintah pusat.
"Saat ini pembangunan fisik memang masih belum dimulai," kata Evy di Pulang Pisau, Kamis.
Dia menjelaskan usulan awal pembangunan Sekolah Rakyat hanya sekitar lima hektare dari luas tanah 19 hektare. Ia menyampaikan setelah verifikasi dari Balai Penataan Bangunan Sarana Prasarana Kementerian Pekerjaan Umum, disarankan agar luasnya ditambah menjadi tujuh hektare agar fasilitas bisa lebih memadai.
“Jika hanya lima hektare, area tersebut hanya cukup untuk bangunan utama sekolah saja, sementara fasilitas pendukung seperti lapangan bermain dan sarana olahraga masih belum tersedia,” ujarnya.
Dikatakannya, tim verifikasi dari pihak ketiga sebelumnya telah meninjau langsung lokasi menggunakan teknologi drone, mengambil dokumentasi, hingga mengukur batas-batas topografi. Langkah itu dilakukan agar tata ruang pembangunan tidak berbenturan dengan rencana pembangunan fasilitas lain, termasuk Balai Latihan Kerja (BLK).
“Mereka ingin memastikan sekolah rakyat ini tidak hanya berdiri sebagai gedung, tetapi juga dilengkapi sarana penunjang,” jelasnya.
Baca juga: Bapenda Pulang Pisau optimalkan layanan perizinan dan pajak di MPP
Evy menambahkan, dalam rencana yang diusulkan itu, Sekolah Rakyat ini nantinya menjadi kawasan terpadu yang di dalamnya tersedia asrama, sarana pramuka, hingga ruang pelatihan kerja yang bisa digunakan.
“Rancangan Sekolah Rakyat ini tidak hanya fokus pada kegiatan belajar mengajar,” tegasnya.
Evy menyampaikan pihaknya telah mengusulkan penyediaan enam rombongan belajar (rombel) untuk jenjang Sekolah Dasar (SD), 12 rombel untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan 12 rombel untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) sehingga Sekolah Rakyat ini bisa menampung kebutuhan pendidikan masyarakat sekitar.
“Harapan kami, pembangunan ini dapat membuka akses pendidikan yang lebih luas," jelasnya.
Menurut Evy, anak-anak yang sebelumnya kesulitan melanjutkan sekolah bisa terbantu dengan fasilitas lengkap yang terintegrasi dalam satu kawasan pendidikan terpadu.
"Saat ini pembangunan fisik memang belum dimulai, namun proses administrasi dan perencanaan masih terus berjalan," demikian Evy Herawati.
Baca juga: Wabup Pulpis: Jangan jadikan perpustakaan hanya tempat penyimpanan buku
Baca juga: Kasus HIV/AIDS di Pulang Pisau terus meningkat
Baca juga: Sidak Wabup Pulang Pisau masih temukan ASN lalai absensi