Sampit (ANTARA) - Berbagai cara dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah mempromosikan Museum Kayu Sampit agar lebih dikenal lagi, di antaranya lewat komunitas olahraga lari dengan menggelar kegiatan bertajuk Museum Run 2025.

"Ini salah satu cara kita menarik minat masyarakat untuk lebih mengenal keberadaan Museum Kayu. Ke depan kegiatan ini akan kita buat lebih besar lagi dengan melibatkan berbagi komunitas runners se Kota Sampit," kata Kepala Disbudpar Kotawaringin Timur, Wim RK Benung di Sampit, Senin.

Kegiatan yang digelar pada Minggu (19/10) itu disambut antusias masyarakat. Ada lebih dari 200 orang peserta berpartisipasi dalam kegiatan lari dengan menempuh jarak sejauh 5 kilometer tersebut.

Kegiatan ini juga digelar dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun ke-21 Museum Kayu Sampit. Usai lari, acara semakin meriah karena diisi berbagai suguhan seperti tari tradisional, permainan tradisional dan kegiatan menarik lainnya.

Disbudpar berharap Museum Kayu Sampit menjadi tempat yang ramah bagi seluruh masyarakat, tidak terkecuali generasi muda. Untuk itu Museum Kayu bukan sekadar tempat menyimpan koleksi benda bersejarah, tetapi juga menjadi tempat yang nyaman bagi masyarakat untuk menggelar berbagai kegiatan positif. 

"Kami berharap, Museum Kayu Sampit dapat terus menjadi wadah bagi masyarakat untuk berkumpul dan melakukan kegiatan yang positif," demikian Wim RK Benung.

Baca juga: Legislator Kotim minta pemkab segera bersihkan drainase cegah banjir

Kepala Unit Pelaksana Teknis Museum Kayu Sampit Dwi Astuti Wardhani mengaku senang karena kegiatan Museum Run berlangsung meriah dan penuh antusiasme. Kegiatan yang mengusung semangat kebersamaan dan pelestarian budaya ini diikuti oleh peserta dari berbagai kalangan, mulai dari pelajar, komunitas olahraga, hingga masyarakat umum.

Selain ajang lari santai yang menjadi kegiatan utama, Museum Run juga dimeriahkan dengan berbagai permainan tradisional seperti balogo dan lompat tali yang mengundang tawa dan semangat nostalgia para peserta. 

Suasana kian semarak dengan lomba foto terkeren di Instagram Story, di mana peserta diajak mengabadikan momen terbaik mereka selama acara berlangsung.

"Kegiatan ini juga menjalin mitra kerja sama dengan komunitas lari di Sampit yaitu fvckinpace.running," demikian Dwi Astuti Wardhani.

Museum Kayu Sampit merupakan kebanggaan Kotawaringin Timur, bahkan Provinsi Kalimantan Tengah. Museum ini merupakan satu-satunya Museum Kayu yang ada di Kalimantan Tengah. 

Museum ini didirikan 6 Oktober 2004 untuk mengenang masa kejayaan sebuah perusahaan besar berdiri pada 1948 di Kotawaringin Timur dengan nama Naamloze Vennootchap (NV) Bruynzeel Dayak Houtbedrijven (BDH), yang populer dengan lidah orang lokal yang juga multietnis disebut Brengsel, atau sebutan familiar lainnya Brensel.

Perusahaan tersebut merupakan sebuah penggergajian dan pengolahan kayu besar, ditopang peralatan canggih di eranya. Kehidupan Brengsel memberikan dampak luar biasa terhadap perkembangan Kota Sampit menjadi daya tarik bagi pencari kerja dan membuka lapangan kerja

Selain koleksi benda terkait industri perkayuan di masa lampau, Museum Kayu juga memiliki koleksi benda lainnya seperti perabot rumah tangga, seni, budaya dan ada kerangka ikan paus. Saat ini koleksi benda itu ada sekitar 200 item.

Baca juga: Legislator Kotim bersikap realistis dan tak banyak janji saat reses

Baca juga: Komisi I DPRD Kotim segera bahas skema hadapi efisiensi anggaran

Baca juga: DPRD Kotim dorong percepatan sirkuit atasi maraknya balapan liar


Pewarta : Norjani
Uploader : Admin 1
Copyright © ANTARA 2025